Himbauan

Setelah insiden pencurian yang menimpa Pak Dodot dan istrinya Bu Tuti semalam, kepala desa baru melaporkan kejadian tersebut pada pihak yang berwajib pada keesokan harinya karena jarak desa dengan kantor polisi terbilang cukup jauh, butuh dua sampai tiga jam perjalanan waktu yang di tempuh jika menggunakan sepeda untuk keluar dari desa dan menemukan kantor pos terdekat, untuk melaporkan kasus pencurian tersebut.

Desa tempat Uwak Tuni tinggal memang masih tergolong terbelakang dan jauh dari kata maju, rumah-rumah di pedesaan itupun masih sangat jarang tapi walaupun demikian masih ada sebagian orang yang mau datang ke desa tersebut untuk sekedar membeli tanah karena harga tanah di desa tersebut masih tergolong murah, orang yang pintar melihat kesempatan itu akan membeli tanah di desa itu kemudian baru akan dijual kembali setelah lima atau sepuluh tahun kedepannya untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Ada juga yang datang karena memang ingin membuka lahan baru untuk menetap di desa tersebut dan bertani ataupun berkebun.

“Tok, Tok, Tok.”

“Permisi.. Permisi..."

Terdengar suara pintu rumah Wak Tuni di ketuk beberapa kali tanda ada seseorang yang datang berkunjung di rumah itu. Wak Tuni yang mendengar suara pintu rumahnya di ketuk segera menghentikan aktivitasnya sebentar, wak Tuni sekarang sedang mengasah badik miliknya yang sering ia bawa untuk berkebun.

“Siapa yang datang Doni?” Wak Tuni berteriak menanyakan siapa yang datang berkunjung pada Doni yang ada dalam rumah sementara dirinya masih sibuk mengasah badiknya di belakang rumahnya.

“Sebentar wak, Doni periksa dulu." Doni berteriak dari dalam rumah menjawab pertanyaan kakeknya.

Doni segera berjalan menuju pintu dan membukanya, terlihat dua orang polisi lengkap dengan seragamnya tengah berdiri di depan pintu rumah.

Melihat dua orang tersebut Doni langsung memperhatikan dengan seksama kedua tamunya itu. Polisi yang satu bertubuh gempal dengan senyuman yang mengembang di wajahnya saat melihat si pemilik rumah membukakan pintu, sementara polisi yang satunya berbadan kurus dan sedikit lebih tinggi dibanding rekan polisinya yang sedang berdiri di sampingnya. Doni melirik papan nama yang menempel di dada kedua polisi tersebut tertulis pada papan nama si pemilik tubuh gempal bernama Dimas dan polisi yang satunya bernama Sukri.

“Orang tua mu ada nak?” Polisi berbadan gempal bertanya dengan ramah pada Doni.

“Saya tidak tinggal dengan orang tua saya, tapi dengan uwak saya." Doni langsung menjawab pertanyaan yang diberikan untuknya.

“Bisa kamu panggilkan uwak mu?”

“Silahkan duduk dulu pak Dimas dan pak Sukri, saya akan memanggilkan uwak saya. " Doni mempersilahkan kedua polisi tersebut duduk dengan sopan.

Kedua polisi tersebut terkejut dan saling beradu pandang mendengar Doni menyebutkan namanya sementara mereka berdua belum pernah memperkenalkan diri dari tadi.

“Dari mana kamu tahu nama kami?” Polisi bertubuh kurus tersebut bingung dan langsung menanyakan pada Doni bagaimana ia bisa tahu namanya.

“Ah, itu aku tahu karena membacanya di papan nama bapak, di sana tertulis atas nama Dimas dan yang satunya bernama Sukri. "

Doni menjawab sembari menunjuk papan nama yang menempel pada pakaian seragam kedua polisi yang ada di hadapannya itu.

“Aku kira tadi kamu cenayang, jadi bisa langsung tahu nama orang HAHAH." Dimas polisi bertubuh gempal itu berbicara dengan nada bercanda kepada Doni kemudian di susul dengan suara tawanya yang besar.

Doni terkekeh mendengar penuturan petugas tersebut dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. kemudian kembali masuk ke dalam rumah meniggalkan kedua polisi itu di teras, Doni berjalan menuju pintu belakang memanggil kakeknya yang masih sibuk dengan aktivitasnya mengasah badik miliknya.

“Wak ada polisi yang datang, katanya mau ketemu uwa. "

“Iya, iya uwak datang. "

Wak Tuni segera meletakkan badik yang sudah diasahnya itu, segera mencuci bersih tangannya dengan air dan berjalan masuk ke dalam rumah, menghampiri kedua polisi yang sudah duduk di teras rumahnya itu.

