Akarmani 3: Perang Kuda

*Api di Kerajaan Jintamani (Akarmani)*

Panglima Gigir Sluduk yang gagah duduk di atas kuda perangnya menatap tajam kepada gadis belia dua tombak di depannya.

“Siapa kau, Gadis Kecil?” tanya Panglima Gigir.

“Jangan panggil aku Gadis Kecil, Paman! Aku adalah utusan ….” Perkataan Ning Ana terputus sejenak. Dia berpikir. Lalu lanjutnya dengan lantang, “Aku utusan dari Dewi Dua Gigi!”

“Dewi Dua Gigi? Hahaha!” tawa Panglima Gigir. “Maksudmu perempuan cantik yang giginya tinggal dua?”

“Siapa kau, Paman?” tanya Ning Ana lantang. Dia mulai bisa menguasai diri dan perasaannya.

“Aku adalah Panglima Gigir Sluduk!”

“Hihihi!” tawa Ning Ana, memaksakan diri untuk tertawa. “Maksudmu, panglima yang giginya suka menyeruduk?”

Mendelik marah Panglima Gigir didefinisikan seperti itu.

“Kurang ajar! Mana pasukan Ratu Warna Mekararum yang ingin berperang?” gusar Panglima Gigir.

“Sesuai apa yang kalian lihat. Itulah pasukan Gusti Ratu Warna Mekararum. Sebagai utusan, aku menyampaikan agar kalian semua menyerah dan tunduk kepada Gusti Ratu Warna Mekararum. Jika tidak, kalian semua akan kami hancurkan!” ujar Ning Ana dengan kata-kata yang lancar.

“Hahaha!” tawa Panglima Gigir. “Bocah tidak tahu nasib. Kembalilah. Aku akan mengirim pasukan pencabut nyawa sebagai jawabannya!”

“Kalian akan menyesal dan menjadi hantu gentayangan tidak punya kehormatan!” teriak Ning Ana.

Gadis cantik belia itu segera berbalik lalu lari terbirit-birit sambil menengok ke belakang, khawatir dia diserang.

“Hahaha …!” tawa Panglima Gigir terpingkal-pingkal melihat Ning Ana yang ketakutan setelah itu.

Dia kemudian memutar balik kudanya dan menggebahnya pulang ke arah barisan.

“Sepuluh prajurit berkuda, maju dan bunuh mereka semua!” teriak Panglima Gigir Sluduk memberi perintah.

Sepuluh prajurit berkuda segera bergerak keluar dari barisan dan kemudian melaju kencang mengejar Ning Ana yang berlari layaknya anak perempuan biasa.

Melihat kedatangan sepuluh prajurit berkuda yang sudah menghunuskan pedangnya, Ning Ana berubah panik, meski jaraknya masih terbilang jauh.

“Kakak Almaaa …!” teriak Ning Ana sekencang-kencangnya.

Dia terus berlari sambil sering menengok ke belakang. Sepuluh prajurit berkuda itu semakin mendekat.

“Hahahak …!” tawa Alma Fatara melihat kepanikan Ning Ana.

“Hahaha …!” tawa Magar Kepang dan Garam Sakti pula.

“Kakang Garam, apakah kau tidak ingin menolong kekasih mungilmu itu?” tanya Alma kepada Garam Sakti yang sudah sah menjadi kekasih Ning Ana yang masih di bawah umur. Namun, zaman gila seperti sekarang ini, cinta dua pasangan itu tidak ada yang melarang.

“Baik!” sahut Garam Sakti.

Garam Sakti lalu berlari cepat dan sesekali berlari di udara untuk menunjukkan kependekarannya. Dia berlari bermaksud menyongsong tubuh Ning Ana.

Setelah Garam Sakti cukup jauh maju, barulah Alma Fatara berlari mengejar lelaki besar tidak berbaju tersebut.

“Kakaaang!” teriak Ning Ana.

Ketika Garam Sakti sudah sampai di depannya, Ning Ana cepat melompat tinggi yang langsung disambut peluk oleh Garam Sakti. Adegan yang begitu romantis di saat genting berbahaya itu begitu membahagiakan Ning Ana.

Sementara itu, dari belakang Garam Sakti berkelebat sosok Alma Fatara yang melewati atas kepala keduanya.

Sezt sezt sezt …!

Sambil berlari di atas ujung-ujung rumput lembah, Alma Fatara melesatkan sinar-sinar kuning emas melengkung tipis berulang-ulang menyambut kedatangan sepuluh prajurit berkuda.

Set set set …!

Bleduk! Bleguk!

Sinar-sinar dari ilmu Sabit Murka itu memangkas kaki-kaki berotot para kuda yang berlari kencang. Kuda-kuda itu tersungkur seketika melempar para penunggangnya ke rerumputan tanah lembah.

Seiring kuda-kuda yang menjadi bangkai dan para prajurit yang terjatuh berusaha bangkit berdiri, sosok berjubah hitam Alma Fatara telah tiba di antara mereka.

Tus tus tus …!

“Akh! Ak! Akk …!”

Alma Fatara hanya melakukan gerakan tubuh di antara para lelaki itu dengan tangan yang tidak aktif, tetapi para prajurit itu berjeritan dengan tubuh mengejang menahan sakit. Mereka ditusuk oleh senjata yang tidak bisa mereka lihat, yaitu seutas benang merah tipis yang bernama Benang Darah Dewa. Cukup satu tusukan yang melubangi dada dan jantung.

Terkejutlah Panglima Utama Surap Bentala dan pasukannya melihat sepuluh prajurit berkuda tumbang hanya dalam sekali pertemuan.

“Lima puluh pasukan berkuda, majuuu!” teriak Panglima Utama gusar.

“Majuuu!” teriak salah satu panglima kepada pasukan berkuda.

Maka sebanyak lima puluh prajurit berkuda menggebah kudanya beramai-ramai untuk menyerbu Alma Fatara yang berdiri diam di tengah lembah dengan jubah dan rambut berkibar-kibar.

Dalam perjalanannya, pasukan kuda itu membentuk formasi melengkung dengan maksud mengepung Alma dari tiga per empat arah mata angin. Jadi dalam formasi itu, ada dua kuda yang berposisi paling ujung.

Swiit!

Sambil menunggu, Alma Fatara memasang kuda-kuda dengan tangan kiri diangkat lurus ke belakang. Tangan dengan telapak terbuka itu menyedot angin yang banyak, membuat pakaian jubah Alma Fatara mengembung, seperti balon gas, seolah-olah pakaian itu tidak memiliki lubang angin. Itulah yang tidak masuk diakal.

Ketika puluhan pasukan berkuda itu mendekat dan hendak mengurung, tiba-tiba Alma berlari cepat ke samping, mengincar kuda paling ujung. Lucunya, kondisi pakaian Alma yang tetap mengembung seperti balon gas, membuatnya terlihat menggemaskan.

“Pong pong pong …!” teriak Alma Fatara dengan tubuh yang melesat cepat dari pergerakan kuda.

Wusss!

Ketika posisi tubuhnya berada di samping kuda terujung, Alma Fatara menghentakkan tangan kanannya.

Maka segulung angin dahsyat berembus menderu menghempas beberapa kuda terujung. Serangan angin itu membuat kuda-kuda yang terdampak berlari miring karena dorongan angin. Hasilnya, lari kuda yang tidak terkendali membuat mereka menabrak beberapa rekan kuda lainnya.

Akibatnya, beberapa kuda jatuh bersama penunggangnya.

Target yang mampu keluar dari kepungan membuat para prajurit lainnya segera mengubah arah laju kudanya.

