Ruangan kelas II A sangat senyap meski semua mahasiswa sudah berada di kelas mereka. Awalnya mereka semua saling meneriaki dia nama teman sekelas mereka yang adu jambak dan saling mencakar satu sama lain karena seorang lainnya tidak Terima dengan hinaan yang dilontarkan seorang lainnya lagi. Namun karena melihat saat ini siapa yang berdiri menopang tubuh mahasiswi yang terdorong karena perkelahian itu, semua mahasiswa di kelas itu langsung diam.
Aerith, mahasiswi yang terdorong oleh Miaki karena lengah hingga akhirnya hampir saja menghantam pinggir meja dosen yang tajam itu. Beruntung ada seseorang yang menyelamatkan dirinya. Tapi sesungguhnya Aerith sedikit khawatir, haruskah dia bersyukur karena diselamatkan atau malah mereka sial karena di selamatkan oleh pria yang adalah dosen paling kejam di Universitas X, suaminya sendiri.
" Tutup mulut mu Aerith... " ucap Ryuzaki lirih sekali. Pasalnya sejak Aerith membuka mata dan mengetahui bahwa Ryuzaki lah yang menyelamatkannya, karena saking terkejutnya mulut Aerith sampai menganga lebar.
Aerith langsung menutup mulutnya dan menegakan tubuhnya setelah tersadar dengan kekonyolan nya. Dia segera merapikan penampilannya yang berantakan dibantu oleh Nanako yang langsung mendekat setelah menguasai diri untuk tidak berseru mengelukan nama Aerith dan Ryuzaki.
Miaki yang melihat ada dosen di ruangan itu langsung sedikit gemetar pasalnya dosen ini terkenal tidak pandang bulu, alias tidak peduli salah dan benar semuanya akan dihukum. Ini sebenarnya adalah bentuk pendisiplinan bagi para mahasiswa. Benar atau salah, berkelahi dalam area kampus adalah melanggar peraturan, jadi tetap kedua belah pihak musti diberikan hukuman.
" Setelah mengobati luka kalian, saya tunggu di ruangan saya.. Jika ada yang mangkir saya pastikan Nama kalian tidak akan pernah dipanggil dalam acara wisuda... SELAMANYA..... " Ryuzaki langsung meninggalkan kelas sangat istri. Benar-benar hampir saja jantungnya copot ketika melihat Aerith terdorong dan hampir mengenai meja. Jika sampai dia terlambat menyelamatkan maka sudah dipastikan Aerith sekarang berada di rumah sakit.
" Kalian berdua bantu mereka mengobati luka mereka setelah itu antar ke ruangan saya.. Tiga mulut menit... " pesan Ryuzaki langsung meninggalkan tempat.
" Ck... Ini semua gara-gara kamu, Aerith... " sentak Miaki mendorong pundak Aerith kemudian berlalu pergi keluar kelas.
" Dih,,, dasar nggak jelas... " cibir Aerith.
Nanako yang tidak ingin terjadi adu jambak dan cakar lagi segera menarik Aerith ke ruang kesehatan di gedung sebelah tempat fakultas IT berada. Tfiak mungkin membiarkan dia musuh bebuyutan itu berada di dalam ruangan yang sama atau akan terjadi hal yang lebih buruk dari di kelas tadi.
" Ya ampun Aerith, jantung ku tadi hampir saja copot kalau saja Ryuzaki san nggak datang buat nangkap badan kamu... " gerutu Nanako sejak tadi. Sahabat baik Aerith ini tidak ada hentinya terus menggerutu sejak pantat Aerith terduduk di ruang kesehatan.
" Ck... Justru aku lebih bersyukur kalau bukan dia yang menyelamatkan ku.. Lagian kenapa dosen fakultas IT bisa ke fakultas ekonomi.. ? " raut wajah Aerith memperlihatkan rasa penasaran yang besar.
" Sudah syukur dia cepat menangkap tubuhnya sebelum kena pinggiran meja yang tajam itu.. Masalah hukuman juga dia tidak akan menghukum dengan kejam karena tahu bahwa yang dibuka adalah iiisssss.... eeemmptttt... " Aerith langsung mendekap mulut Nanako sebelum mulut itu mengeluarkan kata-kata yang lebih dari itu. Bisa gawat kalau sampai ada yang tahu pernikahannya selain Nanako. Resikonya adalah Aerith harus membayar ganti rugi.
" Mulutnya tolong dijaga ya... " Aerith melotot horor, sedangkan Nanako sudah cengengesan karena menyadari kesalahannya.