“Perkenalkan wak nama saya Sukri dan ini rekan saya Dimas. " Melihat si pemilik rumah datang kedua polisi tersebut langsung berdiri menyambut wak Tuni dan bergantian berjabat tangan dengan wak Tuni.

“Nama saya Tuni." Wak Tuni memperkenalkan dirinya secara singkat.

“Begini kami datang karena kasus pencurian semalam”. Polisi berbadan gempal memulai pembicaraan.

“Iya bagaimana perkembangan kasusnya apa pencurinya sudah ditangkap?” Wak Tuni dengan antusias bertanya kepada kedua polisi tersebut.

“ Kami sudah menyelidiki kasus ini dan disimpulkan bahwa kasus ini bukan kasus pencurian melainkan hanya hewan liar dari hutan yang masuk ke pemukiman warga. Jadi kami ditugaskan mendatangi setiap rumah penduduk desa untuk menghimbau agar selalu berhati-hati saat keluar dari rumah dan selalu waspada dengan mengunci pintu dan jendela agar kasus ini tidak terulang dan tidak ada lagi penduduk desa yang mengalami hal serupa seperti pak Dodot. "

Dimas, polisi bertubuh gempal tersebut menceritakan panjang lebar dan memberi himbauan pada wak Tuni.

“Tidak mungkin itu ulah hewan liar itu sudah jelas ulah manusia”. Doni memberi pendapat tanpa dimintai karena tidak setuju dengan ucapan kedua polisi yang ada di depannya itu.

“Kenapa kamu bisa seyakin itu memberikan pendapat?" Sukri, polisi bertubuh kurus dan tinggi itu dengan nada menekan membalas pendapat dari Doni.

“Itu sudah jelas, karena tidak mungkin kan hewan liar bisa memukul hingga membuat pingsan pak Dodot, hewan liar juga tidak terlalu suka cahaya dan kalau itu memang hewan liar apa gunanya di mengobrak-abrik isi lemari, kenapa tidak mengambil hewan ternak saja toh hewan biasanya masuk ke pemukiman hanya untuk mencari makanan."

Doni menjelaskan panjang lebar teorinya kepada kedua polisi tersebut.

“Tapi faktanya dia tidak mengambil barang berharga apapun dan sudah jelas itu adalah ulah hewan dari hutan karena di sekujur tubuh pak Dodot terdapat luka goresan.” Sukri menjelaskan pada Doni kenapa pihak kepolisian menganggap kasus ini bukan kasus pencurian dan hanya ulah hewan liar dari hutan yang masuk ke pemukiman warga.

“Tapi harusnya kepoli... ”

“Kau cukup pintar menganalisa nak, tapi kamu masih harus banyak belajar." Belum sempat Doni menyelesaikan ucapannya tiba-tiba saja Dimas polisi bertubuh gempal itu memotong perkata Doni.

“Kalau memang teorimu benar nak, kamu harus membuktikannya dengan fakta bukan hanya pendapat berikan landasan agar orang-orang bisa percaya padamu.” Sukri memberi penjelasan pada Doni yang masih percaya pada teorinya bahwa yang melakukan ulah semalam adalah manusia bukan hewan yang masuk ke pemukiman warga.

“Baik akan ku buktikan, tunggu saja."

Doni masih bersikukuh pada ucapannya tadi dia bertekad untuk membuktikannya pada kedua polisi yang sedang memojokkannya itu, dan juga Doni berfikir kasus ini memang harus diselesaikan karena akan berbahaya jika terus dibiarkan.

“hahah baiklah nak silahkan, aku akan menontonmu saat bermain detiktif- detektifan." Sukri tertawa memojokkan Doni.

“Kedua petugas ini ada benarnya nak."

Wak Tuni berbicara menengahi keduanya agar tidak terjadi perselisihan antara cucunya dan kedua polisi tersebut.

“Nah baiklah kalau begitu kami pamit wak, kami masih harus mendatangi para penduduk untuk memberikan himbauan.

“Iya.. iya silahkan pak."

Wak Tuni mempersilahkan kedua polisi tersebut pergi.

Setelah berpamitan dengan wak Tuni akhirnya kedua polisi tersebut pergi meninggalkan rumah wak Tuni untuk memberi himbauan pada penduduk desa lainnya.

“Baik. tunggu dan lihat saja akan aku buktikan."

...

...

Terpopuler

Comments

Ridho Widodo

Ridho Widodo

bagus don tunjukan pada kedua polisi malas itu...baru sidik sebentar langsung menyimpulkan....aneh

2024-01-27

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

bv

2022-10-13

0

Srie Wahyuni

Srie Wahyuni

punya insting tegas semangat doni

2022-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!