Ternyata para kuda itu bergerak cepat juga dan dalam waktu singkat sudah mengepung Alma Fatara yang menjadi kecil di tengah-tengah kuda yang berlari berseliweran. Para prajurit itu bergantian melintas mencoba menyarangkan pedangnya ke tubuh wanita cantik jelita itu.

“Sayang sekali, gadis sejelita ini harus kami cincang.”

Itulah salah satu kata hati para prajurit itu ketika melihat dengan jelas kecantikan Alma Fatara yang tergolong masih berusia belia.

Namun, penilaian mereka menjadi berubah ketika melihat keganasan Alma Fatara yang di balik kecantikannya ada maut yang sangat berbahaya.

Bagaimana tidak berbahaya, jika Alma Fatara yang seorang wanita dan seorang diri bisa membuat pasukan berkuda yang lima puluh ekor dengan lima puluh prajurit jadi kocar kacir.

Tak tak tak!

Set set set!

“Aak! Akk! Akk …!”

Para prajurit berkuda itu hanya bisa terkejut dan berujung jeritan, ketika mereka membacok Alma Fatara yang menangkis dengan kedua tangan yang ternyata kebal. Para prajurit itu harus berjeritan saat kedua sisi telapak tangan Alma berubah menjadi senjata setajam pedang, yang membeset dan memotong bagian tubuh para prajurit yang bisa dijangkau.

Selain itu, kedua ujung pusaka Benang Darah Dewa melakukan serangan tersendiri kepada kuda-kuda yang dijangkaunya, membuat para hewan tunggangan itu meringkik keras dan menjadi liar. Ada yang melempar penunggangnya, ada yang membawa kawin lari penunggangnya, dan ada yang mengajak jatuh bersama, yang jelas tidak ada yang mengajak ngopi bersama.

Menyaksikan lima puluh prajurit berkudanya dibuat kocar kacir dan hancur, Panglima Utama Surap Bentala hanya bisa mendelik dan gemetar halus. Entah gemetaranya karena terkejut, atau takut, atau karena saking marahnya.

“Meski penantang kita hanya satu orang, tetapi dia adalah pendekar sakti yang hebat,” kata Panglima Utama. “Ini adalah jebakan!”

“Apa yang harus kita lakukan, Panglima Utama?” tanya Panglima Gigir Sluduk.

“Panglima Gigir, pimpin semua pasukan berkuda kembali ke Ibu Kota!” perintah Panglima Utama.

“Baik, Panglima!” jawab Panglima Gigir Sluduk.

Panglima Gigir Sluduk lalu memajukan kudanya, kemudian berbalik hadap.

“Pasukan berkuda, ikut aku!” teriak Panglima Gigir Sluduk kepada pasukan berkuda.

Maka seluruh pasukan berkuda yang jumlahnya sekitar tiga ratus itu segera bergerak mengikuti kuda Panglima Gigir Sluduk. (RH)

Terpopuler

Comments

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

kocar kacir dah semua pasukan karena seorang Alma gadis cerdik dan pintar... ih si Ana bahagianya

2024-04-26

1

✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎ᵇᵘᵗᵗᵉʳ𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🍄

✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎ᵇᵘᵗᵗᵉʳ𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🍄

aku udh serius baca wkwk malah akhir kalimat bikin ktawa🤣🤣🤣 ga ada yg ngajak kopi bersama🤣

