Menepati Janji

“Bangun... Bangun.. Bangun. "

Ratna menggoyang-goyangkan tubuh Doni yang masih tertidur nyenyak di atas kasur. Ratna sudah datang lebih dulu untuk menagih janji Doni yang akan menemaninya bermain di sungai.

“Kamu pagi- pagi sudah menyebalkan, sana pergi jangan ganggu. "

Doni dengan malas mendorong Ratna kebelakang merasa terganggu karena kehadirannya.

“Eh bangun kamu kan sudah janji kemarin. "

Ratna masih belum menyerah untuk membangunkan Doni, Ratna berusaha menarik tangan Doni sampai Doni mau terbangun.

“kalau tidak mau bagun aku teriak loh. Satu.. dua.. ttigg. "

Ratna mundur selangkah dari tempatnya berdiri semula, ia berhenti menarik- narik lengan Doni dan bersiap-siapa untuk berteriak membangunkan Doni yang masih berbaring di kasurnya.

“Iya.. iya ... "

Karena tidak mau mendengar suara cempreng Ratna akhirnya Doni terpaksa bangun dan mengikuti keinginan Ratna.

. . .

Ratna dan Doni sudah siapa berangkat ke sungai untuk memancing, Ratna menarik paksa Doni untuk mengikutinya sedangkan Doni dengan malas dan terpaksa mengikuti Ratna dari belakang.

“Ikan.. ikan. “

“Tangkap.. tangkap. "

Ratna bernyanyi dengan Riang sambil berjalan karena merasa sangat senang akan bermain di sungai, selama ini dirinya selalu mendapat larangan dari kedua orang tuanya jika ingin bermain di sungai.

Doni mengeritkan matanya, dan mencari sesuatu untuk memstikan keinginan Ratna ke sungai.

“Kamu mau tangkap ikan?”

“Iya akan aku tangkapa ikan yang paling besar nanti." Ratna dengan polosnya menjawab pertanyaan Doni.

“Kamu kok tidak membawa pancing atau jala untuk menagkap ikan, mau tangkap ikannya bagaimana?”

“Tenang saja Ratna sudah mempersiapkan segalanya. "

“Kita mau ke mana kok ke belakang rumah sih. "

"Sudah ikut saja, aku akan meminjam di perjalanan nanti. "

Ratna berjalan ke arah beakang rumah wak Tuni, Doni hanya bisa pasrah mengikuti Ratna dari belakang. Mereka beruda melewati dua perkebunan singkong dan sampai di sebuah gubuk kecil.

“Inikan rumah Roni, mau apa ke sini?”

“Sudah ikut saja, om Roni punya semua alat berburu pasti juga punya alat pancing dan jala untuk menagkap ikan. "

Setelah sampai di gubuk tempat Roni tinggal Ratna langsung menuju pintu depan dan berusaha membukanya tapi tidak bisa terbuka.

“Ini terkunci. "

Ratna menggaruk-garuk kepalanya berusaha berfikir bagaimana cara agar bisa masuk ke dalam gubuk tersebut.

“Eh kamu mau apa jangan di dorong-dorong. "

Melihat perbuatan Ratna yang ingin memasuki rumah orang secara paksa, Doni lalu berusaha menghentikannya.

Ratna tidak memperdulikan Doni yang sedang berusaha menghentikannya, dan masih terus berusaha mencari jalan untuk masuk ke dalam gubuk. Ratna berlari ke samping gubuk dan menemukan sebuah jendela Ratna berusaha mendorongnya tapi jendela yang di dorongnya itu juga terkunci. Ratna kemudian berlari menuju pintu belakang dan berusaha untuk membukanya. Ratna berhasil membuka pintu belakang yang memang tidak terkunci, merasa usahanya membobol rumah akhirnya berhasil Ratna meloncat kegirangan.

“Eh jangan masuk ke rumah orang sembarangan, tidak sopan kita tunggu pemiliknya datang dulu baru masuk. "

Doni menarik mundur tubuh Riana menahanya agar tidak masuk ke dalam gubuk tersebut.

“Saya penasaran apa isi gubuk om Roni karena setiap hari selalu ke hutan, kamu tidak penasaran?”

