Dua Orang Yang Kemarin

Doni: "Apaan sih jahat lo pada, eh tunggu sebentar liat ini baik-baik yah.”

Doni membuka galeri ponselnya dan memilih gambar yang ada makhluk aneh di dalamnya dan mengirimkannya pada teman-temannya.

Aldo: “Apaan tuh yang item-item?”

Nola: “Serem. Hantu kali.”

Reza: “kunang-kunangnya cantik Do, nemu di mana?”

Nola: “Eh nogol juga tapi salah server, orang lagi ngomongin hantu lo malah fokus ke kunang-kunangnya."

Doni: “Orang-orang di desa Uwak ku pada takut sama makhluk itu, menurut kalian itu apa?"

Aldo: “Hantu itu mah, matanya sampe merah begitu."

Nola: “Iya hantu kali."

Reza: “Bukan hantu."

Aldo: “Si Reza beneren salah server kali."

Doni: “Maksumu apa Za? Kalau bukan hantu apaan coba?”

Reza: “Coba deh perhatiin kunang-kunangnya nggak ada yang mau terbang di sekitar makhluk itu terus semak-semak yang ada di sekitarnya ada yang patah yah jelas itu makhluk hidup, kalau hantu kan nggak mungkin patah. Itu beruang kali atau hewan hutan."

Doni: “Teori lo masuk akal juga Za."

Aldo: “nggak ah, Reza salah kali, itu jelas-jelas hantu."

Doni: “Udahan ya, aku mau ke ladang bantu uwak ku."

Nola: “Sip."

Reza: “Doni. kalau pulang bawain oleh-oleh kunang-kunang yak."

Aldo: “Ok."

Doni mematikan ponsel miliknya dan menyimpannya di saku celananya kemudian beranjak dari posisi duduknya hendak turun dari atas batu, tapi saat bersiap-siap melompat turun Doni melihat dua orang laki-laki yang berpapasan dengannya kemarin sedang mendorong gerobak yang isi muatannya di tutupi terpal.

Doni segera melompat turun dari atas batu dan berjalan mendekati kedua laki-laki itu berniat untuk membantunya karena terlihat kewalahan mendorong gerobak.

“Biar saya bantu om."

Doni segera mengambil posisi di belakang gerobak dan mulai membantu untuk mendorong.

“Anak baik."

Laki-laki berbadan besar dan berkulit hitam berbalik dan melihat doni sementara laki-laki yang satunya hanya fokus mendorong gerobak tidak terlalu memperdulikan keberadaan Doni.

“Ini gerobaknya mau dibawa masuk ke hutan Om?"

Doni yang menyadari jalan yang ia lalui mengarah ke hutan, Doni merasa heran kenapa harus membawa gerobak dengan muatan penuh masuk ke dalam hutan.

“Ini barang-barang rongsokan mau di buang ke hutan. "Laki-laki berbadan besar dengan cepat menjawab pertanyaan dari Doni.

“Memang isi gerobaknya apa Om?”

“Bukan urusanmu. "Laki-laki berwajah lancip mendadak marah mendengar pertanyaan dari Doni.

Tiba-tiba muncul angin yang agak kencang hingga membuka sedikit terpal yang menutupi isi muatan gerobak yang di dorong oleh kedua pria yang dibantu Doni, mendapat kesempatan bagus untuk melihat isi muatan gerobak Doni kemudian mengintip melihat isi muatan gerobak yang di bawah oleh dua orang laki-laki yang dibantunya itu, karena penasaran Doni melihat beberapa barang dan bahan makanan di dalamnya.

“Srekk."Laki-laki bertubuh kerempeng dan berwajah lancip dengan cepat menutup kembali terpal yang terbuka karena angin.

“Jadi Nak, sepertinya bantuanmu cukup sampai di sini saja, pulanglah. "

Laki-laki itu berkata dengan mendorong-dorong tubuh Doni dari belakang dan mengusir secara paksa.

Doni kemudian berhenti mendorong gerobak dan membiarkan kedua laki-laki itu melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam hutan sementara Doni berbalik arah dan segera pulang ke rumah kakeknya.

Doni telah sampai di rumah dan dilihatnya pintu rumah kakeknya terbuka Doni bergegas masuk dan terlihat wak Tuni sudah ada di dalamnya."

“Wak sudah pulang dari kebun?

“Iya, Uwak baru sampai."

