Akarmani 5: Pasukan Panah

*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*

Panglima Utama Surap Bentala dan para panglima lainnya, serta semua pasukan yang masih berbaris rapi hanya bisa geleng-geleng kepala, apakah kepala itu benar-benar digelengkan atau sekedar isyarat menggeleng.

Sepuluh prajurit beserta kudanya telah dihancurkan sebelumnya. Kini lima puluh pasukan berkuda juga bergelimpangan meregang nyawa di tangan satu orang wanita tanpa seorang pun pasukan yang membantunya berperang.

Gusar Surap Bentala melihat kenyataan itu. Ia pun menimbang strategi untuk bisa mengalahkan pendekar perempuan belia itu dan membunuhnya.

Jika dia maju untuk duel sebagai orang tersakti di dalam pasukannya, kemungkinan besar dia akan kalah. Jika Alma Fatara bisa menghabisi lima puluh prajurit berkuda dalam satu bentrokan, maka dia mengaku tidak bisa. Itu artinya Alma Fatara akan unggul jika duel dengannya.

Tidak mungkin pula dia mengerahkan pasukan berkuda berikutnya karena ratusan prajurit berkuda sudah dibawa pulang oleh Panglima Gigir Sluduk.

Maka dia pun harus memilih satu pasukan untuk maju.

“Panglima Jambango! Majukan semua mesin panah, jangan beri ruang kepada perempuan itu!” teriak Panglima Utama Surap Bentala.

“Baik, Gusti Panglima!” sahut panglima yang memimpin pasukan panah.

Panglima Jambango adalah seorang lelaki bertubuh kurus dan tinggi. Pakaian perangnya membuatnya terlihat lebih berisi.

“Panah belalang, maju semua!” teriak Panglima Jambango.

“Siaaap!” teriak para prajurit operator mesin panah yang setinggi satu tombak dan memiliki enam roda kayu tebal.

Pasukan itu memiliki dua puluh mesin panah yang mereka sebut panah belalang. Setiap mesin yang terbuat dari kayu tebal dan keras itu didorong oleh sepuluh prajurit. Sementara di atasnya berdiri dua orang prajurit yang bertindak sebagai operator.

Mesin panah itu memiliki anak panah khusus yang berbahan logam serta lebih besar dan panjang dari anak panah biasa. Mesin panah itu bisa menembakkan empat anak panah besi sekaligus.

Senjata mesin panah tersebut pernah Alma Fatara hadapi saat di Pulau Seribis. Hanya, mesin panah di pulau tempat Ratu Warna Mekararum pernah diasingkan tersebut, bersifat permanen tanpa bisa diajak mobile.

Dua puluh mesin panah bergerak maju ke depan pasukan. Mereka berjejer dalam satu saf yang menyamping lurus.

“Panah Belalang Satu siaaap!” teriak operator Panah Belalang paling ujung kanan.

“Belalang Dua siaaap!” teriak operator Panah Belalang di sisinya kirinya.

“Belalang Tiga siaaap!” teriak operator Panah Belalang di sisi kirinya lagi.

“Empat siaaap! Lima siaaap! Enam siaaap!” teriak prajurit operator berikutnya secara bersusulan hingga yang terakhir.

“Dua puluh siaaap!” teriak operator mesin paling kiri berteriak.

Artinya “siap” adalah mesin mereka telah siap tembak dan sudah terpasang empat anak panah.

Sementara itu, Alma Fatara berdiri menunggu dengan berdiri di antara puluhan mayat prajurit dan sejumlah bangkai kuda.

“Panah Belalang Sepuluh!”

Seeet!

Prajurit operator mesin Panah Belalang Sepuluh lalu melepaskan kuncian senar busur yang melesatkan empat anak panah besi.

Keempat anak panah itu melesat secepat kilat menyerang Alma Fatara. Namun, gadis belia itu tidak bergerak atau bergeser kaki sedikit pun. Karena memang keempat anak panah itu tidak ada yang tepat sasaran.

Jarak tempuh anak panah itu memang menjangkau posisi Alma Fatara berdiri, tetapi masih belum jitu.

“Hahaha …!” tawa Alma Fatara yang suaranya sampai kepada pasukan Kerajaan Jintamani.

