*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*
Alma Fatara yang semakin dekat dengan pasukan Kerajaan Jintamani, berlari kencang dengan tombak di tangan kiri dan tangan kanan memutar Bola Hitam di atas kepala, memunculkan piringan sinar biru yang siap dilesatkan.
Sementara di sisi pasukan musuh, mesin panah yang tersisa tinggal tujuh unit di sisi kiri jauh. Tiga belas mesin panah sudah hancur berserakan lengkap dengan potongan tubuh para prajurit operatornya.
Para prajurit pasukan itu sudah dilanda kepanikan. Mereka seperti barisan semut yang siap dibantai hanya oleh seorang gadis belia bernama Alma Fatara.
“Pasukan panaaah!” teriak Panglima Jambango sambil menengok ke arah pasukan panah biasa.
Set! Jeb!
“Akk!” pekik keras Panglima Jambango saat tahu-tahu sebatang tombak menancap tepat di tengah dadanya, membuatnya terlempar jauh dari punggung kudanya. Dia langsung tewas yang mengejutkan Panglima Utama Surap Bentala dan pasukan panah.
Tombak itu dilempar oleh Alma Fatara dengan begitu kencang.
Set set set …!
Ziiing!
Dari sisi kiri berlesatan sebanyak dua puluh delapan anak panah dari tujuh mesin panah belalang. Pada saat yang bersamaan, tangan kanan Alma melempar piringan sinar biru yang tercipta dari putaran Bola Hitam. Piringan sinar biru itu melesat jauh ke samping lalu berbelok melengkung menargetkan barisan pasukan Kerajaan Jintamani.
Wuss!
Dengan lompatan putaran tubuh di udara yang begitu cepat seperti putaran mata bor mesin, Alma Fatara menghadapi serangan hujan panah dari sisi kiri. Kencangnya putaran tubuh dan angin pukulan yang dimainkan Alma, membuat anak panah-anak panah itu berpentalan, tidak ada yang mampu menembus tubuh indah si gadis.
Set!
“Akk!” jerit dua prajurit operator mesin panah ketika dua ujung Benang Darah Dewa menjerat dua anak panah, lalu dilesatkan balik ke arah mesin panah.
Ziiing!
“Aak! Akk! Akh …!”
Bersamaan dengan itu, piringan sinar biru membabat para prajurit yang berbaris tanpa bisa menghindar dari kemalangan. Piringan sinar biru seperti pisau cukur membabat rambut kepala.
Suara jeritan kematian terdengar bersusul-susulan, menjadi musik pembantaian yang begitu mengerikan.
Ternyata, piringan sinar itu melesat awet sampai bisa menjangkau tujuh mesin panah yang tersisa. Trek lesat yang memutar membuat itu bisa terjadi. Jadi, piringan sinar biru itu membabat habis ketujuh mesin panah dari yang paling kiri. Jelas itu diikuti oleh pekik kematian para prajurit operatornya.
Set set set …!
Pasukan panah biasa juga melepaskan hujan anak panah ke posisi Alma Fatara. Namun, ternyata Alma memilih melesat cepat mundur ke belakang, sehingga posisinya di luar jangkauan anak panah.
Teb teb teb …!
Ratusan anak panah berjatuhan di area depan posisi Alma Fatara. Kini posisinya kembali jauh dari pasukan musuh.
“Wahai para prajurit yang perkasa! Jika kalian tidak ingin mati, tinggalkan pengabdian kalian kepada Senopati Gending Suro, dan tunduklah kalian kepada Ratu Warna Mekararum! Mundurlah yang jauh sebelum aku membunuh semua yang melawan!” teriak Alma Fatara mengandung tenaga dalam tinggi, sehingga seruannya mengandung daya intimidasi pada perasaan para prajurit.
Maka, tiba-tiba ….
“Munduuur!” teriak seorang prajurit bagian perbekalan di posisi paling belakang pasukan.
“Munduuur!” teriak beberapa prajurit dalam pasukan tombak dan pasukan pedang. Mereka ngacir ke belakang dan mengacaukan barisan yang sudah rapi.
Keganasan Alma Fatara yang bisa membunuh banyak musuh dalam hitungan detik telah mempengaruhi mental mereka. Akhirnya, penyakit ketakutan dan kepengecutan itu menular ke prajurit lain yang berhati gamang.
Maka semakin banyak prajurit yang memilih balik kanan dan berlari meninggalkan posisisinya. Rata-rata mereka yang memilih mundur adalah prajurit yang posisinya jauh dari sang panglima.
Namun, berbeda dengan seorang pemimpin regu bernama Pajrit Gandul Kulon di pasukan tombak. Dia yang membawahi lima puluh prajurit dalam regunya, berpikir normal. Sepatutnya mereka tunduk kepada perintah ratu dibandingkan tunduk oleh perintah senopati atau panglima di bawahnya.
“Pasukaaan!” teriak Pajrit Gandul Kulon sambil mengangkat tinggi tombak komandonya. “Munduuur!”
“Munduuur!”
Tanpa berpikir satu dua tiga lagi, lima puluh prajurit bertombak di bawah komando Pajrit Gandul Kulon langsung berlari mengikuti pemimpin mereka keluar dari formasi besar itu, sambil berteriak ramai.
“Gandul Kulooon! Prajurit pengecut kauuu!” teriak Panglima Gagang Lembu yang memimpin pasukan tombak secara keseluruhan. Dia begitu gusar melihat pengkhianatan Pajrit Gandul Gulon.
Set!
Dari posisi yang jauh, Panglima Gagang Lembu melemparkan tombak di tangannya kepada Pajrit Gandul Kulon.
Degg!
“Hukh!”
Pajrit Gandul Kulon yang siaga, bertindak cepat berusaha menangkis tombak itu dengan tamengnya. Tombak itu menembus perisai Pajrit Gandul dan membuatnya terlempar terjengkang di tanah lembah yang berumput.
Ia mengeluh karena merasakan perih pada perutnya. Ternyata mata tombak berhasil melukai kulit perutnya, tetapi hanya luka kecil bagi seorang prajurit, apalagi bagi seorang pemimpin prajurit.
“Pasukaaan! Munduuur!” teriak seorang kepala regu lain di pasukan pedang. Dia bernama Pajrit Kukus Asmara. Suara teriakannya terdengar sangat khas karena cempreng dan mendayu.
“Munduuur!” teriak lima puluh prajurit berpedang sambil mengikuti Pajrit Kukus Asmara yang berlari lucu seperti perempuan genit.
Melihat bawaan Pajrit Kukus Asmara yang lucu, sebenarnya banyak prajurit yang ingin tertawa, tetapi rasa tegang mereka jauh lebih mendominasi.
Beruntung pula posisi Alma Fatara sangat jauh dan tidak bisa melihat jelas apa yang terjadi di bagian belakang pasukan Kerajaan Jintamani. Jika ia melihat, pasti dia akan tertawa terpingkal-pingkal.
Terlalu. Itulah satu kata yang ada dibenak Panglima Surap Bentala melihat kekacauan di barisan belakang. Sebelum kekacauan di barisan belakang semakin memburuk dan semakin banyak prajurit yang lari dari medan perang, Surap Bentala segera memberi komando.
“Panglima Gagang Lembu! Panglima Pulung Seket! Majukan semua pasukanmu, kepung perempuan ituuu!” teriak Panglima Utama Surap Bentala.
“Pasukan tombaaak! Maju semua! Kepung perempuan itu!” teriak Panglima Gagang Lembu sambil menunjuk ke arah Alma Fatara jauh di depan sana.
“Majuuu!” teriak pasukan tombak yang masih kukuh bertahan.
Bayangkan, sebanyak seribu pasukan tombak berlarian ramai-ramai mengikuti kepala regu masing-masing. Mereka berlari seperti pasukan semut yang sedang berperang. Formasi pasukan panah yang sudah ada di depan, mereka terabas dengan berlari di antara para prajurit panah yang posisi siaga di tempat.
“Hea hea!” teriak Panglima Gagang Lembu sambil menggebah kudanya maju ke tengah medan perang memimpin pasukannya.
Pada saat yang bersamaan, di bagian belakang pasukan tombak ada yang berkhianat dengan berlari mundur, jumlah mereka cukup banyak, ada ratusan orang. Namun, para panglima tidak memiliki waktu untuk menghukum pasukan yang membelot.
“Pasukan pedaaang! Maju semuaaa!” teriak Panglima Pulung Seket sambil mengacungkan keris bagusnya ke arah depan.
“Majuuu!” teriak seribu pasukan pedang itu beramai-ramai menyusul pasukan tombak.
Sama seperti di pasukan tombak, ada lebih seratusan prajurit pedang yang membelot. Bukannya ikut berlari maju ke medan perang, tetapi justru berlari ke belakang dan menjauh.
“Hea hea!” teriak Panglima Pulung Seket menggebah kudanya ikut maju menyertai pasukan pedang.
“Pasukan panah! Maju lima puluh kaki!” teriak panglima Utama Surap Bentala.
Pasukan panah yang kini berposisi paling belakang, berjalan maju sambil menghitung langkah mereka.
Sementara itu, Alma Fatara untuk sementara berdiri diam menunggu selagi belum ada serangan langsung kepada dirinya. Setidaknya seruannya tadi membuahkan hasil yang membuat membelotnya ratusan pasukan pedang dan tombak, ditambah pasukan bagian logistik.
Di saat dia berdiri diam, Alma Fatara melakukan pengolahan pernapasan, karena sebentar lagi dia akan melakukan perkara besar. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ
wah ternyata alma fatara sangat hebat dalam mengalahkan musu. dgn seorang diri dia berani menyerang walau wanita
2024-04-24
0
Senajudifa
ada ya om musik pembantaian
2023-05-12
1
🍭ͪ ͩ𝓚ˢᵍⁿAnny1 😘
walah walah walah ternyata mundur juga toh 🤣🤣🤣🤣
2023-05-11
1