Pesta telah usai... Kemeriahan pernikahan Aerith dan Ryuzaki sudah selesai beberapa menit yang lalu, menyisakan rasa sepi untuk Aerith. Sekamar dengan sang suami untuk kedua kalinya, tapi pertama kalinya saat keduanya sama-sama sadar. Bisakah malam panas mereka berdua waktu itu terulang. Hahahaha,, tentu saja jawabannya tidak, karena sudah masuk dalam Perjanjian pernikahan bahwa mereka tidak akan menyentuh satu sama lain meski mereka adalah suami istri yang sah dimata hukum.
Secara bergantian Ryuzaki dan Aerith menggunakan kamar mandi untuk membersihkan diri. Keduanya juga membawa pakaian ganti ke dalam kamar mandi karena tidak mungkin berganti baju di depan pasangan meski itu sah-sah saja. Aerith pun merasa canggung karena pembawaan Ryuzaki yang jadi dingin dan tidak banyak bicara jika sedang berdua dengannya.
Oh ya.... Aerith ingat tentang kisah masa lalu Ryuzaki yang sempat dibahas oleh para sepupunya tadi. Bolehkan jika Aerith bertanya, karena dia sungguh penasaran akan hal itu. Tapi apakah dia tidak akan diamuk, mengingat dosennya ini pemarah sekali ketika berada di lingkungan kampus.
" Ekhemm... Ehem... Apa kita akan,, emm.. emm tidur seranjang? " tanya Aerith sedikit gugup.
" Ck.. Tentu saja tidak.. Kau tidur di ranjang aku di sofabed sana.. Jangan mengharap yang tidak-tidak ya karena aku tidak akan menyentuh mu... " ujar Ryuzaki sengit. Aerith terkejut melihat cara suaminya ini menanggapi pertanyaannya. Kenapa jadi terlihat seperti Ryuzaki sedang kesal karena sesuatu.
" Tidak usah sengit juga kali... Siapa dia? Emangnya kenapa aku musti mengharapkan yang tidak-tidak, skillnya di ranjangnya itu biasa saja... " gerutu Aerith yang masih bisa Ryuzaki dengar.. Dalam hati Ryuzaki mengutuk sang istri yang mengatakan kemampuannya di atas ranjang adalah biasa saja.
Keduanya sudah berbaring di tempat mereka akan tidur malam ini. Saling memunggungi, dan diam dengan pikiran masing-masing. Aerith ternyata sedikit kecewa dengan pernikahannya denga Ryuzaki ini. Sudah tidak ada pesta mewah dengan ratusan undangan, tidak ada malam pertama yang menggairahkan, dan lagi tidak ada bulan madu karena tadi dengan tegas Ryuzaki menolah tegas keinginan mommy Bulan yang menyuruh mereka bulan madu barang satu minggu saja. Mengingatnya membuat Aerith jadi kesal sekali, padahal niat hati ingin liburan.
Flashback
" *Mommy dan daddy sudah siapkan paket bulan madu untuk kalian ke Spanyol.. Gimana? Suka nggak? " mommy Bulan berujar dengan sangat semangat.
" Nggak sekarang mom... Aerith sebentar lagi akan mengikuti ujian semester. Jika waktu belajarnya dihabiskan dengan bulan madu, dia bisa mengulang lagi nanti.. " Aerith langsung menatap tidak percaya ucapan suaminya.
" Eh... Tapi kalau untuk perjalanan satu minggu nggak apa kali, pak... eh sayang... " cepat-cepat Aerith berucap agar pendirian suaminya bisa berubah.
" Nggak... Sekali enggak ya enggak... Kamu itu termasuk mahasiswi yang nilainya kurang, aku nggak mau kalau nanti disalahkan karena nilai kamu yang makin jelek.. " Ryuzaki menatap tajam istrinya.
" Yaelah... Cuma seminggu aja... Ya please. please... " kedua tangan Aerith bahkan sudah ada di depan dada dengan menunjukkan puppy eyes pun, Ryuzaki tetap menolak adanya bulan madu*..
Flashback off.
Aerith menghela nafas sekali lagi, entah sudah berapa kali dia melakukannya tapi yang jelas itu mulai menganggu Ryuzaki yang tengah berusaha untuk tidur.
" Aerith... Pernah kau mencoba tidur di luar kamar? " tanya Ryuzaki langsung terduduk di sofa bed.
" Nggak... Memangnya kenapa? " tanya Aerith polos.
" Sekali lagi kau menghela nafas aku pastikan kau akan memiliki pengalaman pertama tidur di luar.. " Ryuzaki menyentak kedua alisnya ke atas satu kali.
Mendengar itu pun Aerith langsung menelan ludahnya kasar. Dalam hati dia sudah menyebut semua nama binatang yang dia ketahui karena kesal dengan suaminya itu. Haruskah dia dibilang beruntung memiliki suami konglomerat, atau justru sial karena menikahi pria yang sifatnya tidak jelas seperti Ryuzaki ini.
Malam pertama mereka pun ditutup dengan sedikit ancaman dari Ryuzaki. Tidak ada sama sekali mesra-mesraan karena keduanya tidur dalam selimut yang berbeda. Aerith berharap apa yang menimpanya ini hanya mimpi dan besok ketika dia terbangun ceritanya akan berganti dunia...
...**********...
Pagi hari Aerith kembali merasakan kesal karena suaminya. Bagaimana tidak jika dia yang sedang asyik molor dibangunkan dengan menarik selimut miliknya sampai dia ikut tertarik dan jatuh dari ranjang. Siapa lagi pelakunya kalau tidak pak dosen kejam yang sudah resmi menjadi suaminya itu.
" Nanako bodoh... Kenapa coba harus menjebak pria modelan kek pak Ryu.. Nasib ku kenapa buruk sekali,, aku harus ke kuil untuk menghapus kutukan soal dalam diri ku... " Aerith mengomel saat sednah ganti baju. Suaminya beberapa menit yang lalu sudah keluar lebih dulu meninggalkan Aerith yang masih di kamar mandi.
Sungguh tidak ada indah-indahnya pernikahan Aerith ini. Baru juga kemari dia menikah sekarang dia sudah harus masuk kuliah. Kalau bukan ide dari Ryuzaki lalu siapa lagi yang bisa mengusulkan hal paling menyebalkan di dunia ini. Harusnya ambil cuti tiga hari saja sudah cukup, yang penting ada waktu untuk menikmati hidup dengan status baru. Tapi apa yang dikatakan oleh Ryuzaki tadi pagi membuat emosi Aerith meningkat drastis.
" Pernikahan kita ini sama sekali tidak seperti yang orang lain rencanakan... Jadi jangan mengharap ada sedikit keistimewaan karena itu mustahil.. Sudah saja cepat bersiap,, kita ke kampus pagi ini.."
Belum selesai kekesalan Aerith karena kejadian pagi tadi, kini dia kembali kesal saat harus berangkat bersama ke kampus dengan Ryuzaki demi terlihat harmonis di depan kedua orang tua Ryuzaki. Dan kini, dengan santainya Aerith diturunkan di depan halte bus yang jaraknya masih sekitar seratus meter dari gerbang kampus.
" Tidak bisakah menurunkan aku lebih dekat dengan gerbang? Ini masih sangat jauh dari gerbang kampus.. " protes Aerith ketika Ryuzaki menurunkan nya di halte bus.
" Disini aja,, cepat kau turun!! " tolak Ryuzaki tanpa menatap Aerith sama sekali.
" Oh ayolah,, ini masih sangat jauh dari gerbang kampus.. "
" Jika di dekat gerbang maka akan berpotensi ada yang melihat mu turun dari mobil ku. Bukankah kira sudah sepakat merahasiakan pernikahan kita di kampus.. Apa kau lupa? " Ryuzaki menoleh menatap tajam Aerith yang langsung kicep.
Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menuruti Ryuzaki untuk benar-benar turun di halte bisa yang masih seratus meter lagi dari gerbang kampus. Belum lagi dari gerbang ke fakultas ekonomi yang letaknya di tengah-tengah. Rasanya kaki Aerith akan sangat pegal karena berjalan sejauh itu.
" Sabar... Aku harus bersabar... Demi anak dalam kandungan ku... " gumamnya menyemangati diri sendiri.
Namun baru beberapa langkah, Aerith sudah lelah dan langsung merajuk menghentak-hentakan kakinya ke tanah karena kesal.
" Aaaarggghhh.... Sialan.... " Aerith mengacak-acak rambutnya frustasi.
Dari jauh seseorang yang masih berada di mobilnya dan melihat dari kaca spion tengah, tersenyum melihat tingkah Aerith.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments