Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama

*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*

 

Alma Fatara yang seorang diri, membiarkan dirinya dikepung oleh ribuan prajurit tombak dan pedang.

Pasukan tombak membentuk formasi lingkaran tebal yang mengurung posisi Alma Fatara dengan menyisakan ruang kosong di sekitar Alma beberapa tombak.

“Hahh!” teriak para prajurit itu serentak mengeluarkan semua bau mulutnya sambil menutup barisan mereka dengan tameng dan tombak-tombak diulurkan mengancam, siap menyerang Alma Fatara jika ada perintah.

Pasukan tombak itu dipimpin oleh Panglima Gagang Lembu.

Barisan melingkar itu memiliki lebih tujuh lapis yang rapat. Seekor cecurut pun mungkin tidak akan bisa lolos dari pengepungan itu. Beberapa tombak di belakang pasukan tombak ada barisan pasukan pedang yang membentuk lingkaran lebih besar tapi lebih tipis. Pasukan itu juga memasang formasi siap dengan tameng yang rapat.

Pasukan pedang itu dipimpin oleh Panglima Pulung Seket.

Di sisi utara dari pengepungan dua ribuan prajurit tombak dan pedang, ada ratusan pasukan panah yang berposisi siap memanah jika diperintahkan. Tiga barisan terdepan duduk dengan berlutut satu kaki. Empat barisan belakang berdiri dengan prajurit paling jangkung berdiri di barisan terakhir, sehingga mereka tidak terhalangi oleh kepala rekan-rekannya yang di depan.

Pasukan panah ini dikomandoi oleh Panglima Utama Surap Bentala, karena Panglima Jambango sudah mati oleh tombakan Alma Fatara.

Sementara itu jauh di selatan, tepatnya di pinggiran Alas Tiga Air, gadis remaja cantik jelita bernama Ning Ana tampak cemas karena tidak bisa melihat keberadaan Alma yang tertutupi oleh pengepungan di tengah lembah.

Berbeda dengan Magar Kepang dan Garam Sakti, mereka terlihat tenang, tidak menunjukkan rasa khawatir. Sepertinya mereka sudah yakin kepada Alma Fatara seribu persen.

Buru-buru Ning Ana berlari ke belakang.

“Sayang mungilku, mau ke mana kau?” tanya Garam Sakti yang memang adalah kekasih dari Ning Ana. Jangan ditanya kenapa Ning Ana yang masih remaja menjadi kekasih Garam Sakti yang tinggi besar berotot dan berusia hampir kepala tiga pula.

“Aku mau naik pohon agar bisa melihat Kak Alma!” sahut Ning Ana yang menuju ke sebuah pohon besar di pinggiran hutan itu.

“Biar aku yang membawamu naik!” tawar Garam Sakti.

“Tapi jangan menaikiku, Kakang. Aku belum muat!” teriak Ning Ana yang pikirannya lebih dulu tua dari fisiknya.

“Iya, aku pun tidak berani!” sahut Garam Sakti sambil berlari mengejar Ning Ana.

“Hahaha!” tawa Magar Kepang yang mendengar dialog saru itu.

Sementara itu jauh di ujung utara lembah, Pajrit Gandul Kulon dan Pajrit Kukus Asmara yang menjadi pemimpin pasukan yang membelot, terlibat perbincangan serius sambil memerhatikan peperangan dari jauh.

“Gandul Kulon, lalu nasib kita bagaimana? Aku jadi gamang?” tanya Pajrit Kukus Asmara dengan nada mengayun seperti lelaki pingitan.

“Perempuan itu bukan manusia. Seorang diri dia menghancurkan puluhan pasukan kuda. Semua panah belalang dihancurkan. Sekali serang saja dia bisa membunuh lebih dari sepuluh orang. Jika kita tidak mundur, pasti kita juga akan mati nantinya,” tandas Pajrit Gandul Kulon.

“Tapi lihat, sekarang perempuan itu sudah dikepung. Pasti dia tidak akan lolos menghadapi ribuan prajurit seorang diri,” kata Pajrit Kukus Asmara dengan wajah yang mengerenyit terus, seolah-olah dia ingin menangis dengan kondisi saat itu.

“Sudah, kita lihat saja. Jika memang perempuan itu menang, berarti kita tunduk menyerah dan beralih berbakti kepada Gusti Ratu Warna Mekararum,” kata Pajrit Gandul Kulon.

“Kalau perempuan itu mati?” tanya Pajrit Kukus Asmara.

“Kita kabur dan berhenti menjadi prajurit. Jika tidak, kita akan dibunuh oleh Panglima Utama.”

“Bukankan Gusti Ratu Warna Mekararum sudah mati?”

“Buktinya Gusti Ratu punya pasukan.”

Kembali ke tengah medan perang.

“Apakah kerja seorang panglima hanya mengorbankan prajuritnya dan berlindung di belakang punggung pasukannya? Hahaha!” seru Alma Fatara yang mulai melancarkan provokasinya lalu tertawa lebar tanpa malu memperlihatkan gigi ompongnya.

Namun, ketegangan para prajurit yang berada di level genting itu, seolah-olah membuat mereka tidak bisa tertawa.

Memerahlah telinga dan wajah ketiga panglima pasukan Kerajaan Jintamani yang masih memimpin pasukan, terutama Panglima Utama Surap Bentala selaku penglima tertinggi.

“Kurang ajar setan!” desis Surap Bentala kepada dirinya sendiri. “Dia mau mempermalukan aku di depan pasukanku sendiri.”

“Wahai pasukan-pasukan yang gagah berani, simpat dulu keberanian kalian. Biarkan panglima kalian maju bertarung denganku untuk menunjukkan bahwa dia tidak sekedar berlindung di bawah pangkatnya!” seru Alma Fatara lagi. “Jika kalian memang meminta kematian, pasti akan aku berikan. Sabar sebentar!”

Para prajurit yang sudah mengepung Alma Fatara di barisan paling depan saling pandang dengan rekan di kanan dan kirinya.

“Jangan terpedaya. Sesakti-saktinya seorang pendekar, dia tidak akan luput dari ribuah senjata kita!” bisik seorang prajurit kepada teman di sampingnya.

“Perempuan itu sedang mencoba mengacaukan pikiran kita, jangan terpedaya!” teriak seorang kepala regu kepada pasukan yang dipimpinnya.

“Hahaha!” tawa Alma Fatara setelah tidak ada respon dari panglima pasukan musuh. Dia lalu berteriak lantang membahana, “Ternyata panglima kalian lebih pengecut daripada kalian yang maju terdepan untuk mati!”

“Jaga bicaramu, Perempuan Setan!” teriak Panglima Utama Surap Bentala membahana sambil muncul berlari menginjaki beberapa kepala prajurit untuk masuk ke dalam ruang kepungan, tepatnya mendarat gagah di hadapan Alma Fatara.

“Kurang ajar! Kau masih terlalu belia rupanya!” maki Surap Bentala karena terkejut setelah melihat jelas sosok dan paras Alma Fatara.

“Hahahak!” tawa Alma Fatara mendengar makian Surap Bentala.

Tawa Alma Fatara membuat Surap Bentala terkejut karena melihat kelucuan gigi gadis cantik itu. Sebenarnya dia ingin tertawa, tapi takut dituduh menghina dan meremehkan lawan.

“Aku bahkan memiliki satu pengawal perempuan yang jauh lebih muda dariku. Apakah perlu aku suguhkan sebagai lawan tandingmu, Paman?” tanya Alma.

“Menghadapimu saja aku merasa malu. Benar-benar menjatuhkan kehormatanku sebagai pemimpin pasukan besar ini!” kata Surap Bentala lantang demi menjaga wibawanya di depan pasukannya.

“Jika kau tidak melawanku sekarang juga, maka kau akan lebih malu, Paman. Kau tidak bisa mundur lagi, kehormatan dan pangkatmu dipertaruhkan di sini!” tandas Alma Fatara.

“Pasukaaan!” teriak Surap Bentala keras kepada pasukannya.

“Siap!” jawab semua prajurit serentak, sehingga suara ribuan orang itu terdengar menggetarkan jiwa serta lembah dan alam sekitarnya.

Jika seandainya ada prajurit yang sudah mati tapi pura-pura hidup, pasti dia akan mati lagi karena mendengar suara pasukan itu.

“Bukan aku yang tidak ksatria melawan wanita semuda ini, tapi Bocah Setan ini yang terlalu kurang ajar meminta mati!” koar Surap Bentala keras, demi menjaga maruahnya di depan pasukan.

“Hahahak!” tawa Alma Fatara.

“Bunuh! Bunuh! Bunuh …!” teriak para prajurit yang benci kepada Alma karena telah membantai rekan-rekan mereka, tidak peduli bahwa Alma seperti anak kucing cantik yang begitu lucu dan menggemaskan.

“Hei, diam!” bentak Alma keras yang bertenaga dalam tinggi.

Bentakan keras itu mengejutkan karena menusuk gendang-gendang telinga mereka. Sampai-sampai mereka berhenti berteriak “bunuh” dengan wajah mengerenyit menahan sakit.

“Begini saja, Paman,” kata Alma Fatara kepada panglima yang bersenjatakan pedang. “Jika Paman mati, berarti pasukan Paman tunduk semua kepadaku. Jika aku yang mati, perang berakhir. Bagaimana, Paman?”

“Tidak!” tolak Surap Bentala. “Jika kau mati, peperangan berakhir. Jika aku mati, pasukanku akan mencacahmu!”

“Baik!” jawab Alma mantap.

“Pasukan!” teriak Surap Bentala.

“Siap!” jawab pasukan itu serentak, menggema selembah hingga ke dalam hutan.

“Jika aku mati, jangan ragu bunuh Bocah Setan ini!”

“Siap!” jawab ribuan pasukan itu.

“Pasukan!” teriak Alma Fatara juga dengan keras.

“Siap!” jawab pasukan itu juga.

“Hahahak!” tertawa terbahaklah Alma Fatara mendengar pasukan itu menjawab seruannya, membuat pasukan itu kesal sendiri dan merasa bego sendiri.

Alma kembali berteriak.

“Jika kalian tidak mau mati bersama, jangan menyerangku jika panglima kalian mati!”

Kali ini tidak ada yang menyuhuti seruan Alma Fatara. Namun, seruan itu membuat pasukan itu dilanda kebimbangan.

“Ayo kita mulai, Paman. Jangan tahan-tahan!” seru Alma Fatara. (RH)

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-05-16

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

ketawa aja paman jangan ditahan nanti kamu kabesekan loh paman🤣🤣🤣

2023-03-21

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

jawaban nya karena ning ana hanya menyukai pria dewasa 🤣🤣

2023-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2 Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3 Akarmani 3: Perang Kuda
4 Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5 Akarmani 5: Pasukan Panah
6 Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7 Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8 Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9 Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10 Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11 Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12 Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13 Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14 Akarmani 14: Panglima Dewi
15 Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16 Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17 Akarmani 17: Penyergapan Malam
18 Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19 Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20 Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21 Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22 Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23 Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24 Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25 Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26 Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27 Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28 Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29 Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30 Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31 Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32 Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33 Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34 Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35 Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36 Akarmani 36: Racun Tongkat
37 Akarmani 37: Putra Mahkota
38 Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39 Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40 Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41 Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42 Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43 Akarmani 43: Murka Senopati
44 Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45 Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46 Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47 Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48 Akarmani 48: Alma Terkapar
49 Akarmani 49: Alma VS Senopati
50 Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51 Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52 Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53 Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54 Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55 Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56 Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57 DAS 1: Adu Sesumbar
58 DAS 2: Duel Ringan
59 DAS 3: Warga Emas Jintamani
60 DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61 DAS 5: Ning Ana Pulang
62 DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63 DAS 7: Cinta Ditolak
64 DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65 DAS 9: Di Kampung Siluman
66 DAS 10: Bersiap
67 DAS 11: Duel Persahabatan
68 DAS 12: 13 Buah Kematian
69 DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70 DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71 DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72 DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73 DAS 17: Obat dan Siksa
74 DAS 18: Tiba di Kotabatu
75 DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76 DAS 20: Rubi Salangka
77 DAS 21: Topeng Rubi
78 DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79 DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80 DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81 DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82 DAS 26: Ompong Fenomenal
83 DAS 27: Sunting Awan
84 DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85 DAS 29: Duet Bola dan Benang
86 DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87 DAS 31: Manila Sari Hilang
88 DAS 32: Kolam Merah
89 DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90 DAS 34: Demi Jabang Bayi
91 DAS 35: Raja Tombak Iblis
92 DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93 DAS 37: Direbutkan Lelaki
94 DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95 DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96 DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97 DAS 41: Raja Tombak Buto
98 DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99 DAS 43: Calon Ketua Baru
100 DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101 DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102 DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103 DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104 DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105 DKT 6: Pelayan Setia
106 DKT 7: Pengiriman yang Salah
107 DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108 DKT 9: Peran Alma
109 DKT 10: Rantai Dedemit
110 DKT 11: Genggam Petir
111 DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112 DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113 DKT 14: Menang
114 DKT 15: Lidah Untung
115 DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116 DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117 DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118 DKT 19: Tuntutan Alma
119 DKT 20: Siasat Panglima
120 DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121 DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122 DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123 DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124 DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125 DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126 DKT 27: Lidah Untung Menangis
127 DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128 DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129 DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130 DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131 PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132 PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133 PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134 PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135 PKS 5: Berangkat Berperang
136 PKS 6: Berebut Kuda
137 PKS 7: Formasi Pasukan
138 PKS 8: Sergap Panah
139 PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140 PKS 10: Interogasi Anjengan
141 PKS 11: Kadipaten Sengat
142 PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143 PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144 PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145 PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146 PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147 PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148 PKS 18: Dikepung Prajurit
149 PKS 19: Tangkapan Besar
150 PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151 PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152 PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153 PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154 PKS 24: Menyerang Pengepung
155 PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156 PKS 26: putra Mahkota Tiba
157 PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158 PKS 28: Panglima VS Panglima
159 PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2
Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3
Akarmani 3: Perang Kuda
4
Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5
Akarmani 5: Pasukan Panah
6
Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7
Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8
Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9
Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10
Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11
Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12
Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13
Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14
Akarmani 14: Panglima Dewi
15
Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16
Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17
Akarmani 17: Penyergapan Malam
18
Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19
Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20
Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21
Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22
Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23
Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24
Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25
Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26
Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27
Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28
Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29
Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30
Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31
Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32
Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33
Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34
Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35
Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36
Akarmani 36: Racun Tongkat
37
Akarmani 37: Putra Mahkota
38
Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39
Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40
Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41
Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42
Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43
Akarmani 43: Murka Senopati
44
Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45
Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46
Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47
Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48
Akarmani 48: Alma Terkapar
49
Akarmani 49: Alma VS Senopati
50
Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51
Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52
Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53
Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54
Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55
Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56
Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57
DAS 1: Adu Sesumbar
58
DAS 2: Duel Ringan
59
DAS 3: Warga Emas Jintamani
60
DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61
DAS 5: Ning Ana Pulang
62
DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63
DAS 7: Cinta Ditolak
64
DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65
DAS 9: Di Kampung Siluman
66
DAS 10: Bersiap
67
DAS 11: Duel Persahabatan
68
DAS 12: 13 Buah Kematian
69
DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70
DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71
DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72
DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73
DAS 17: Obat dan Siksa
74
DAS 18: Tiba di Kotabatu
75
DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76
DAS 20: Rubi Salangka
77
DAS 21: Topeng Rubi
78
DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79
DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80
DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81
DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82
DAS 26: Ompong Fenomenal
83
DAS 27: Sunting Awan
84
DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85
DAS 29: Duet Bola dan Benang
86
DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87
DAS 31: Manila Sari Hilang
88
DAS 32: Kolam Merah
89
DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90
DAS 34: Demi Jabang Bayi
91
DAS 35: Raja Tombak Iblis
92
DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93
DAS 37: Direbutkan Lelaki
94
DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95
DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96
DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97
DAS 41: Raja Tombak Buto
98
DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99
DAS 43: Calon Ketua Baru
100
DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101
DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102
DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103
DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104
DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105
DKT 6: Pelayan Setia
106
DKT 7: Pengiriman yang Salah
107
DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108
DKT 9: Peran Alma
109
DKT 10: Rantai Dedemit
110
DKT 11: Genggam Petir
111
DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112
DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113
DKT 14: Menang
114
DKT 15: Lidah Untung
115
DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116
DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117
DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118
DKT 19: Tuntutan Alma
119
DKT 20: Siasat Panglima
120
DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121
DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122
DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123
DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124
DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125
DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126
DKT 27: Lidah Untung Menangis
127
DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128
DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129
DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130
DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131
PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132
PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133
PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134
PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135
PKS 5: Berangkat Berperang
136
PKS 6: Berebut Kuda
137
PKS 7: Formasi Pasukan
138
PKS 8: Sergap Panah
139
PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140
PKS 10: Interogasi Anjengan
141
PKS 11: Kadipaten Sengat
142
PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143
PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144
PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145
PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146
PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147
PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148
PKS 18: Dikepung Prajurit
149
PKS 19: Tangkapan Besar
150
PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151
PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152
PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153
PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154
PKS 24: Menyerang Pengepung
155
PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156
PKS 26: putra Mahkota Tiba
157
PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158
PKS 28: Panglima VS Panglima
159
PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!