Doni merasa perkataan yang di ucapkan Ratna ada benarnya, Doni selalu penasaran dengan Roni karena selalu datang secara mendadak kemudian pergi dengan cara yang aneh. Doni juga merasakan sesuatu yang janggal dengan Roni karena sudah beberapa kali memergokinya melakukan tindakan aneh ataupun berbicara dengan orang dengan simbol atau kode. Doni mempunyai firasat bahwa Roni adalah orang yang berbahaya.

“Treeekkkkk."

Pintu belakang gubuk tersebut mengeluarkan bunyi berderit saat dibuka.

“Lihat pintunya terbuka. "

Ratna memberitahu Doni bahwa akhirnya usahanya membuka pintu berhasil.

“Iya pasti terbuka kan memang tidak terkunci."

Doni menimpali perkataan Ratna yang terdengar sombong karena telah membuka pintu rumah orang tanpa izin.

Setelah pintu gubuk milik Doni terbuka barulah mereka berdua akhirnya masuk ke dalam gubuk tersebut.

“Gelap."

Ratna bergumam pelan sembari memegang erat tangan Doni karena takut.

Di dalam Gubuk tersebut Doni maupun Ratna tidak bisa melihat apa-apa dengan jelas karena semuanya terlihat sangat gelap, pintu dan jendela tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk untuk menerangi isi gubuk.

Doni berjalan mencari letak jendela berniat untuk membukanya agar bisa melihat dengan baik. Doni berjalan menuju jendela sambil meraba-raba sekitarnya agar tidak terjatuh atau tersandung saat meraba meja yang ada di dekatnya doni merasa menyentuh cairan lengket di tangannya.

“Apa ini lengket dan berbau amis?”

Doni mencium cairan yang tidak sengaja di sentuhnya itu untuk memeriksa cairan apa itu tapi ia hanya bisa mencium bau dan merasakan tekstur saja tidak bisa melihat warnanya karena gelap.

“Apa.. apa yang kamu temukan aku tidak bisa melihat apapun di sini, cepat buka jendelanya."

Ratna mendengar gumaman Doni dan menjadi penasaran Ratna segera menyuruh Doni bergegas untuk membuka jendela ynag sudah ada didekatnya.

“Trek."

Suara deritan jendela terdengar saat Doni membukannya kemudian dengan cepat cahaya matahari menerangi seluruh isi gubuk. Doni dan Ratna menggosok-gosok matanya karena merasa ngilu setelah berada lama di tempat gelap kemudian melihat cahaya.

“Lihat."

Ratna terkejut melihat isi gubuk milik Roni. Wajah Ratna memucat dan bibirnya terkatub tidak bisa melanjutkan ucapannya.

“Apa ini!!”

Doni yang juga melihat isi rumah Roni juga ikut terkejut.

Terlihat di dinding gubuk milik Roni percikan-percikan berwarna merah menempel di sana dan juga ada sebuah genagan berwarna merah di bawah meja. Doni melihat badik di atas meja yang juga berwarna merah perlahan-lahan Doni mendekati Badik tersebut menyentuh cairan merah yang menempel di badik dan memeriksanya.

“Ini darah!!!”

Doni terkejut ternyata caira berwarna merah pekat yang menempel di dinding, di meja yang di sentunya tadi serta yang menempel pada badik adalah darah segar. Doni segera menarik Ratna keluar.

“Prakk."

Saat Doni berusaha keluar tiba-tiba saja jendela ynag tadi dibukanya tertutup kemudian di susul dengan pintu tempatnya masuk juga tertutup sehingga isi gubuk tersebut kembali gelap dan Doni maupun Ratna tidak bisa melihat apa-apa lagi.

Ratna sudah sangat ketakutan sehinggat tidak bisa lagi mengucapkan kata-kata Doni yang masih memegang tangan Ratna juga ikut merasakan tangan Ratna ynag sudah gemetar karena takut.

Doni segera merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya dan segera menyalakannya untuk meneragi ruangan. Kemudian samar-samar terlihat bayangan hitam besar dengan membawa badik berjalan ke arahnya.

“Aaaaaaaa!!”

Ratna berteriak ketakutan melihat bayangan tersebut.

“Anak-anak, apa yang kalian lakukan si sini?”.

“Om Roni!!”

“Roni."