“Maaf Wak, tadi Doni jalan kejauhan cari sinyalnya jadi lambat pulang buat bantu uwak di ladang. " Doni menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Tidak apa-apa Nak, tadi uwak dibantu Roni di kebun, kebetulan dia lewat di kebun uwak tadi. "

“Roni? " Doni mengigat-ingat sebentar wajah si pemilik nama yang di sebutkan wak Tuni.

“Oh pria yang waktu itu, kenapa bisa ada di kebun uwak?"

“Dia baru pulang dari hutan dan kebetulan lewat di dekat kebun Uwak karena memang kebun itu dekat dengan hutan. "

“Dia bikin apa di hutan wak?”

“Dia berburu di hutan".

“Uwak pernah masuk ke hutan?”

“Pernah, Uwak ke hutan kalau butuh kayu. "

“Di hutan isinya apa wak. "

“Isinya cuman pohon sama hewan-hwan hutan, kenapa kamu bertanya seperti itu?”

“Ah, cuman mau tau saja wak. " Doni terkekeh mendengar pertanyaan dari kakeknya.

“Kamu masuk dan makan sekarang sudah lewat jam makan siang nanti perutmu sakit. "

“Iya wak, Uwak sudah makan?”

.

“Uwak sudah makan tadi sama Nak Roni. "

“kalau begitu Doni masuk dulu wak. "

Doni mengakhiri pembicaraannya dengan wak Tuni dan segera masuk kedalam, mencuci tangannya dan berjalan menuju meja makan. Doni membuka tudung saji yang menutupi makanan dilihatnya beberapa lauk sederhana dan mulai menyendokkan nasi ke piringnya serta mengambil lauk.

Setelah menyelesaikan makanannya Doni langsung mencuci piring yang sudah digunakannya dan meletakkanya di tatakan piring kemudian berjalan keluar menuju teras dilihat kakeknya sudah pulas tertidur di atas sebuah dipan yang terbuat dari bambu.

karena tidak ingin menganggu kakeknya yang tertidur Doni kemudian memilih masuk kembali menuju kamarnya merebahkan badannya di atas kasur, Doni masih mengigat-ingat kembali isi gerobak yang di bawa dua laki-laki tadi.

“Tadi isinya apa yah?”

Doni bergumam pada dirinya sendiri, menutup matanya dan berusaha mengigat-ingat kembali isi gerobak yang dia lihat tadi.

“Ah, itu dia."

Doni membuka matanya dan berhasil mengigat sesuatu yang dilihatnya dalam gerobak tadi.

“Tadi kalau tidak salah aku lihat beberapa pakaian dan makanan di dalam gerobak itu untuk apa yah? kenapa malah mau dibuang? Aku harus cari tahu, tapi setelah aku tidur siang dulu aku berjalan terlalu jauh tadi."

Setelah berusaha untuk mengingat-ingat isi gerobak akhirnya Doni tertidur karena merasa lelah setelah jauh berjalan saat mencari sinyal tadi.

Doni mengerjapkan matanya sementara tangannya mencari-cari ponsel miliknya setelah menemukan apa yang ia cari Doni segera membukanya. Pada layar ponsel milik Doni sudah menunjukkan jam enam sore, melihat itu Doni langsung beranjak dari posisi tidurnya.

“Astaga aku ketiduran."

Doni menepuk jidatnya sendiri dan segera mengambil handuk dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah seharian beraktivitas.

Setelah Doni menyelesaikan ritual mandi sorenya Doni segera kembali ke kamarnya memilih pakaian yang hendak dia gunakan dan memakainya.

Doni keluar dari kamarnya dengan baju berwarna biru tua dan celana pendek berwana hitam yang dipilihnya tadi, Doni berjalan menuju teras rumah dan dilihatnya kakeknya tengah asik penghisap pipa rokoknya dan menghembuskannya ke sembarang arah.

“Wak, sedang apa di sini?"

Doni berjalan ke arah wak Tuni dan ikut duduk di sampingnya.

“Kamu sudah bangun rupanya, wak baru saja mau masuk untuk membangunkanmu?”

“Memangnya kenapa wak?”

“Tidak baik tidur di jam begini bisa bikin pelupa."

“Iya wak, tadi Doni ketiduran. " Doni terkekeh pelan menimpali ucapan Wak Tuni.

“Sudah mau malam ayo masuk ke dalam."

Matahari sudah mulai terbenam samar-samar mengeluarkan cahaya jingga, wak Tuni mengajak Doni masuk ke dalam rumah dan keduanyapun berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.

...

...

Terpopuler

Comments

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

e

2022-10-13

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

2022-10-13

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

😂

2022-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!