Pencarian

Doni mengerjap – ngerjapkan matanya kemudian menggosoknya pelan setelah sudah sepenuhnya sadar Doni mendudukkan tubuhnya dan merenggangkannya karena terasa kaku dan sakit akibat tidur di atas tanah keras tanpa alas.

“Aw.. aw. "

Doni merasakan nyeri pada lengannya saat merenggangkannya karena luka cakaran anjing yang ia dapatkan kemarin.

“Ratna bangun, ayo kita cari jalan pulang. "

“Ratna ayo cepat. "

“Ratna??”

Doni tidak mendengar suara apa pun dan tidak mendapat balasan dari Ratna, Doni segera memicingkan matanya dan melihat ke sekitar area gua untuk mencari keberadaan Ratna tapi matanya tidak menemukan keberadaan anak perempuan tersebut. Tempatnya semalam berbaring juga kosong.

Doni segera berlari keluar dari gua mencari keberadaan Ratna tapi hasilnya juga sama Doni tidak menemukan apa – apa selain mendengar suara jangkrik dan hewan hutan yang sesekali berbunyi.

“Kemana anak ini? Apa dia sudah pulang terlebih dahulu tapi tidak mungkin dia meninggalkanku ahh anak ini menyusahkan saja." Doni mengacak kasar rambutnya.

“Astaga ada kabut berarti ini sudah menjelang malam aku tidur terlalu lama." Doni baru menyadari bahwa hari sudah mulai gelap.

“Aww.. aw..” Doni merasakan Kembali rasa nyeri di lengannya.

“Lukaku cukup dalam juga aku harus segera mengobatinya jika tidak nanti bisa terinfeksi. "

Doni memeriksa luka yang ada di lengannya kemudian segera berjalan di sekitar gua mencari dedaunan yang bisa ia jadikan sebagai obat setelah menemukan obat yang di carinya Doni segera menumbuknya dengan batu dan meletakkan hasil tumbukkannya di atas lukanya.

“Nah begini sudah cukup untuk menutupi lukaku setidaknya menahan kuman untuk masuk." Doni bergumam pada dirinya sendiri.

“Ah aku harus segera mencari Ratna sebelum matahari benar – benar tenggelam dan kabut menutupi jalan. "

Doni dengan sedikit berlari masuk ke dalam hutan mencari Ratna dengan cara mengikuti jejak – jejak yang terdapat di rumput.

Rumput yang patah akibat terinjak menjadi petunjuk bagi Doni.

“Untung saja semalam tidak turun hujan. " Doni bergumam pelan kemudian melanjutkan pencariannya.

Setelah beberapa saat mengikuti jejak – jejak kaki Doni menemukan sebuah area yang rumputnya banyak yang patah seperti sudah di tindih oleh sesuatu yang besar atau karena terinjak oleh beberapa orang. Doni mempercepat langkahnya tidak jauh dari tempat tersebut Doni menemukan salah satu sendal jepit milik Ratna.

“Sendal ini milik Ratna. "

Doni segera memungut sendal yang di temukannya itu dan kembali mencari jejak Ratna yang lainnya kemudian Doni menemukan lagi pasangan sendal jepit milik Ratna dan segera memungutnya.

Doni kembali melanjutkan pencariannya dan kembali menemukan sebuah ikat Rambut berwarna kuning milik Ratna tergeletak begitu saja di atas tanah Doni segera memungutnya dan menyimpannya.

“Ini benar – benar milik Ratna seseorang pasti sudah menagkapnya dan membawanya secara paksa dan Ratna dengan segaja menjatuhkan barang – barang miliknya agar aku bisa menemukannya. "

Doni segera menlanjutkan pencariannya dari yang semula hanya berjalan kini Doni menambah kecepatan langkahnya berusaha menemukan jejak – jejak yang di tinggalkan untuknya di bawah cahatya matahri yang perlahan – lahan mulai pudar dan berganti dengan gelapnya malam.

“Sial aku terlalu lamban sekarang aku kesulitan mencari petunjuk karena gelap dan kabut yang menghalangi pandangan." Doni berdecak kesal sambil memukul – mukul udara yang sudah bercampur dengan kabut.

“Krekk."

Domi mendengar suara ranting patah karena terinjak oleh seseorang dengan cepat dan hati - hati Doni bersembunyi di balik pepohonan agar tidak terlihat dan berusaha menajamkan pendegarannya untuk mendegar percakapan orang - orang yang lewat di dekatnya itu.

“Anak perempuan yang tertangkap semalam di bawa kemana?”

“Oh anak itu. Dia di bawah ke ruang tahanan semalam. "

“Kira – kira anak itu mau di apakan oleh tuan Antonion yah?”

“Paling di jadikan tumbal, aku dengar malam ini malam spesial persembahan karena persembahan semalam gagal tuan memerlukan darah segar untuk memulai acara persembahanya kembali. "

“Kasian betul nasib anak itu padahal seharusnya hidupnya masih panjang. "

“Sssuutt nanti di dengar yang lainnya kamu bisa di anggap memberontak nanti. Yang penting kita di gaji tinggi oleh tuan sudah ikuti saja aturanya. "

“Iya – iya aku tahu. "

Kemudian kedua orang tersebut pergi menuju sebuah batu besar meneriakkan sebuah sandi dan sebuah pintu terbuka dari batu tersebut mereka berdua masuk ke dalamnya dan kemudian pintu tertutup kembali.

“Apa itu tadi?” Doni bergumam heran melihat hal aneh yang baru dirinya saksikan.

“Baiklah aku harus masuk ke sana. "

Doni berjonkok mengambil sebuah kayu besar dan menuggu seseorang datang dan melewatinya. Setelah beberapa saat menugggu akhirnya seseorang dengan pakaian serba hitam dan jubah yang menutupi kepalanya berjalan melewatinya pelan – pelan Doni mengikutinya dari belakang.

“Permisi Tuan. " Doni memanggil orang tersebut hingga berbalik melihat dirinya.

“Kamu si... “

“Pakk "

Belum sempat orang tersebut menyelesaikan ucapannya Doni suda menghantamkan kayu besar ke arah kepala pria berjubah tersebut sampai pingsan.

“Tuan.. "

“Tuan."

Doni menggoyang – goyangkan tubuh pria tersebut dengan kayu yang di pegangnya memeriksa apakah dia benar – benar sudah tidak sadarkan diri, setelah dirasa aman Doni menyeret tubuh pria berjubah itu menuju semak - semak setelah sampai dan yakin tidak ada orang yang bisa melihatnya Doni segera membuka jubah hitam yang di pakainya dan segera mengenakan jubah hitam tersebut di tubuhnya.

“Semoga saja mereka tidak mencurigaiku aku harus masuk ke dalam untuk mencari Ratna. "

Doni bergumam pelan sembari merapikan jubah hitam yang sudah dikenakannya itu.

Doni berjalan menuju tempatnya tadi setelah sampai Doni memperhatikan sekelilingnya memastikan bahwa tidak ada orang yang berjalan mendekatinya Doni kemudian kembali mengandap – endap mendekati batu tersebut saat sudah sangat dekat Doni berjalan ke arah batu tersebut bersiap – siap untuk meneriakkan sandi berharap pintu itu terbuka untuknya.

“Plakk."

“Arhggg."

Tiba – tiba seseorang datang dan memukul Doni dari belakang setelah berhasil menjatuhkan Doni orang tersebut menyeret tubuh Doni menuju semak – semak untuk bersembunyi. Doni yang merasa dirinya terancam membiarkan orang tersebut menyeret tubuhnya dan berniat menyerang balik saat sudah sampai di semak – semak agar mereka tidak mencolok perhatian.

Setelah sampai di semak – semak orang tersebut segera mengambil jubah hitam yang dipakai Doni, melihat orang tersebut lengah Doni kemudian memberikan serangan balik.

“Plak."

“Tak."

“Arghh."

Mereka berdua beradu tiju hingga orang tersebut berhasil menguci pergerakan Doni, dengan gesit orang itu menendang kaki doni sampai jatuh tersungkur di tanah dan dengan cepat meraih kedua tangan Doni dan memelintir ke belakang dan segera menekanya hingga membuat Doni tidak bisa lagi bergerak dan bahkan kesulitan untuk bernafas.

Setelah berhasil melumpuhkan Doni orang tersebut segera membuka tudung jubah yang menutupi wajah Doni untuk melihat keadaan orang yang sudah di bekuknya itu sementara Doni juga berusaha melihat orang yang telah membekuknya itu seketika pandangan mereka beradu dan saling terkejut satu sama lain tidak menyangka melihat orang tidak asing baginya itu.

“Doni??”

“Roni!!"

Setelah beberapa saat saling beradu pandang Roni segera sadar kemudian mengenali anak yang di bekuknya itu dan langsung melepaskan tangan Doni yang sudah dari tadi ia cengkram sekuat mungkin.

. . .

Terpopuler

Comments

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

bbbbb

2022-10-14

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

hhh

2022-10-14

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

klkl

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!