2024-04-27

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

kesian kaki kudanya🤕🤕

2023-08-20

3

lihat semua
Episodes
1 Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2 Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3 Akarmani 3: Perang Kuda
4 Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5 Akarmani 5: Pasukan Panah
6 Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7 Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8 Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9 Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10 Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11 Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12 Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13 Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14 Akarmani 14: Panglima Dewi
15 Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16 Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17 Akarmani 17: Penyergapan Malam
18 Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19 Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20 Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21 Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22 Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23 Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24 Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25 Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26 Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27 Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28 Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29 Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30 Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31 Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32 Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33 Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34 Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35 Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36 Akarmani 36: Racun Tongkat
37 Akarmani 37: Putra Mahkota
38 Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39 Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40 Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41 Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42 Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43 Akarmani 43: Murka Senopati
44 Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45 Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46 Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47 Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48 Akarmani 48: Alma Terkapar
49 Akarmani 49: Alma VS Senopati
50 Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51 Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52 Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53 Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54 Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55 Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56 Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57 DAS 1: Adu Sesumbar
58 DAS 2: Duel Ringan
59 DAS 3: Warga Emas Jintamani
60 DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61 DAS 5: Ning Ana Pulang
62 DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63 DAS 7: Cinta Ditolak
64 DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65 DAS 9: Di Kampung Siluman
66 DAS 10: Bersiap
67 DAS 11: Duel Persahabatan
68 DAS 12: 13 Buah Kematian
69 DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70 DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71 DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72 DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73 DAS 17: Obat dan Siksa
74 DAS 18: Tiba di Kotabatu
75 DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76 DAS 20: Rubi Salangka
77 DAS 21: Topeng Rubi
78 DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79 DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80 DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81 DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82 DAS 26: Ompong Fenomenal
83 DAS 27: Sunting Awan
84 DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85 DAS 29: Duet Bola dan Benang
86 DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87 DAS 31: Manila Sari Hilang
88 DAS 32: Kolam Merah
89 DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90 DAS 34: Demi Jabang Bayi
91 DAS 35: Raja Tombak Iblis
92 DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93 DAS 37: Direbutkan Lelaki
94 DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95 DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96 DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97 DAS 41: Raja Tombak Buto
98 DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99 DAS 43: Calon Ketua Baru
100 DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101 DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102 DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103 DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104 DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105 DKT 6: Pelayan Setia
106 DKT 7: Pengiriman yang Salah
107 DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108 DKT 9: Peran Alma
109 DKT 10: Rantai Dedemit
110 DKT 11: Genggam Petir
111 DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112 DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113 DKT 14: Menang
114 DKT 15: Lidah Untung
115 DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116 DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117 DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118 DKT 19: Tuntutan Alma
119 DKT 20: Siasat Panglima
120 DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121 DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122 DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123 DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124 DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125 DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126 DKT 27: Lidah Untung Menangis
127 DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128 DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129 DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130 DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131 PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132 PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133 PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134 PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135 PKS 5: Berangkat Berperang
136 PKS 6: Berebut Kuda
137 PKS 7: Formasi Pasukan
138 PKS 8: Sergap Panah
139 PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140 PKS 10: Interogasi Anjengan
141 PKS 11: Kadipaten Sengat
142 PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143 PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144 PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145 PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146 PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147 PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148 PKS 18: Dikepung Prajurit
149 PKS 19: Tangkapan Besar
150 PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151 PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152 PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153 PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154 PKS 24: Menyerang Pengepung
155 PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156 PKS 26: putra Mahkota Tiba
157 PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158 PKS 28: Panglima VS Panglima
159 PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Akarmani 1: Mengintai Pasukan Kerajaan
2
Akarmani 2: Pasukan Jintamani Tiba
3
Akarmani 3: Perang Kuda
4
Akarmani 4: Pasukan Kadipaten Tiba
5
Akarmani 5: Pasukan Panah
6
Akarmani 6: Memecah Pasukan Musuh
7
Akarmani 7: Memprovokasi Panglima Utama
8
Akarmani 8: Alma VS Surap Bentala
9
Akarmani 9: Angin Tujuh Langit
10
Akarmani 10: Senopati Gending Suro
11
Akarmani 11: Menyusuri Lorong Rahasia
12
Akarmani 12: Mengetuk Pintu Rahasia
13
Akarmani 13: Pertemuan Ratu, Prabu, Permaisuri
14
Akarmani 14: Panglima Dewi
15
Akarmani 15: Menghabisi Prajurit Jaga
16
Akarmani 16: Pasukan Genggam Sekam
17
Akarmani 17: Penyergapan Malam
18
Akarmani 18: Penasaran Panglima Galagap
19
Akarmani 19: Menembus Benteng Timur
20
Akarmani 20: Utusan Panglima Dewi
21
Akarmani 21: Menangkap Gebuk Sewu
22
Akarmani 22: Pesan untuk Panglima
23
Akarmani 23: Penyusup Pisau Merah
24
Akarmani 24: Siasat Ratu Tua
25
Akarmani 25: Menyerang Pasukan Benteng
26
Akarmani 26: Perkara Upah Prajurit
27
Akarmani 27: Tunduknya Dua Perwira
28
Akarmani 28: Berdua Masuk Penjara