Melihat panah bisa menjangkau posisi Alma Fatara, maka Panglima Jambango segera memberi perintah.

“Semuanya, panaaah!” teriaknya histeris penuh penghayatan peran.

Set set set …!

Kedua puluh mesin panah itu melesatkan anak panah-anak panahnya tanpa ada yang gagal fungsi. Empat anak panah kali dua puluh mesin Panah Belalang, sama dengan delapan puluh anak panah yang melesat beramai-ramai ke posisi Alma Fatara.

Semua anak panah itu lebih dulu melesat ke atas lalu jatuh melandai menuju ke posisi Alma berdiri. Garis lesat semua anak panah itu membentuk kurva payung.

“Hahahak …!” tawa terbahak Alma Fatara sambil melesat cepat maju mendekati posisi para mesin Panah Belalang.

Sia-sialah hujan panah itu karena target melesat cepat meninggalkan area yang ditargetkan.

Sezt sezt sezt …!

Sambil maju seperti itu, Alma Fatara dengan ringannya mengayunkan kedua tangannya bergantian dengan ritme cepat.

Teb teb teb …!

Bset bset bset …!

Seiring jatuhnya anak panah menancap di area tanah lembah yang sudah tanpa manusia hidup, enam sinar kuning tipis lebar melengkung melesat memotong enam mesin panah. Tidak hanya mesin kayunya yang terpotong, tapi berikut prajurit operator dan prajurit pendamping terpotong seperti puding cokelat manis dipotong pisau jagal.

“Hahaha!” tawa Alma Fatara yang terus bergerak cepat mendekati barisan mesin panah.

“Panaaah!” teriak Panglima Jambango panik, tanpa menyebut nomor urut lagi.

Buru-buru prajurit operator beberapa mesin panah menggeser garis bidik busur. Anak panah sudah dipasang ulang.

Ziiing!

Sambil berlari kencang mendekat, Alma Fatara telah mengeluarkan pusaka Bola Hitam yang ia putar-putar di atas kepala sepertai memutar yoyo. Maka timbul piringan sinar biru berdiameter satu depa dari putaran itu, menimbulkan suara berdenging kencang.

Set set set …!

Ziiing!

Dari sisi kanan dan kiri melesat dua gelombang hujan panah ke satu target bergerak dan semakin mendekat, yaitu Alma Fatara. Jika hujan panah sebelumnya naik lebih dulu ke udara sehingga menciptakan ruang kosong di area bawah, maka kali ini hujan panahnya melesat lurus karena jarak target yang dekat.

Pada saat yang sama, Alma Fatara melempar jauh Bola Hitam ke samping. Lemparan itu tidak membuat Bola Hitam terlempar, tetapi yang melesat adalah piringan sinar biru. Sinar itu melesat ke samping, bukan ke arah pasukan musuh.

Setelah melepas serangannya ke samping, giliran Alma Fatara mencoba menghindari hujan panah yang datang dari dua sisi. Gadis belia itu menotol ujung kakinya. Selanjutnya, tubuh berjubah hitam itu melejit lurus naik melangit. Tinggi. Melewati ketinggian garis lesat panah-panah itu.

Dan ketika pasukan anak panah berlesatan saling menyilang lintasan, posisi tubuh Alma Fatara ada di udara tinggi. Serangan panah lewat di bawahnya.

Cara hindar yang begitu elegat tersebut hanya bisa membuat para panglima dan pasukannya terpukau melihat kecantikan yang hebat itu.

Bukan hanya aksi Alma yang naik ke udara tinggi menjadi faktor keterpukauan pasukan musuh, tetapi juga karena mereka melihat piringan sinar biru yang dilepas Alma bergerak terbang dengan trek melengkung berbelok.

Set! Tap!

Panglima Jambango tidak peduli dengan sinar biru karena tidak mengincar dirinya. Dia lebih fokus kepada sosok Alma yang membuat jantung berdebar. Bukan karena kecantikannya yang membuat berdebar, tetapi karena sifatnya yang seperti monster.

Karena itulah, ketika Alma Fatara naik mengudara menghindari semua anak panah, Panglima Jambango melesatkan satu tombak ke udara tinggi mengincar Alma yang masih di udara. Tentu saja, lemparan itu disertai tenaga dalam tinggi.

Seperti hanya berpindah tempat. Tahu-tahu tombak itu sudah tergenggam dalam tangkapan tangan Alma.

Zing zing zing …!

“Akh! Akh! Akh …!”

Pada saat yang bersamaan, piringan sinar biru menebas mesin-mesin panah dari sisi kanan, memotong seperti silet cukur memangkas rambut hanya sekali jalan.

Sebanyak tujuh mesin panah terpotong sekaligus berikut para prajuritnya. Begitu cepat, sehingga sulit bagi prajurit itu untuk menghindari kematian.

Setelah membabat tujuh mesin panah, piringan sinar itu lenyap dengan sendirinya. Dan Dewi Dua Gigi mendarat menjejak tanah dengan tombak tergenggam di tangan kiri.

Ziiing!

Alma Fatara kembali memutar pusaka Bola Hitam di atas kepalanya dengan tangan kanan, memunculkan satu piringan sinar biru.

“Katakan menyerah!” teriak Alma Fatara lantang sambil kembali berlari maju dengan siap melempar piringan sinar birunya.

Melihat kegilaan Alma Fatara, semakin ketar-ketirlah para prajurit karena takut diri mereka yang akan terkena serangan mematikan itu berikutnya. (RH)

Terpopuler

Comments

Barokah 99

Barokah 99

wah, jangan maju kalau gitu, prajurit berkuda saja semua kalah, kalau kamu berani berdual alamat bisa mati ditangan wanita itu

