Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba

*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*

Piuk piuk piuk …!

Prajurit yang bernama Gawe Isang itu meniup-niup helaian daun yang sengaja dia bawa satu ranting ke atas benteng.

“Hei, Musang Kurap!” teriak prajurit penjaga pintu gerbang Ibu Kota yang bernama Delik Aduan sambil mendongak full kepada rekannya sesama prajurit benteng. Sepertinya dia tidak hafal nama rekannya itu.

Gawe Isang jadi menghentikan tiupan daunnya dan merunduk ke bawah dengan wajah bertanya.

“Ada apa, Musang Mendoan?” tanya Gawe Isang dengan balas menggelari rekan beda posisi itu.

“Kau jangan bermain daun seperti itu, nanti disangka ada musuh yang bermain sandi!” hardik Delik Aduan.

“Aaaah! Mana ada musuh yang bisa bermain daun sepertiku!” bantah Gawe Isang lalu menarik kembali wajahnya ke atas.

Piuk piuk piuk …!

Gawe Isang yang berada di atas dinding benteng bersama beberapa rekannya itu, kembali bermain tiup daun.

“Dasar kepala kayu! Di dengar Panglima Galagap baru tahu rasa dia!” gerutu Delik Aduan kepada beberapa rekannya yang berjaga di gerbang benteng timur Ibu Kota.

“Sudah, biarkan saja. Dia hanya mau pamer kehebatan meniup daun, tapi apa yang bisa dibanggakan dengan pintar meniup daun. Hahaha!” kata rekan Delik Aduan yang bernama Banding Undak.              

“Hahaha!” tawa Delik Aduan.

“Yang perlu dibanggakan adalah keahlian memainkan tombak seperti aku ini,” kata Banding Undak sambil memutar-mutar batang tombaknya dengan satu tangan saja seperti baling-baling bukan bambu.

“Kau benar, Banding. Pandai meniup daun tidak akan bisa menyelamatkan nyawa dan tidak akan memikat putri Panglima! Hahaha!” kata Delik Aduan sengaja dikeraskan, agar orang yang disindir mendengar.

Delik Aduan dan Banding Undak lalu tertawa bersama rekan-rekannya di bawah.

Gawe Isang yang mendengar itu hanya mendengus kesal sambil memoncongkan bibir seksinya.

Namun, tiba-tiba Gawe Isang terkejut ketika melihat jauh ke depan.

“Ada pasukan musuh dataaang! Ada pasukan musuh dataaang!” teriak Gawe Isang keras dengan wajah tegang. Ia bahkan berteriak kepada rekan-rekannya yang berjaga di bawah.

“Alah, dia mencoba mengerjai kita,” kata Delik Aduan dengan bibir mencibir tidak percaya.

“Lawakan tidak laku! Hahaha!” kata Banding Undak pula lalu tertawa beramai-ramai.

Namun, berbeda dengan sesama prajurit yang berjaga di atas benteng. Mendengar teriakan Gawe Isang itu, mereka juga memandang ke arah depan jauh. Dan hasilnya, mereka terkejut.

Dari balik ketinggian kontur tanah bermunculan sejumlah panji-panji seiring munculnya barisan kepala manusia yang berjejer melebar ke samping.  Bukan hanya satu saf, tetapi beberapa saf. Meski jumlahnya tidak sebanyak pasukan Kerajaan Jintamani yang pergi di hari itu juga, tetapi itu jumlah yang cukup besar untuk menyerang benteng Ibu Kota.

Tidak berapa lama, semakin jelas bahwa pasukan itu berseragam prajurit hijau-hitam. Sebagian lagi berseragam serba merah. Bisa ditaksir jumlah pasukan itu sekitar dua ribu kekuatan.

Jika dihitung-hitung, ada satu bendera besar pasukan dan tujuh panji berbeda warna. Bendera pasukan berwarna dasar merah dengan gambar matahari bersinar warna ungu, berbeda dengan warna matahari Kerajaan Jintamani yang berwarna putih.

“Matahari berwarna ungu ini akan mengingatkan bahwa aku, Ratu Warna Mekararum, pernah hidup bertahun-tahun lamanya dalam siksaan racun ganas!” seru Ratu Warna Mekararum kepada para adipati setianya ketika memutuskan untuk memiliki bendera pasukan.