29
Akarmani 29: Pangeran Bugar Jantung
30
Akarmani 30: Menguasai Ibu Kota
31
Akarmani 31: Bebasnya Para Pejabat
32
Akarmani 32: Pasukan dari Penjara
33
Akarmani 33: Serangan di Depan Benteng
34
Akarmani 34: Menyergap Pasukan Khusus
35
Akarmani 35: Menghancurkan Gerbang Benteng
36
Akarmani 36: Racun Tongkat
37
Akarmani 37: Putra Mahkota
38
Akarmani 38: Jebakan Buto Sisik
39
Akarmani 39: Pertemuan Alma-Manila
40
Akarmani 40: Hadangan Dua Macan
41
Akarmani 41: Alma Unjuk Sakti
42
Akarmani 42: Alma VS Dua Macan
43
Akarmani 43: Murka Senopati
44
Akarmani 44: Perang Depan Ruang Singa
45
Akarmani 45: Pasukan Pangeran Tiba
46
Akarmani 46: Alma-Senopati Berhadapan
47
Akarmani 47: Perlawanan Dua Macan
48
Akarmani 48: Alma Terkapar
49
Akarmani 49: Alma VS Senopati
50
Akarmani 50: Menerobos Kebal Senopati
51
Akarmani 51: Sabit Murka VS Letupan Neraka
52
Akarmani 52: Pasukan Pembebas Jintamani Menang
53
Akarmani 53: Secantik Telur Rebus
54
Akarmani 54: Jelang Sidang Umum
55
Akarmani 55: Alma Lepas Pangkat
56
Akarmani 56: Pesta Kemenangan
57
DAS 1: Adu Sesumbar
58
DAS 2: Duel Ringan
59
DAS 3: Warga Emas Jintamani
60
DAS 4: Berangkat ke Rawa Kabut
61
DAS 5: Ning Ana Pulang
62
DAS 6: Arguna Jatuh Cinta
63
DAS 7: Cinta Ditolak
64
DAS 8: Ke Negeri Sembunyi
65
DAS 9: Di Kampung Siluman
66
DAS 10: Bersiap
67
DAS 11: Duel Persahabatan
68
DAS 12: 13 Buah Kematian
69
DAS 13: Arguna di Ujung Maut
70
DAS 14: Melawan Wanita Sakti
71
DAS 15: Menjebak Tiga Buah
72
DAS 16: Seret Kelapa Berbulu
73
DAS 17: Obat dan Siksa
74
DAS 18: Tiba di Kotabatu
75
DAS 19: Perkenalan di Peniduran
76
DAS 20: Rubi Salangka
77
DAS 21: Topeng Rubi
78
DAS 22: Sengketa Bayi Dalam Perut
79
DAS 23: Gadis Kampung Siluman
80
DAD 24: Petunjuk Dari Galian
81
DAS 25: Kelompok Tombak Iblis
82
DAS 26: Ompong Fenomenal
83
DAS 27: Sunting Awan
84
DAS 28: Tarung Sengit Dimulai
85
DAS 29: Duet Bola dan Benang
86
DAS 30: Kejutan di Akhir Tarung
87
DAS 31: Manila Sari Hilang
88
DAS 32: Kolam Merah
89
DAS 33: Rubi VS Laris Manis
90
DAS 34: Demi Jabang Bayi
91
DAS 35: Raja Tombak Iblis
92
DAS 36: Syarat Raja Tombak Iblis
93
DAS 37: Direbutkan Lelaki
94
DAS 38: Ejekan Bungkuk Gila
95
DAS 39: Ribut Jelang Tarung
96
DAS 40: Terungkap Siapa Tebar Kembang
97
DAS 41: Raja Tombak Buto
98
DAS 42: Eksekusi Bola Hitam
99
DAS 43: Calon Ketua Baru
100
DKT 1: Hadiah Ketua Baru
101
DKT 2: Tuntutan Ratu Tombak
102
DKT 3: Bungkuk Gila Ikut
103
DKT 4: Penangkaran Betina Ranjang
104
DKT 5: Pertarungan Depan Pemakanan
105
DKT 6: Pelayan Setia
106
DKT 7: Pengiriman yang Salah
107
DKT 8: Berhadapan di Tengah Jalan
108
DKT 9: Peran Alma
109
DKT 10: Rantai Dedemit
110
DKT 11: Genggam Petir
111
DKT 12: Pendekar Tukang Ledek
112
DKT 13: Menghajar Pendekar Sakti
113
DKT 14: Menang
114
DKT 15: Lidah Untung
115
DKT 16: Sarang Betina Ranjang (21+)
116
DKT 17: Gerbang Sarang Betina
117
DKT 18: Bungkuk Gila Intip Pacu Kuda
118
DKT 19: Tuntutan Alma
119
DKT 20: Siasat Panglima
120
DKT 21: Jawaban Tebar Kembang
121
DKT 22: Tarung Mesum Bungkuk Gila
122
DKT 23: Hancurnya Perisai Cangkang Dewa
123
DKT 24: Yang Kalah Yang Mati
124
DKT 25: Dua Guru Cambuk Kalah
125
DKT 26: Betina Ranjang Bebas
126
DKT 27: Lidah Untung Menangis
127
DKT 28: Alma-Abah Berhadapan
128
DKT 29: Abah Sakti Dikeroyok
129
DKT 30: Sempurna Tugas Alma
130
DKT 31: Alma VS Keluarga Tombak
131
PKS 1: Pasukan Genggam Jagad
132
PKS 2: Rekrutan Pasukan Alma
133
PKS 3: Rahasia 10 Pemanah Cantik
134
PKS 4: Pasukan Bendera Laba-Laba
135
PKS 5: Berangkat Berperang
136
PKS 6: Berebut Kuda
137
PKS 7: Formasi Pasukan
138
PKS 8: Sergap Panah
139
PKS 9: Aksi Pasukan Panah Pelangi
140
PKS 10: Interogasi Anjengan
141
PKS 11: Kadipaten Sengat
142
PKS 12: Pasukan Tanduk Kemenangan
143
PKS 13: Bungkuk Gila Nongol Lagi
144
PKS 14: Pasukan Adipati Siap Tempur
145
PKS 15: Kemunculan Putra Mahkota
146
PKS 16: Alma Kirim Pasukan
147
PKS 17: Menyerang Prajurit Patroli
148
PKS 18: Dikepung Prajurit
149
PKS 19: Tangkapan Besar
150
PKS 20: Reuni Kakek Cucu
151
PKS 21: Penyelamatan di Dapur Umum
152
PKS 22: Kentut Bungkuk Gila
153
PKS 23: Pasukan Genggam Jagad Tiba
154
PKS 24: Menyerang Pengepung
155
PKS 25: Memilih Bokong Bagus
156
PKS 26: putra Mahkota Tiba
157
PKS 27: Tantangan Dari Ratu
158
PKS 28: Panglima VS Panglima
159
PKS 29: Tinju Racun Tanah (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!