2024-04-24

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

nah kan di serang balik 🤕🤕🦖🦖🦖

2023-08-27

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

apa dgn strategis yg berbeda bisa menembus alma? 👀

2023-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2 Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3 Akarmani 3: Perang Kuda
4 Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5 Akarmani 5: Pasukan Panah
6 Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7 Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8 Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9 Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10 Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11 Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12 Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13 Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14 Akarmani 14: Panglima Dewi
15 Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16 Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17 Akarmani 17: Penyergapan Malam
18 Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19 Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20 Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21 Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22 Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23 Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24 Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25 Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26 Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27 Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28 Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29 Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30 Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31 Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32 Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33 Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34 Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35 Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36 Akarmani 36: Racun Tongkat
37 Akarmani 37: Putra Mahkota
38 Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39 Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40 Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41 Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42 Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43 Akarmani 43: Murka Senopati
44 Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45 Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46 Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47 Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48 Akarmani 48: Alma Terkapar
49 Akarmani 49: Alma VS Senopati
50 Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51 Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52 Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53 Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54 Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55 Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56 Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57 DAS 1: Adu Sesumbar
58 DAS 2: Duel Ringan
59 DAS 3: Warga Emas Jintamani
60 DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61 DAS 5: Ning Ana Pulang
62 DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63 DAS 7: Cinta Ditolak
64 DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65 DAS 9: Di Kampung Siluman
66 DAS 10: Bersiap
67 DAS 11: Duel Persahabatan
68 DAS 12: 13 Buah Kematian
69 DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70 DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71 DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72 DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73 DAS 17: Obat dan Siksa
74 DAS 18: Tiba di Kotabatu
75 DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76 DAS 20: Rubi Salangka
77 DAS 21: Topeng Rubi
78 DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79 DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80 DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81 DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82 DAS 26: Ompong Fenomenal
83 DAS 27: Sunting Awan
84 DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85 DAS 29: Duet Bola dan Benang
86 DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87 DAS 31: Manila Sari Hilang
88 DAS 32: Kolam Merah
89 DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90 DAS 34: Demi Jabang Bayi
91 DAS 35: Raja Tombak Iblis
92 DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93 DAS 37: Direbutkan Lelaki
94 DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95 DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96 DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97 DAS 41: Raja Tombak Buto
98 DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99 DAS 43: Calon Ketua Baru
100 DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101 DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102 DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103 DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104 DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105 DKT 6: Pelayan Setia
106 DKT 7: Pengiriman yang Salah
107 DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108 DKT 9: Peran Alma
109 DKT 10: Rantai Dedemit
110 DKT 11: Genggam Petir
111 DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112 DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113 DKT 14: Menang
114 DKT 15: Lidah Untung
115 DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116 DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117 DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118 DKT 19: Tuntutan Alma
119 DKT 20: Siasat Panglima
120 DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121 DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122 DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123 DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124 DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125 DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126 DKT 27: Lidah Untung Menangis
127 DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128 DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129 DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130 DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131 PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132 PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133 PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134 PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135 PKS 5: Berangkat Berperang
136 PKS 6: Berebut Kuda
137 PKS 7: Formasi Pasukan
138 PKS 8: Sergap Panah
139 PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140 PKS 10: Interogasi Anjengan
141 PKS 11: Kadipaten Sengat
142 PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143 PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144 PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145 PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146 PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147 PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148 PKS 18: Dikepung Prajurit
149 PKS 19: Tangkapan Besar
150 PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151 PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152 PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153 PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154 PKS 24: Menyerang Pengepung
155 PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156 PKS 26: putra Mahkota Tiba
157 PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158 PKS 28: Panglima VS Panglima
159 PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2
Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3
Akarmani 3: Perang Kuda
4
Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5
Akarmani 5: Pasukan Panah
6
Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7
Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8
Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9
Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10
Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11
Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12
Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13
Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14
Akarmani 14: Panglima Dewi
15
Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16
Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17
Akarmani 17: Penyergapan Malam
18
Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19
Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20
Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21
Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22
Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23
Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24
Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25
Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26
Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27
Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28
Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29
Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30
Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31
Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32
Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33
Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34
Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35
Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36
Akarmani 36: Racun Tongkat
37
Akarmani 37: Putra Mahkota
38
Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39
Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40
Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41
Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42
Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43
Akarmani 43: Murka Senopati
44
Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45
Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46
Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47
Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48
Akarmani 48: Alma Terkapar
49
Akarmani 49: Alma VS Senopati
50
Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51
Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52
Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53
Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54
Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55
Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56
Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57
DAS 1: Adu Sesumbar
58
DAS 2: Duel Ringan
59
DAS 3: Warga Emas Jintamani
60
DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61
DAS 5: Ning Ana Pulang
62
DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63
DAS 7: Cinta Ditolak
64
DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65
DAS 9: Di Kampung Siluman
66
DAS 10: Bersiap
67
DAS 11: Duel Persahabatan
68
DAS 12: 13 Buah Kematian
69
DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70
DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71
DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72
DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73
DAS 17: Obat dan Siksa
74
DAS 18: Tiba di Kotabatu
75
DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76
DAS 20: Rubi Salangka
77
DAS 21: Topeng Rubi
78
DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79
DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80
DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81
DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82
DAS 26: Ompong Fenomenal
83
DAS 27: Sunting Awan
84
DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85
DAS 29: Duet Bola dan Benang
86
DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87
DAS 31: Manila Sari Hilang
88
DAS 32: Kolam Merah
89
DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90
DAS 34: Demi Jabang Bayi
91
DAS 35: Raja Tombak Iblis
92
DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93
DAS 37: Direbutkan Lelaki
94
DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95
DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96
DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97
DAS 41: Raja Tombak Buto
98
DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99
DAS 43: Calon Ketua Baru
100
DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101
DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102
DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103
DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104
DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105
DKT 6: Pelayan Setia
106
DKT 7: Pengiriman yang Salah
107
DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108
DKT 9: Peran Alma
109
DKT 10: Rantai Dedemit
110
DKT 11: Genggam Petir
111
DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112
DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113
DKT 14: Menang
114
DKT 15: Lidah Untung
115
DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116
DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117
DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118
DKT 19: Tuntutan Alma
119
DKT 20: Siasat Panglima
120
DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121
DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122
DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123
DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124
DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125
DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126
DKT 27: Lidah Untung Menangis
127
DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128
DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129
DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130
DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131
PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132
PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133
PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134
PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135
PKS 5: Berangkat Berperang
136
PKS 6: Berebut Kuda
137
PKS 7: Formasi Pasukan
138
PKS 8: Sergap Panah
139
PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140
PKS 10: Interogasi Anjengan
141
PKS 11: Kadipaten Sengat
142
PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143
PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144
PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145
PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146
PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147
PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148
PKS 18: Dikepung Prajurit
149
PKS 19: Tangkapan Besar
150
PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151
PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152
PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153
PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154
PKS 24: Menyerang Pengepung
155
PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156
PKS 26: putra Mahkota Tiba
157
PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158
PKS 28: Panglima VS Panglima
159
PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!