“Ada pasukan musuh datang! Ada pasukan musuh datang!” teriak para prajurit di atas benteng bersahut-sahutan memberi tahu rekan-rekannya.

Delik Aduan dan Banding Undak bersama rekan-rekannya di bawah jadi bengong mendengar kepanikan di atas.

“Cepat tutup gerbang!” teriak prajurit di atas kepada mereka yang di bawah.

Kooong …! Kooong …!

Terompet tanduk domba yang melingkar ditiup panjang dengan nada khusus yang memberi tahu bagi mereka yang mengerti bahwa ada musuh datang menyerang.

“Ayo cepat tutup gerbangnya!” teriak Delik Aduan menjadi panik duluan di antara prajurit penjaga pintu gerbang benteng Ibu Kota.

Delik Aduan dan Banding Undak segera masuk bersama rekan lainnya. Mereka segera menutup pintu gerbang dan menguncinya.

Tiupan terompet yang memberi tanda bahwa ada pasukan musuh datang menyerang, membuat para pemimpin prajurit di dalam Ibu Kota segera memobilisasi regunya masing-masing dan pergi menuju ke benteng Ibu Kota,

Tong tong tong …!

Di dalam Ibu Kota pun ramai dipukul kentongan bambu yang memberi peringatan tentang potensi terjadinya perang.

Warga Ibu Kota berubah panik dan memilih pulang berkumpul di rumah masing-masing. Mereka harus meng-cancel aktivitas di luar rumah untuk saat itu. Apalagi pergerakan Pasukan Keamanan Ibu Kota terlihat ramai menuju ke arah benteng timur.

Panglima Galagap yang baru saja disuguhkan kopi panasnya di kedai teh, langsung menyeruput air hitamnya yang masih berasap sampai habis. Untung dia tidak memesan mie rebus duo pula, sehingga tidak perlu menyeruput lebih banyak air panas.

“Mak Cantial, tolong catat ke dalam tagihan bulananku!” teriak Panglima Galagap sambil bangkit dan meraih pedang bersarungnya yang tergeletak di sisinya.

“Bagaimana jika kau mati dalam perang, Gusti Panglima?” tanya Mak Cantial, wanita separuh baya lebih tujuh tahun yang rambutnya cepat memutih.

“Cari mayatku dan ambil baju perangku untuk kau jual,” jawab Panglima Galagap sambil berjalan ke luar kedai.

Seorang prajurit datang berlari mendekatinya ketika dia justru mendekati kudanya.

“Gusti Panglima, ada pasukan musuh datang mendekat!” lapor prajurit itu sambil menjura hormat.

“Aku sudah tahu. Kembalilah ke posisimu!” perintah Panglima Galagap.

“Baik, Gusti Panglima!”   

Panglima Galagap lalu naik ke atas punggung kudanya. Ia kemudian menggebah kudanya menuju ke benteng Ibu Kota.

Di sana, telah berkumpul pasukan Ibu Kota yang jumlahnya hanya kisaran seribu personel. Sebagian besar pasukan itu berkumpul di bawah. Sementara yang ada di atas benteng adalah pasukan panah.

Ternyata, di atas benteng ada tiga alat pelontar kayu yang besarnya tidak begitu besar di banding alat pelontar batu yang biasa dibawa ke medan perang. Selain itu, ada drum-drum kayu kecil sebesar satu pelukan istri bertubuh langsing. Drum-drum itu diangkut dari bawah lewat tangga batu di sisi dalam benteng.

Di atas benteng juga kini dinyalakan api di wadah batu. Ada tiga wadah batu yang besar.

“Gusti Panglima! Gusti Panglima!” sebut para prajurit sambil menghormat kepada Panglima Galagap yang berjalan berlalu di atas benteng.

Dengan busungan dada besarnya, besar untuk kategori lelaki, Panglima Galagap memandang jauh ke depan.

Jauh di depan sana, telah tergelar pasukan yang sudah berhenti maju. Posisinya berada di luar jangkauan lesatan anak panah.

Pasukan itu terbagi dalam tujuh kelompok pasukan sesuai dengan jumlah panji. Setiap pemimpin kelompok pasukan menunggang kuda paling depan. Para pemimpin pasukan itu adalah para adipati enam kadipaten dan seorang murid senior Perguruan Pisau Merah.

Secara keseluruhan, pasukan itu dipimpin oleh seorang adipati perempuan yang bernama Adipati Lalang Lengir, Adipati Kadipaten Sorangan dengan panji berwarna hitam.

Adapun yang lainnya adalah Adipati Garongjaga dari Kadipaten Rangkas Kelud berpanji warna cokelat, Adipati Butak Jelaga dari Kadipaten Duno berpanji putih, Adipati Kendrang dari Kadipaten Bentangan dengan panji biru, Adipati Panji Gumo dari Kadipaten Bukit Aren berpanji hijau, Plt. Adipati Kadipaten Pagamuyung yang bernama Danggar Bojo dengan panji kuning, dan pendekar yang bernama Adipaksa yang berstatus murid utama Perguruan Pisau Merah dengan panji merah. (RH)

Terpopuler

Comments

Barokah 99

Barokah 99

iya, nih mana ada sih musuh ngecoh memakai daun. mungkin dia hanya ingin bermain saja

2024-04-24

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

wkwkwk baru tau ada kepala kayu, taunya kepala batu🤣

2023-08-20

2

Soni

Soni

kalo Om Rudi gimana, baju apa yang bisa dijual untuk bayar hutang? he.... ✌️

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2 Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3 Akarmani 3: Perang Kuda
4 Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5 Akarmani 5: Pasukan Panah
6 Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7 Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8 Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9 Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10 Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11 Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12 Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13 Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14 Akarmani 14: Panglima Dewi
15 Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16 Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17 Akarmani 17: Penyergapan Malam
18 Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19 Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20 Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21 Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22 Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23 Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24 Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25 Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26 Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27 Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28 Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29 Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30 Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31 Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32 Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33 Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34 Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35 Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36 Akarmani 36: Racun Tongkat
37 Akarmani 37: Putra Mahkota
38 Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39 Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40 Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41 Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42 Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43 Akarmani 43: Murka Senopati
44 Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45 Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46 Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47 Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48 Akarmani 48: Alma Terkapar
49 Akarmani 49: Alma VS Senopati
50 Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51 Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52 Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53 Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54 Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55 Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56 Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57 DAS 1: Adu Sesumbar
58 DAS 2: Duel Ringan
59 DAS 3: Warga Emas Jintamani
60 DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61 DAS 5: Ning Ana Pulang
62 DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63 DAS 7: Cinta Ditolak
64 DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65 DAS 9: Di Kampung Siluman
66 DAS 10: Bersiap
67 DAS 11: Duel Persahabatan
68 DAS 12: 13 Buah Kematian
69 DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70 DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71 DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72 DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73 DAS 17: Obat dan Siksa
74 DAS 18: Tiba di Kotabatu
75 DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76 DAS 20: Rubi Salangka
77 DAS 21: Topeng Rubi
78 DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79 DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80 DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81 DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82 DAS 26: Ompong Fenomenal
83 DAS 27: Sunting Awan
84 DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85 DAS 29: Duet Bola dan Benang
86 DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87 DAS 31: Manila Sari Hilang
88 DAS 32: Kolam Merah
89 DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90 DAS 34: Demi Jabang Bayi
91 DAS 35: Raja Tombak Iblis
92 DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93 DAS 37: Direbutkan Lelaki
94 DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95 DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96 DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97 DAS 41: Raja Tombak Buto
98 DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99 DAS 43: Calon Ketua Baru
100 DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101 DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102 DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103 DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104 DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105 DKT 6: Pelayan Setia
106 DKT 7: Pengiriman yang Salah
107 DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108 DKT 9: Peran Alma
109 DKT 10: Rantai Dedemit
110 DKT 11: Genggam Petir
111 DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112 DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113 DKT 14: Menang
114 DKT 15: Lidah Untung
115 DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116 DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117 DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118 DKT 19: Tuntutan Alma
119 DKT 20: Siasat Panglima
120 DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121 DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122 DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123 DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124 DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125 DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126 DKT 27: Lidah Untung Menangis
127 DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128 DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129 DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130 DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131 PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132 PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133 PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134 PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135 PKS 5: Berangkat Berperang
136 PKS 6: Berebut Kuda
137 PKS 7: Formasi Pasukan
138 PKS 8: Sergap Panah
139 PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140 PKS 10: Interogasi Anjengan
141 PKS 11: Kadipaten Sengat
142 PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143 PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144 PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145 PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146 PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147 PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148 PKS 18: Dikepung Prajurit
149 PKS 19: Tangkapan Besar
150 PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151 PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152 PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153 PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154 PKS 24: Menyerang Pengepung
155 PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156 PKS 26: putra Mahkota Tiba
157 PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158 PKS 28: Panglima VS Panglima
159 PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2
Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3
Akarmani 3: Perang Kuda
4
Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5
Akarmani 5: Pasukan Panah
6
Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7
Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8
Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9
Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10
Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11
Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12
Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13
Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14
Akarmani 14: Panglima Dewi
15
Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16
Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17
Akarmani 17: Penyergapan Malam
18
Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19
Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20
Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21
Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22
Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23
Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24
Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25
Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26
Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27
Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28
Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29
Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30
Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31
Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32
Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33
Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34
Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35
Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36
Akarmani 36: Racun Tongkat
37
Akarmani 37: Putra Mahkota
38
Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39
Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40
Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41
Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42
Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43
Akarmani 43: Murka Senopati
44
Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45
Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46
Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47
Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48
Akarmani 48: Alma Terkapar
49
Akarmani 49: Alma VS Senopati
50
Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51
Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52
Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53
Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54
Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55
Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56
Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57
DAS 1: Adu Sesumbar
58
DAS 2: Duel Ringan
59
DAS 3: Warga Emas Jintamani
60
DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61
DAS 5: Ning Ana Pulang
62
DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63
DAS 7: Cinta Ditolak
64
DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65
DAS 9: Di Kampung Siluman
66
DAS 10: Bersiap
67
DAS 11: Duel Persahabatan
68
DAS 12: 13 Buah Kematian
69
DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70
DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71
DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72
DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73
DAS 17: Obat dan Siksa
74
DAS 18: Tiba di Kotabatu
75
DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76
DAS 20: Rubi Salangka
77
DAS 21: Topeng Rubi
78
DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79
DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80
DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81
DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82
DAS 26: Ompong Fenomenal
83
DAS 27: Sunting Awan
84
DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85
DAS 29: Duet Bola dan Benang
86
DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87
DAS 31: Manila Sari Hilang
88
DAS 32: Kolam Merah
89
DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90
DAS 34: Demi Jabang Bayi
91
DAS 35: Raja Tombak Iblis
92
DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93
DAS 37: Direbutkan Lelaki
94
DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95
DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96
DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97
DAS 41: Raja Tombak Buto
98
DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99
DAS 43: Calon Ketua Baru
100
DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101
DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102
DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103
DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104
DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105
DKT 6: Pelayan Setia
106
DKT 7: Pengiriman yang Salah
107
DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108
DKT 9: Peran Alma
109
DKT 10: Rantai Dedemit
110
DKT 11: Genggam Petir
111
DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112
DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113
DKT 14: Menang
114
DKT 15: Lidah Untung
115
DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116
DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117
DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118
DKT 19: Tuntutan Alma
119
DKT 20: Siasat Panglima
120
DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121
DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122
DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123
DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124
DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125
DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126
DKT 27: Lidah Untung Menangis
127
DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128
DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129
DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130
DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131
PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132
PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133
PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134
PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135
PKS 5: Berangkat Berperang
136
PKS 6: Berebut Kuda
137
PKS 7: Formasi Pasukan
138
PKS 8: Sergap Panah
139
PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140
PKS 10: Interogasi Anjengan
141
PKS 11: Kadipaten Sengat
142
PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143
PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144
PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145
PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146
PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147
PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148
PKS 18: Dikepung Prajurit
149
PKS 19: Tangkapan Besar
150
PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151
PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152
PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153
PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154
PKS 24: Menyerang Pengepung
155
PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156
PKS 26: putra Mahkota Tiba
157
PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158
PKS 28: Panglima VS Panglima
159
PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!