Ratna dan Doni hampir bersamaan mengucapkan nama Roni. Roni ynag mengenali dua suara tersebut segera membuka kembali jendela dan menerangi ruangan dilihatnya dua anak sudah tersungkur jatuh ke lantai karena ketakutan. Roni segera membantu Doni dan Ratna untu berdiri dan mendudukkannya di kursi.

“Apa yang kalian lakukan di rumahku. "

“Maafkan Ratna om tadi Ratna mau meminjam jala dan alat pancing untuk menangkap ikan. Karena aku kira om Roni tidak ada di rumah jadi aku memaksa masuk."

“Oh begutu ceritanya kalian berdia menakut-nakutiku, aku pikir kalian pencuri atau hewan liar yang masuk ke dalam sini. "

“Bukannya terbalik Om?”

“Apa maksudmu? aku tidak menakut-nakutimu. "

Roni menatap Doni bingung tidak mengerti maksud dari ucapan Doni.

“Kenapa banyak darah di rumah om Roni?”

Doni berbicara sambil memutar bola matanya menyisiri seluruh isi ruangan yang dipenuhi bercak-bercak darah.

“Oh hahaha. Itu darah kelinci yang baru tadi ku sembeli mau kumasak. "

“Terus kenapa banyak darah ynag berceceran?”

“Tadi setelah kelincinya ku sembeli aku kira sudah mati eh tau-taunya masih hidup jadi darahnya berceceran deh. "

Roni menjawab pertanyaan dari Doni sembari mengigat-ingat kejadian yang baru saja ia alami dan terkekeh pelan.

“Kalian mau makan? Kebetulan aku sedang membakar daging kelinci di luar. "

Doni dan Ratna mengangguk mengiyakan kemudian mereka bertiga berjalan keluar gubuk ke tempat Roni membakar daging kelinci. Terlihat sebuah tungku sederhana yang terbuat dari batu-batu yang di kumpulkan kemudian di atasnya terlihat daging yang sudah menghitam karena terlalu lama berada di atas api.

“Wah dagingnya hampir gosong hahha. "

Roni terkekeh pelan sambil membolak-balikkan daging kelinci yang di bakarnya setelah merasa dagingnya sudah matang Roni meletakkan daging kelinci tersebut di atas daun pisang dan mempersilahkan Doni dan Ratna mencicipi hasil masakannya itu.

“Nah sudah matang, ayo makan. " Roni mempersilahkan Doni dan Ratna memakan masakannya.

“Enak om. " Ratna berteriak kegirangan karena merasa apa yang dimakannya itu terasa enak di dalam mulutnya dan rasa takutnya juga sudah menghilang. Kini Ratna sudah menjadi ratna yang biasanya.

Doni dan Ratna menikmati Daging kelinci bakar yang di berika Roni kepada keduanya. Setela merasa kenyang keduanya kemudian meminta maaf kepada Roni karena sudah lancang masuk ke dalam rumahnya tanpa izin.

“Sekali lagi kami minta maaf om”. Doni menunduk meminta maaf kepada Roni di ikuti oleh Ratna.

“Hahha tidak apa-apa, Oh ya tadi Ratna bilang mau pinjam pancingan sama jala yah tunggu sebentar. "

Roni masuk ke dalam gubuk miliknya menuju dapurnya dan mengambil sebuah pancingan dan jala yang ia gantung di dinding dapur kemudian keluar kembali menemui Doni dan Ratna.

“Ini jangan lupa di kembalikan yah”. Roni memberikan Ratna alat memancing dan sebuah jala untuk menagkap ikan.

“Wah terimkasih om. "

Setelah menerima pemberian dari Roni, Ratna dan Doni kemudian kembali ke rumah masing-masing dan batal ke sungai untuk menagkap ikan karena matahari sudah mau tenggelam mereka berdua terlalu lama bermain di rumah Roni sampai lupa kepada tujuan awalnya.

. . .

Terpopuler

Comments

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

doni kayak gak punya etika bicara ama Roni.
gua curiga kalau roni itu adalah Intel dam lagi menyamar tuk nangkep penjahat yg beraembunyi di Desa

2022-10-13

0

Muhammad Yazid

Muhammad Yazid

kyknya si roni ini intel deh , hehehe

2021-12-26

0

pak lurah

pak lurah

doni udh prnah ktemu sm sosok penjahitnya yg 2 ekor dlu.. 😁😁

2021-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!