Tidak banyak luka yang Aerith dapatkan karena dia adalah pihak yang menang dalam adu jambak tadi sebelum Miaki dengan curang mendorong tubuhnya. Hanya ada luka cakar di sekitar leher sebelah kanan dan juga pipi meski tidak dalam tapi tetap saja perih jika diberi obat. Aerith sudah terbiasa dengan hal ini karena pertengkaran tadi bukan hal baru baginya. Sejak pacar Miaki menyatakan perasaan cintanya di tahun pertama Aerith masuk kuliah, sejak itulah dia dan Miaki sudah bermusuhan.
Ryuzaki menatap tajam dua mahasiswinya yang sekarang tengah berdiri di hadapannya dengan kepala yang menunduk. Rasanya kepala Ryuzaki berdenyut sakit saat mengetahui biang kerok pertengkaran itu adalah Aerith. Dia sudah bertanya pada semua teman sekelas Aerith dan Miaki dan semua teman sekelas kedua mahasiswi ini mengatakan Aerith yang memulai dengan menjambak rambut Miaki setelah membaca tulisan di papan tulis.
Ryuzaki memijat pangkal hidungnya yang nyut-nyutan kenapa bisa istrinya sendiri berlaku bar-bar di kampus. Apa jadinya jika baik dosen maupun mahasiswa di Universitas X sampai tahu bahwa Aerith adalah istrinya. Ryuzaki memang sama sekali tidak terganggu dengan tulisan yang ada di papan tulis tadi karena dia sudah menyelidiki latar belakang Aerith. Namun tentunya tentang kehamilan Aerith dia belum tahu karena Aerith belum sama sekali memeriksakan kandungannya, jadi rahasia itu masih aman hanya antara Aerith dan Nanako.
" Kalian berdua itu tahu kesalahan kalian? " tanya Ryuzaki ingin segera menyelesaikan masalah di depannya ini.
" Ya, kami tahu... " serempak kedua mahasiswi ini menjawab.
" Jika begitu harus saling meminta maaf setelah tiu pergi ke kamar mandi dan bersihkan sampai bersih!!! " Aerith melongo tidak percaya. Membersihkan kamar mandi??? Oh tidakkkkkkk....
" apa tidak ada hukuman lain.. Saya mau pak membersihkan lapangan atau kebun asal jangan kamar mandi... " pinta Aerith memelas.
" Ck... Dihukum saja kau masih menawar? Sudah sana kerjakan sekarang atau kalian akan saya laporkan pada rektor... " kecam Ryuzaki langsung membuat Aerith dan Miaki terbirit-birit keluar ruangan nya.
Disinilah sekarang Aerith berada, kamar mandi di fakultas IT, tentu saja untuk membersihkannya. Rasanya dunia Aerith berputar-putar ketika menatap kamar mandi yang begitu kotor dan bau itu. Aerith merasa perutnya sedang dikocok ria karena merasakan mual yang dahsyat melihat mahakarya para mahasiswa di gedung fakultas ini.
" Hoek.... Hoek... Hoek.... " Aerith langsung berlari ke arah wastafel dan memuntahkan sarapannya tadi pagi di hotel bersama keluarga suaminya.
" Hoek... Hoek.... Sialan... Ini sama saja dia ingin membunuh ku secara perlahan... Hoek... Hoek... arrrggghhh... " teriak Aerith frustasi.
Bukannya membersihkan kamar mandi, Aerith malah sibuk membersihkan isi perutnya dengan memuntahkan semua yang ada di dalam sana. Bahkan sampai hanya cairan berwarna kuning pekat dan sangat pahit yang Aerith keluarkan ketika dia muntah. Kepalanya juga menjadi pusing tujuh keliling karena kehamilan nya.
" Tuhan... Jika aku mati hari ini... Hoek... Kutuk suami ku karena membunuh ku ya Tuhan.... Hoek... Hoek... " serapah Aerith di tengah acara membersihkan isi perutnya.
Sejujurnya Aerith merasa sudah tidak sanggup lagi mempertahankan kesadarannya. Tapi jika dia pingsan dan dibawa ke ruang kesehatan lalu diperiksa. Banyak orang yang akan tahu tentang kehamilannya dan semua usahanya menjadi istri dari dokter kejam baru satu hari ini akan sia-sia. Aerith berusaha mempertahankan kesadarannya hingga akhirnya semua pandangannya menjadi gelap, dan Aerith tersungkur di lantai dingin dan jorok di kamar mandi..
" Aerith... Kau kenapa? Hei buka mata mu... Aerith.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments