Keputusan

Nick menemukan Calada tengah berada di ruang baca dekat perpustakaan guanya. Sang naga tersebut seolah memang sengaja berada di sana untuk menunggu Nick. Sosok wanita berambut hitam panjang itu berdiri memunggunggungi pintu masuk sambil membawa sebuah buku tebal bersampul kulit.

“Ibu, kau di sini,” kata Nick setengah tersengal. Ia berlari ke seluruh penjuru gua untuk mencari Calada.

Wanita itu menoleh, tersenyum ke arah Nick sambil memandunya duduk di tengah ruangan. “Kemarilah, Nick,” ajak Calada sambil duduk lebih dulu di sofa merah marun yang empuk.

Nick menurut, lantas turut duduk di hadapan ibunya. Sebuah meja rendah memisahkan mereka berdua. “Ibu, aku sudah memutuskan. Aku akan kembali ke dunia manusia,” cerocos Nick tanpa bisa menahan diri.

Calada masih tersenyum, sambil memperhatikan Nick lekat-lekat. “Aku senang akhirnya kau sudah bisa memilih keputusanmu sendiri. Itu bagus, Nick. Aku yakin kau pasti bisa melakukan yang terbaik,” komentar ibunya lembut. “Tapi, sebelum itu, aku ingin memberimu hadiah kecil. Anggaplah itu sebagai bekal agar kau bisa berhasil menapaki langkahmu dan menjadi raja manusia yang bijaksana di masa depan,” lanjut Calada berubah serius.

Nick memicingkan matanya. Menurut pengalamannya selama ini, Calada selalu berubah serius setiap kali ia ingin menguji Nick melakukan sesuatu. Entah saat pertama kali ia harus melawan monster di usia yang baru menginjak tujuh tahun, atau saat pertama kali ia belajar menempa di usia sepuluh tahun. Suasana saat ini persis seperti itu.

“Ibu ingin mengujiku?” tanya Nick menebak dengan tepat.

“Hidup itu sendiri adalah ujian setiap harinya. Anggaplah ini salah satu di antara ujian-ujian itu,” ujar Calada sembari tersenyum penuh makna. “Temui aku di ruang berlatih saat malam nanti. Katakan pada teman-temanmu untuk tidak perlu cemas dan biarkan mereka menunggu sampai kau benar-benar siap,” pungkas Calada kemudian.

Nick menuruti perintah ibunya. Setelah berbicara pada Neil dan Aerin, mereka berdua pun setuju untuk tidak mengganggu Nick selama masa latihannya, entah apa pun itu. Saat malam tiba, Nick akhirnya pergi ke ruang latihan sesuai instruksi Calada. Tempat itu berada di sisi terdalam gua tempat tinggal naga, tepat di sebelah ruang harta karun.

Ruangan tersebut kosong dan hanya berdinding serta berlantai batu dingin. Beberapa obor menyala mengelilingi ruangan sebagai penerangan. Obor tersebut menggunakan api sihir yang tidak pernah padam dan tidak perlu memakan terlalu banyak oksigen sebagai bahan bakarnya.

“Aku sudah datang, Ibu,” sapa Nick begitu sampai di ruangan tersebut.

Calada sudah menunggu sambil membawa buku yang sama seperti yang dia bawa sebelumnya di ruang baca. Namun, kali ini Calada juga membawa sebongkah batu Kristal bulat sempurna berwarna biru muda terang sebesar buah kelapa.

“Kau sudah datang?” sambut Calada lembut. “Berdirilah di depanku. Ini adalah mutiara naga, merupakan pasangan dari permata milikku sendiri. Mutiara ini dulunya milik naga yang pernah menjadi pasanganku, Ladon. Sayangnya dia gugur dalam perang lima bangsa yang akhirnya memicu sumpah para naga untuk tidak ikut campur dalam kehidupan ras lainnya,” tuturnya memulai kisah.

Nick tidak pernah mendengar kisah masa lalu ibunya sebelum ini. Calada sangat jarang membicarakan tentang dirinya sendiri. Namun, kini tiba-tiba ia menceritakan tentang pengalamannya di masa yang sudah sangat lama berlalu. Nick pun memperhatikan dengan seksama kisah ibunya tersebut.

“Permata ini adalah salah satu alasanku belum bisa meninggalkan dunia ini. Ikatanku dan Ladon seperti terhenti di tanah ini. Aku tidak bisa naik ke dimensi cahaya karena itu artinya aku harus meninggalkan mutiara ini di dunia. Benda milik naga yang telah gugur tidak bisa dibawa serta ke dimensi cahaya.

“Tapi, setelah sekian lama menjalani kehidupan yang membosankan, aku kemudian bertemu denganmu, Nick. Seorang bayi manusia kecil yang penuh energi vitalitas. Sejak pertama aku melihatmu, aku tahu bahwa takdirmu tidak pernah sederhana. Dan alasan aku tetap bertahan di dunia ini adalah karena aku harus memenuhi takdirku untuk membantumu,” terang Calada panjang lebar.

Nick terkesiap. Ia tidak pernah menyangka bahwa ibunya akan berpikir seperti itu. Entah kenapa kata-kata Calada membuatnya gelisah, seolah ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan sosok naga itu setelah memutuskan untuk menjadi penguasa Tiberias.

“Ibu, jangan katakan kalau ibu akan membantuku melawan para manusia. Aku tahu ibu terikat sumpah naga. Kalau ibu melakukannya, hal buruk akan menimpa ibu. dan aku tidak ingin itu terjadi. Ibu mungkin tidak akan pernah bisa pergi ke dimensi cahaya,” bujuk Nick mulai tampak cemas.

Calada tersenyum lembut. “Itukah yang dikatakan teman-temanmu? Mereka anak-anak yang baik,” ucapnya tenang.

“Jangan khawatir, Nick. Tindakanku tidak akan seekstrem itu. Aku hanya akan membantumu dengan memberi hadiah kecil. Saat ini, aku sedang membawa buku sihir kaum naga. Ada satu mantra yang hanya bisa diucapkan oleh bangsa kami. Mantra spesial untuk mengeluarkan permata naga, hasil dari pemampatan energi sihir selama ribuan tahun, yang tersimpan dalam jiwa kami.

“Permata naga adalah harta karun tak ternilai yang hanya bisa diambil ketika sang naga itu sendiri bersedia memberikannya. Seperti mutiara yang telah diberikan Ladon padaku ini, aku juga ingin memberimu permata yang sama.

“Meski begitu, untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Kau harus melalui beragam ujian yang dibentuk oleh sihir pelindungku secara otomatis. Ujian itu akan menggali sisi tergelap dalam hidupmu, dan kau harus bisa melewatinya hingga dianggap cukup layak untuk mendapatkan permata milikku.

“Dengan permata itu, nantinya kau akan mendapat kebijaksanaanku, serta seluruh kekuatan sihir yang sudah kumampatkan. Kau akan menjadi raja yang bijaksana dan tak terkalahkan. Keturunanmu akan diberkati oleh kekuatan naga, dan tidak seorang pun bisa menggoyahkan kerajaanmu sepanjang kau atau keturunanmu bisa memerintah dengan adil dan bijaksana.” Calada menjelaskan permintaannya yang cukup panjang.

Sekali lagi Nick tertegun. Itu bukanlah hadiah yang sederhana. Permata naga adalah harta karun terhebat di dunia. Seekor naga memang bisa membuat permata berkali-kali, jika miliknya yang sebelumnya diambil. Namun tetap saja, hasil dari kultivasi naga termampatkan dalam permata itu. Sementara jangka hidup seekor naga bisa ribuan tahun. Nick tidak bisa membayangkan sekuat apa permata milik Calada itu nantinya.

“Bagaimana, Nick? Apa kau akan menerima hadiahku?” tanya Calada membuyarkan lamunan Nick.

Ini sungguh hadiah yang luar biasa. Nick mungkin tidak akan bisa membalas kebaikan Calada tersebut setelahnya. Meski begitu, ia sadar bahwa permata itu pasti akan membantunya untuk bisa menjadi raja yang baik dan memerintah rakyat dengan adil. Karena itu Nick pun memutuskan untuk menerimanya.

Sembari membungkuk penuh penghormatan, Nick pun menerima ujian dari Calada. “Terima kasih atas kepercayaan ibu kepadaku,” ujarnya kemudian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!