Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia

*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*

 

“Apa yang kau dapat, Sudigatra?” tanya Ratu Warna Mekararum dengan berbisik.

“Aku melihat ada ruangan besar dan megah. Di sana ada banyak prajurit yang berdiri diam berjaga,” jawab Sudigatra.

“Itu adalah ruangan di Istana Keprabuan. Pada temboknya ada beberapa pintu rahasia. Jika ada banyak prajurit, berarti Senopati Gending Suro sudah memikirkan tentang kemungkinan adanya penyusup lewat jalan rahasia,” kata Ratu Tua, masih dalam mode berbisik.

“Hahaha!”

Tiba-tiba mereka semua mendengar suara tawa beberapa orang, tapi terdengar jauh.

“Matikan obor!” teriak sang ratu cepat kepada personel pemegang obor, tapi suaranya ditekan rendah.

Beberapa personel yang memegang obor segera memadamkan obor mereka. Seketika lorong dan titik simpang lima itu berubah gelap gulita.

“Hahaha!”

Kembali terdengar suara tawa beberapa suara lelaki, tapi kini lebih keras yang menandakan bahwa orang-orang pemilik tawa itu semakin dekat. Sepertinya mereka akan muncul dari salah satu lorong. Lamat-lamat, terdengar pula mereka berbicara satu sama lain.

“Jika hanya beberapa prajurit, langsung bunuh semua!” bisik sang ratu kepada Sudigatra.

Sudigatra hanya mengangguk dalam gelap.

Agak lama kemudian, semakin jelas obrolan beberapa lelaki yang datang mendekat dari salah satu lorong. Secara perlahan muncul bias cahaya.

“Aku yakin, pasukan kadiapaten itu hanya dikorbankan. Dengan jumlah sebanyak itu, mereka bisa apa menghadapi benteng!” kata salah satu lelaki dengan nada sesumbar.

“Hahaha! Nah itu dia yang aku maksud. Itu strategi perang yang konyol!” kata lelaki kedua sambil tertawa, seolah-olah dia pakar perang.

“Pemberontak itu memakai nama Gusti Ratu Tua, padahal Gusti Ratu Tua sudah mati dan menjadi dedemit di tengah laut. Hahaha!” kata lelaki ketiga.

“Hahaha!” tawa mereka.

Panas telinga Ratu Warna Mekararum mendengar obrolan yang mengejek dirinya dan taktik perangnya.

Suara tawa ketiga orang itu semakin keras terdengar seiring jarak mereka dengan titik pertemuan semakin dekat. Cahaya obor yang mereka bawa kian menerangi persimpangan tersebut.

Sementara itu, pasukan Ratu Tua benar-benar senyap tanpa suara, bahkan mereka pun menjaga suara napas mereka agar sehalus mungkin, jika perlu tidak usah bernapas.

“Di tengah laut itu, pasti Gusti Ratu Tua menjadi idola dedemit-dedemit yang usianya ratusan tahun!” lanjut orang itu agar dia menjadi bintang komedinya.

“Hahahak!” tawa ketiga orang itu semakin bar-bar.

Dan akhirnya, tibalah mereka di persimpangan. Sambil berjalan, mereka menyempatkan diri untuk menengok melihat lorong-lorong lain yang gelap. Ketiganya mengenakan seragam prajurit warna biru gelap dan membawa satu obor.

Tiba-tiba ada tiga sosok bayangan yang berkelebat cepat menyergap ketiga prajurit itu dari dalam lorong tempat pasukan Ratu Tua bersembunyi. Ketiga sosok itu kompak langsung menyambar leher ketiga prajurit dan mencekiknya dengan lengan kanan.

Ketiga prajurit itu ditarik ke belakang sehingga jatuh tanpa bisa melawan. Kemudian ....

Krek krek krek!

Tiga suara tulang patah terdengar jelas ketika para penyergap itu memelintir kepala ketiga prajurit dengan kuat. Ketiga prajurit yang tadi begitu bahagia langsung mati dan tidak merasakan sakit lagi.

“Lucuti pakaiannya dan pakai!” perintah Ratu Tua kepada ketiga murid Perguruan Pisau Merah yang mengeksekusi ketiga prajurit itu.

Setelah mengamankan ketiga mayat prajurit yang dalam kondisi busikit (bugil sisa sedikit) karena pakaian seragamnya dilucuti, Ratu Tua kembali memimpin pergerakan memasuki satu lorong.

Kini di dalam rombongan itu ada tiga personel yang berseragam prajurit Kerajaan Jintamani. Obor pun kembali dinyalakan dalam jumlah yang terbatas.

Setelah berjalan beberapa puluh tombak, mereka berhenti sejenak, karena Ratu Tua yang memimpin berhenti untuk melakukan sesuatu.

Jreg!

Ternyata, di dinding sebelah kiri ada pintu batu rahasia dan tangga yang menurun. Kemudian satu per satu mereka masuk dan turun. Ketika pintu batu itu ditutup kembali, dinding tersebut terlihat natural kembali. Namun, tidak lupa murid perguruan yang ditugaskan tetap membuat tanda.

Setelah turun dari pintu rahasia, ternyata mereka berhenti di sebuah lorong dan berkumpul di sebuah ruangan yang sempit untuk seratus orang, sehingga mereka harus mengurai mundur ke lorong.

Di dalam ruangan itu tidak ada jalan lagi, kecuali sebuah tangga batu yang menuju ke langit-langit, tetapi pada bagian itu, langit-langitnya terbuat dari papan kayu.

“Naik dan buka kuncian pintu papan itu!” perintah Ratu Tua kepada Sudigatra.

Sudigatra hanya mengangguk. Dia segera menaiki anak tangga yang setinggi tiga kali tinggi tubuh mereka.

Ternyata, kunci yang dimiliki oleh langit-langit berbentuk pintu persegi itu model slot. Perlu sedikit usaha untuk membukanya karena faktor karat.

Clek!

Setelah terbuka, papan itu jatuh menggantung pada engselnya. Ternyata, di balik pintu itu masih ada lapisan papan lain.

Ratu Tua menyuruh Sudigatra turun. Giliran Ratu Tua yang naik.

Ratu Warna Mekararum sejenak menempelkan telinganya ke papan itu, sampai lehernya seperti patah. Setelah agak lama menelisik, seolah-olah mencari suara dari alam gaib, Ratu Tua lalu menarik wajahnya kembali tegak.

Tok! Totok! Tototok!

Sang ratu lalu melakukan ketokan pelan yang berpola. Setelah itu, dia terdiam seperti menunggu tanggapan dari balik papan.

Namun, setelah menunggu selama enam puluh cubitan genit, tidak juga terdengar ada tanggapan dari balik papan.

Sebenarnya, suara ketukan tadi terdengar pelan di dalam ruangan yang ada di atas ruang bawah tanah itu. Namun, itu mengejutkan sepasang manusia yang ada dan sedang terdiam di atas.

Ruangan yang ada di atas Ratu dan pasukannya adalah sebuah ruangan besar dan mewah, penuh hiasan ruangan berharga dan beberapa rak kayu besar. Ada beberapa pohon lilin yang menyala, meski saat itu masih sore hari.

Dilihat dari adanya ranjang mewah yang berkelambu kain sutra transparan, bisa disimpulkan bahwa itu adalah sebuah kamar tidur.

Memang seorang lelaki dan seorang wanita yang ada di dalamnya saat itu, memiliki fisik yang bersih, jauh berbeda dari orang kebanyakan yang suka hidup di alam terbuka. Mereka tampan dan cantik di usianya yang separuh baya sedikit lebih dan kurangnya. Model pakaian keduanya yang santai tetap terlihat mewah dan baru dengan perhiasan yang tidak begitu banyak di badan, tetapi bernilai tinggi.

Si lelaki yang rambutnya terurai seperti perempuan, tapi bertelanjang dada, bukan perempuan yang bertelanjang dada, dalam posisi sedang berbaring di atas ranjang. Dia jadi bangun duduk saat mendengar suara ketukan pelan yang bersumber dari bawah ranjangnya. Pria berkumis tipis tapi berjenggot segenggam tangan itu adalah Prabu Marapata, Raja Kerajaan Jintamani.

Sedangkan yang wanita mengenakan pakaian pinjung warna merah sebatas dada atas dengan bahu yang terbuka bebas. Ada dua jenis kalung yang melingkar di leher putihnya. Wanita yang sedang berekspresi sedih itu juga tersentak kecil ketika mendengar suara yang menurutnya aneh, karena di ruangan itu tidak ada lantai atau dinding papan. Wanita bergincu merah itu adalah Permaisuri Palilin, teman hidup sang raja.

Permaisuri Palilin segera mendekati suaminya.

“Suara apa itu, Kanda Prabu?” tanya sang permaisuri dengan tatapan agak takut.

Prabu Marapata hanya menggeleng, pertanda dia pun tidak tahu. Dia kemudian menunjuk lurus ke bawah, ke kasur yang didudukinya. Maksudnya “suaranya dari bawah ranjang.”

Setelah tidak ada tanggapan dari ruang atas, Ratu Warna Mekararum lalu kembali mengetuk.

Tok! Totok! Tototok!

Meski sudah pernah mendengar sebelumnya, tetap saja ketukan kedua itu kembali mengejutkan Prabu Marapata dan istrinya. Kali ini mereka yakin bahwa suara ketukan papan itu bersumber dari lantai tepat di bawah ranjang.

Memang, semua lantai di kamar luas itu dilapisi oleh karpet tebal.

Kali ini Prabu Marapata buru-buru turun dari ranjangnya dan membungkuk. Dia segera mencari sisi ujung karpet yang menutupi lantai di bawah ranjang.

“Angkat kaki ranjangnya!” suruh Prabu Marapata kepada istrinya.

Mendengar ada suara dari ruang atas, Ratu Warna Mekararum segera kembali mengetuk.

Tok! Totok! Tototok!

Ketika Prabu Marapata sudah bisa membongkar karpet di bawah ranjang, mereka melihat ada lantai papan berbentuk persegi di tengah-tengah lantai semen. Papan itu memiliki kunci model slot. Kunci yang posisinya di atas membuat pintu itu tidak bisa dibuka dari bawah.

“Pola ketukan itu sama seperti ketika Ibunda Ratu membangunkan aku sewaktu kecil!” kata Prabu Marapata berbisik, setelah dia teringat cara ibunya mengetuk pintu kamarnya ketika dia di usia kecil.

Terkejutlah Permaisuri Palilin.

“Apakah itu Gusti Ratu Tua?” terka Permaisuri Palilin. (RH)

Terpopuler

Comments

R. Yani aja

R. Yani aja

otak gue ngeleg. baca "personel pembawa obor" jadi ponsel pembawa obor... lah maksudnya gimana??? 🤣🤣🤣✌✌✌

2024-04-22

1

R. Yani aja

R. Yani aja

yang ini kunci slotnya karatan nggak?

2024-04-22

1

R. Yani aja

R. Yani aja

rak kayunya, isinya apa om?

2024-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2 Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3 Akarmani 3: Perang Kuda
4 Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5 Akarmani 5: Pasukan Panah
6 Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7 Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8 Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9 Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10 Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11 Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12 Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13 Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14 Akarmani 14: Panglima Dewi
15 Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16 Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17 Akarmani 17: Penyergapan Malam
18 Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19 Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20 Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21 Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22 Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23 Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24 Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25 Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26 Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27 Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28 Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29 Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30 Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31 Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32 Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33 Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34 Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35 Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36 Akarmani 36: Racun Tongkat
37 Akarmani 37: Putra Mahkota
38 Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39 Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40 Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41 Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42 Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43 Akarmani 43: Murka Senopati
44 Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45 Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46 Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47 Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48 Akarmani 48: Alma Terkapar
49 Akarmani 49: Alma VS Senopati
50 Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51 Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52 Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53 Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54 Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55 Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56 Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57 DAS 1: Adu Sesumbar
58 DAS 2: Duel Ringan
59 DAS 3: Warga Emas Jintamani
60 DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61 DAS 5: Ning Ana Pulang
62 DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63 DAS 7: Cinta Ditolak
64 DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65 DAS 9: Di Kampung Siluman
66 DAS 10: Bersiap
67 DAS 11: Duel Persahabatan
68 DAS 12: 13 Buah Kematian
69 DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70 DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71 DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72 DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73 DAS 17: Obat dan Siksa
74 DAS 18: Tiba di Kotabatu
75 DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76 DAS 20: Rubi Salangka
77 DAS 21: Topeng Rubi
78 DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79 DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80 DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81 DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82 DAS 26: Ompong Fenomenal
83 DAS 27: Sunting Awan
84 DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85 DAS 29: Duet Bola dan Benang
86 DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87 DAS 31: Manila Sari Hilang
88 DAS 32: Kolam Merah
89 DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90 DAS 34: Demi Jabang Bayi
91 DAS 35: Raja Tombak Iblis
92 DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93 DAS 37: Direbutkan Lelaki
94 DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95 DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96 DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97 DAS 41: Raja Tombak Buto
98 DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99 DAS 43: Calon Ketua Baru
100 DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101 DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102 DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103 DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104 DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105 DKT 6: Pelayan Setia
106 DKT 7: Pengiriman yang Salah
107 DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108 DKT 9: Peran Alma
109 DKT 10: Rantai Dedemit
110 DKT 11: Genggam Petir
111 DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112 DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113 DKT 14: Menang
114 DKT 15: Lidah Untung
115 DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116 DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117 DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118 DKT 19: Tuntutan Alma
119 DKT 20: Siasat Panglima
120 DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121 DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122 DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123 DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124 DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125 DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126 DKT 27: Lidah Untung Menangis
127 DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128 DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129 DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130 DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131 PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132 PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133 PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134 PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135 PKS 5: Berangkat Berperang
136 PKS 6: Berebut Kuda
137 PKS 7: Formasi Pasukan
138 PKS 8: Sergap Panah
139 PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140 PKS 10: Interogasi Anjengan
141 PKS 11: Kadipaten Sengat
142 PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143 PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144 PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145 PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146 PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147 PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148 PKS 18: Dikepung Prajurit
149 PKS 19: Tangkapan Besar
150 PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151 PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152 PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153 PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154 PKS 24: Menyerang Pengepung
155 PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156 PKS 26: putra Mahkota Tiba
157 PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158 PKS 28: Panglima VS Panglima
159 PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2
Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3
Akarmani 3: Perang Kuda
4
Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5
Akarmani 5: Pasukan Panah
6
Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7
Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8
Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9
Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10
Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11
Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12
Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13
Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14
Akarmani 14: Panglima Dewi
15
Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16
Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17
Akarmani 17: Penyergapan Malam
18
Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19
Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20
Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21
Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22
Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23
Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24
Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25
Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26
Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27
Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28
Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29
Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30
Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31
Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32
Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33
Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34
Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35
Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36
Akarmani 36: Racun Tongkat
37
Akarmani 37: Putra Mahkota
38
Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39
Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40
Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41
Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42
Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43
Akarmani 43: Murka Senopati
44
Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45
Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46
Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47
Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48
Akarmani 48: Alma Terkapar
49
Akarmani 49: Alma VS Senopati
50
Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51
Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52
Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53
Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54
Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55
Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56
Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57
DAS 1: Adu Sesumbar
58
DAS 2: Duel Ringan
59
DAS 3: Warga Emas Jintamani
60
DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61
DAS 5: Ning Ana Pulang
62
DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63
DAS 7: Cinta Ditolak
64
DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65
DAS 9: Di Kampung Siluman
66
DAS 10: Bersiap
67
DAS 11: Duel Persahabatan
68
DAS 12: 13 Buah Kematian
69
DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70
DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71
DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72
DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73
DAS 17: Obat dan Siksa
74
DAS 18: Tiba di Kotabatu
75
DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76
DAS 20: Rubi Salangka
77
DAS 21: Topeng Rubi
78
DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79
DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80
DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81
DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82
DAS 26: Ompong Fenomenal
83
DAS 27: Sunting Awan
84
DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85
DAS 29: Duet Bola dan Benang
86
DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87
DAS 31: Manila Sari Hilang
88
DAS 32: Kolam Merah
89
DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90
DAS 34: Demi Jabang Bayi
91
DAS 35: Raja Tombak Iblis
92
DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93
DAS 37: Direbutkan Lelaki
94
DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95
DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96
DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97
DAS 41: Raja Tombak Buto
98
DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99
DAS 43: Calon Ketua Baru
100
DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101
DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102
DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103
DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104
DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105
DKT 6: Pelayan Setia
106
DKT 7: Pengiriman yang Salah
107
DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108
DKT 9: Peran Alma
109
DKT 10: Rantai Dedemit
110
DKT 11: Genggam Petir
111
DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112
DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113
DKT 14: Menang
114
DKT 15: Lidah Untung
115
DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116
DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117
DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118
DKT 19: Tuntutan Alma
119
DKT 20: Siasat Panglima
120
DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121
DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122
DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123
DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124
DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125
DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126
DKT 27: Lidah Untung Menangis
127
DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128
DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129
DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130
DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131
PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132
PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133
PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134
PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135
PKS 5: Berangkat Berperang
136
PKS 6: Berebut Kuda
137
PKS 7: Formasi Pasukan
138
PKS 8: Sergap Panah
139
PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140
PKS 10: Interogasi Anjengan
141
PKS 11: Kadipaten Sengat
142
PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143
PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144
PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145
PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146
PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147
PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148
PKS 18: Dikepung Prajurit
149
PKS 19: Tangkapan Besar
150
PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151
PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152
PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153
PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154
PKS 24: Menyerang Pengepung
155
PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156
PKS 26: putra Mahkota Tiba
157
PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158
PKS 28: Panglima VS Panglima
159
PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!