Langit nampak sangat cerah pagi ini, menambah semangat seorang wanita tapi sudah bukan gadis lagi untuk mengawali harinya dengan kuliah. Hirano Aerith, terbangun karena jam wakernya berbunyi minta dibanting. Tapi kali ini, Aerith tidak boleh bermalas-malasan karena hari ini merupakan jadwal dirinya mengumpulkan tugas dari Satoru san, dosennya di kelas ekonomi.
Kemarin saat membersihkan ruangan bersama dengan sang suami tercinta. Suaminya tiba-tiba saja menerima panggilan masuk, dan ternyata itu dari Satoru san yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari pengumpulan tugas. Ryuzaki menanyakan perihal itu, dan beruntung sekali Aerith diingatkan karena tugasnya memang kurang finishing saja selesai.
Ryuzaki memang sengaja bertanya setiap jadwal Aerith pada Satoru san karena mereka ternyata berteman baik sejak awal menjadi dosen. Umur juga tidak jauh beda membuat keduanya semakin mudah untuk mengakrabkan diri. Awalnya Satoru san sedikit curiga kenapa Ryuzaki begitu perhatian pada Aerith, tapi ketika Ryuzaki menawarkan sesuatu yang paling Satoru san senangi, dengan syarat tidak banyak bertanya, akhirnya tentu saja dosen fakultas ekonomi itu memilih diam tidak banyak bertanya.
Kembali lagi pada Aerith yang kini tengah menyantap sarapannya dengan sangat cepat membuat Ryuzaki kesal karena jadi tidak nafsu makan karena kenyang menyaksikan istrinya ini makan sangat cepat seperti dikejar setan.
" Ck.. Kau itu mau kemana sampai makan seperti itu? Bisa tidak makan yang rapi dan bersih, tidak seperti babi begitu.. " kesal Ryuzaki menegur Aerith.
" Aku sudah hampir telat masuk ke kelas Satoru san.. " ujar Aerith dengan mulut penuh makanan sampai makanan itu keluar dan hampir mengenai wajahnya Ryuzaki yang duduk di depannya. Beruntung refleks Ryuzaki begitu bagus sehingga makanan yang terlontar dari mulut Aerith tidak mengenainya.
" Ck.. Jorok sekali kau itu.. " tuk.. tuk... Ryuzaki memukul dahi Aerith dengan sendok miliknya. Setelahnya Ryuzaki langsung masuk ke kamar dan mengambil tas kerjanya. Tanpa pamit dia keluar dari unit kondominium nya bergegas ke basement.
" Hehehe.. Aerith, lihat tuh.. Usaha bibi kemarin ada hasilnya kan. Buktinya tuan muda sudah tidak dingin lagi sama kamu.." bibi Ono menggoda.
" Ish bibi.. Kenapa nggak bilang coba kalau mau ngerjain itu orang? Aku kena marah bik kemarin.. " protes Aerith.
" Namanya juga kejutan kok... HAHAHAHAHAHA... " bibi Ino tertawa dan lekas kembali ke dapur, membuat Aerith mengumpat pelan.
" Majikan sama bibinya sama aja... Aneh semua.."
Aerith hari ini berangkat ke kampus dengan mobil miliknya. Mobil yang dia beli dari uang pertama yang dia dapat dari Maximus. Aerith yang masih perawan saat itu mendapatkan uang yang sangat banyak sekali. Uang itu Aerith belikan mobil dan sisanya dia tabung, untuk masa depan. Mobil royce rolls Phantom berwarna asli silver, tapi Aerith menggantinya jadi berwarna merah. Warna favorit dari Aerith.
Begitu mobil miliknya terparkir cantik di parkiran khusus mahasiswa ekonomi, Nanako, teman baik Aerith sudah berlari ke arah Aerith dengan melambaikan tangannya tinggi-tinggi. Dua hari tidak bertemu membuat mereka saling rindu apalagi ketika itu mereka tidak jadi nonton bersama, karena ulah dari suami Aerith.
" Girls... Apa kabar? " Nanako sok-sokan gaul sekali pagi ini.
" Ck,, nggak cucok banget kamu begitu Nanako chan.. " protes Aerith bergidik sedikit ngeri.
" Eh... ada yang mau aku tanyakan dan ceritakan, tapi diam-diam ya, jangan sampai ada yang tahu.. " Aerith langsung menarik Nanako menuju ke atap kampus, tempat paling aman untuk bercerita.
Nanako ikut saja ketika ditarik teman baiknya ini, penasaran sekali sebenarnya Nanako untuk mendengar cerita dari Aerith, tapi dia tidak berani bertanya di tempat umum karena takut jika ada yang menguping pembicaraan mereka. Tahu sendiri Aerith itu menjadi mahasiswi paling dibenci di kampus lantaran banyak mahasiswa yang terang-terangan meninggalkan kekasihnya demi Aerith.
Setelah menengok ke kanan dan ke kiri dan dirasa sangat aman, Aerith bergegas menarik Nanako ke sebuah ruangan penyimpanan yang memang ada di bagian atap kampus di gedung fakultas ekonomi. Niat hari Aerith kemari ingin menceritakan tentang apa yang terjadi di acara amal yang dia datangi bersama dengan mertua dan iparnya.
Awalnya Nanako terlihat begitu antusias saat mendengar temannya ini datang ke acara yang bisa dibilang untuk orang-orang terhormat saja. Tapi ketika diujung cerita, Nanako menjadi kesal sekali dan ingin menjambak rambut Aerith karena temannya ini telah bertindak keterlaluan sekali.
" Aa... Aaarggghh... Kenapa kau menjambak rambut ku sih? " Aerith menghentakkan tangan Nanako yang dengan entengnya menjambak rambutnya.
" Kau bodoh ya? Atau dungu? Atau stress begitu? Kenapa kau melakukannya padahal itu tidak boleh? Kau sudah punya suami kau tahu itu kan? Parah... parah gila kau... " Nanako geram sendiri mendengar apa yang Aerith lakukan dengan sugar daddy nya.
" Namanya juga khilaf.. Kau tidak tahu rasanya benar-benar nikmat, seperti terbang ke nirwana.. " dengan bodohnya Aerith malah senyum-senyum sendiri.
" Ya Tuhan.. Kau buat dari apa otak anak ini? Kenapa sangat bodoh sekali dan hanya mementingkan urusan kepala bawah dan lubang buaya.. ?" sarkas Nanako.
Belum selesai Nanako memarahi temannya yang gila ini, bel kelas akan dimulai sudah berbunyi. Keduanya bergegas turun dari atap menuju ke kelas mereka. Hari ini pengumpulan tugas dan jika terlambat maka pasti akan disuruh untuk kembali mengulang.
Karena terburu-buru, Aerith sampai tidak menyadari siapa yang dia lewati ketika berlari menuju ke kelas. Aerith bahkan tidak peduli jika ada gempa sekalipun yang penting dia sampai di kelas segera sebelum Satoru san tiba. Karena meski terkenal halus dalam tutur kata dan perbuatan, Satoru san itu mirip dengan Ryuzaki, suami dari Aerith. Cuma caranya halus saja, tapi dasarnya sama-sama tidak bisa diajak kompromi.
" Hah untung terkejar... " Aerith bernapas lega ketika sudah duduk di bangkunya yang ada di samping Nanako.
" Iya, kita masih punya beberapa detik sebelum dosen masuk.. Hampir saja kita mengulang tugas.. " Nanako juga bernafas lega karena tidak telat masuk ke kelas.
Aerith dan Nanako sama-sama mempersiapkan buku yang akan mereka gunakan untuk pelajaran di jam pertama ini. Tugas pun juga sudah mereka siapkan dan tinggal di kumpulkan nanti. Entah itu tugas mendapat nilai berapa yang penting baik Aerith dan Nanako hanya perlu mengumpulkan saja. Karena meski jelas nilainya itu lebih baik daripada yang tidak mengumpulkan atau telat, karena Satoru san akan langsung memberikan nilai F tanpa pikir panjang.
Kelas masih riuh karena beberapa mahasiswa terlihat tengah mengobrol. Jelas pasti mereka tengah bergosip ria, entah itu membicarakan senior yang ganteng dan cantik, membicarakan harga barang branded, membicarakan harga bahan dapur dan sebagainya. Yang jelas semuanya sampai tidak sadar jika seseorang yang mungkin akan membuat hari-hari mereka di neraka, baru saja masuk ke kelas.
" Selamat pagi semuanya.. Segera kumpulkan tugas kalian.. " ujar dosen memberi salam.
" Aaakkhh... " Aerith begitu terkejut melihat dosen di depannya dan refleks berteriak. Membuat seisi kelas sampai melemparkan kertas, penghapus, bolpoin dan masih banyak lagi yang penting Aerith si pembuat keributan kena timpuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments