***Beberapa jam sebelum acara pesta amal selesai,
Pov Ryuzaki***.
Hari ini aku berangkat lebih awal ke kampus karena ada beberapa materi yang tertinggal di sana dan belum aku pelajari, sedangkan hari ini materi itulah yang akan aku ulas di kelas. Jadilah sekarang ini ketika jam masih menunjukkan pukul 06.00, aku sudah turun dari unit kondominium ku ke basement tempat mobilku terparkir.
Jangan ditanya kemana istri ku, tentu saja dia masih berada di dalam kamarnya menikmati hati liburnya. Setahu ku memang hari ini dia tidak memiliki jadwal apapun, jadilah dia bermalas-malasan di kamar. Sebenarnya bukan hanya hari ini saja, tiap hari malah kerjaannya hanya bermalas-malasan. Beruntung ada bibi Ino dari kediaman Narita yang membantu ku untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Sisanya untuk kamar pribadi ku memang aku yang membersihkan sendiri.
Jalanan masih sepi belum banyak kendaraan berlalu lalang, membuat ku hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di kampus. Aku punya parkiran khusus dimana selalu disitulah aku memarkirkan mobil ku. Kenapa harus parkiran khusus, dan kenapa aku memiliki parkiran khusus, tentu saja karena aku tuan muda ketiga Narita. Daddy ku punya saham di kampus ini jadi aku sedikit mendapatkan keistimewaan dan aku memilih parkiran khusus.
Jika ditanya kenapa perlakuan khusus untuk ku, aku memilih parkiran mobil, jawabannya aku tidak suka jika barang yang aku miliki bercampur dengan barang orang lain. Dalam hal ini adalah mobil. Lupakan masalah parkiran khusus karena aku sudah berada di dalam ruangan ku dan aku harus segera mempelajari materi yang akan aku ulas hari ini.
Jam delapan pagi tepat, aku masuk ke kelas pertama ku, yaitu kelas III D. Kelas yang paling aku sukai karena di kelas ini mayoritas anak-anaknya pintar dan paling tidak pernah membuat ulah, tidak seperti istri ku itu. Mahasiswi yang bermasalah di kampus dan di kehidupan nya pribadi. Bagaimana bisa aku terjebak hingga ONS dengannya dan berakhir menikah.
Sebelum memulai pelajaran pagi ini yang membutuhkan waktu sembilan puluh menit, aku mensilent ponsel ku terlebih dahulu, karena aku riak mau terganggu dalam mengajar. Pelajaran selama sembilan puluh menit itu berjalan dengan sangat lancar, tanpa ada kendala yang berarti. Kini saatnya aku masuk di kelas yang kedua. Ada jeda selama lima belas menit sebelum masuk ke kelas kedua ki hari ini, jadi aku sengaja melihat ponsel ku terlebih dahulu.
" Apa-apaan ini? " aku begitu terkejut melihat ada seratus lebih panggilan tidak terjawab dan juga beberapa puluh pesan. Salah satunya dari nomor istri ku sendiri. Kapan ya aku punya nomornya? Oh ya, setelah ONS hari itu aku memberikan nomor ponsel ku padanya agar mudah menghubungi ku.
" Haish... Kenapa mommy tidak bilang pada ku mau mengajak Aerith...? " protes ku ketika membaca pesan dari wanita itu yang mengatakan akan pergi ke acara amal dengan mommy dan ipar ku.
Belum aku lanjutkan membaca pesan, ada panggilan masuk dari nomor mommy ku, segera saja aku angkat karena telepon dari ibu negara itu sangat penting.
" Halo mom.. " sapa ku.
" Kesini sekarang anak nakal,, istri mu menghilang... " seru mommy ku dari sana dengan suara yang mengerikan.
Kepala ku langsung berdenyut sakit, ulah apa lagi yang sudah diperbuat oleh istri ku. Tak ingin membuat mommy ku semakin marah aku pun izin keluar kampus dan meninggalkan beberapa tugas untuk kelas kedua ku. Aku pacu mobil ku membelah jalanan kota Kyoto menuju ke gedung tempat diadakannya acara amal itu.
Begitu sampai di acara amal itu, beberapa tamu undangan sudah ada yang meninggalkan tempat. Aku melihat ke sekeliling siapa tahu menemukan biang kerok yang sudah membuat kegiatanku di kampus jadi berantakan. Tapi sejauh mata memandang aku bahkan tidak menemukan istri ku itu. Akhirnya aku masuk ke dalam gedung acara dan melihat mommy serta ipar ku terlihat begitu cemas sekali.
" Awas saja kalau ketemu.. Aku buat kau menyesal karena telah membuat onar Hirano Aerith... " batin ku geram.
Ketika aku hendak menyapa mommy dan ipar ku, tiba-tiba saja mataku melihat siluet dari istri ku baru saja keluar dari arah kamar mandi. Benarkan orang ini pasti sengaja mencari gara-gara. Aku melihat dia ada sedikit yang kurang nyaman, tapi aku tidak paham perasaan ku ini menandakan apa, karena jujur saja aku sedikit bisa dikatakan kecewa tanpa sebab yang jelas. Namun aku tidak mau ambil pusing, yang penting biang onar ini sudah ditemukan.
Karena ada mommy dan ipar ku, aku terpaksa, catat ya, dengan terpaksa bersikap lembut padanya. Jujur saja jika ditanya perasaan ku sekarang, aku sangat kesal, kesal sekali karena istri ku ini lagi dan lagi membuat onar. Tidak di kampus, di rumah, sekarang di tempat umum pun dia berulah. Demi sandiwara yang epic yang selalu kami buat, aku dengan penuh perhatian mengusap kepalanya dan memeluknya. Huft.... Ingin sekali aku mendorong tubuhnya yang memeluk ku..
Masalah di acara amal tadi selesai, dan mommy meminta ku mengantarkan Aerith pulang. Dengan senang hati aku antarkan karena aku harus membahas masalah hilangnya dia tadi. Sesulit itukah meminta izin, dari pada membuat semua orang khawatir, tapi tentu aku sama sekali tidak khawatir. Menghilang juga bagus, hidup ku jadi tenang lagi seperti dulu.
Istri ku duduk di sofa di kondominium milik ku, dengan kepala menunduk dan juga jemari yang saling meremas. Ooohh.. rupanya dia sedang ketakutan aku mengamuk lagi.. Jika iya seharusnya dia berpikir terlebih dahulu sebelum membuat ulah.
" Sebenarnya kau itu kemana? Jangan alasan ke kamar mandi sampai satu jam lamanya. Dengar ya gara-gara kau aku harus meninggalkan kelas ku hari ini.. Banyak mahasiswa yang merugi karena mu dan itu termasuk aku.. " aku bicara dengan nada pelan tapi penuh dengan penekanan.
" Seharusnya kau tolak saja tadi jika akhirnya justru kau membuat ulah seperti ini. Bukannya sudah aku katakan bahwa jangan pergi tanpa aku atau seizin ku.. Kau tuli, atau penglihatan mu berkurang karena itu tertulis jelas di perjanjian pranikah kita... "
Sudahlah,, aku tahu pasti akan mengamuk seperti ini karena aku bukan seorang yang penyabar. Aku juga sudah tidak peduli lagi jika ada bibi Ino disini yang mendengar semua ucapan ku dan melapor pada mommy ku sekalipun. Aku sudah terlanjur kesal dan emosi hari ini. Semua kacau karena perempuan yang duduk di depan ku saat ini.
" Dengar kan aku Hirano Aerith, buka telinga mu lebar-lebar... Sekali lagi kau menempatkan aku di situasi seperti saat ini atau situasi lain yang membuat ku kerepotan untuk menanggung akibat dari ulah mu, maka bersiap lah untuk pergi dari tempat ini dan enyah dari hidup ku... " setelah mengatakan itu aku langsung keluar dari unit ku dan kembali ke kampus. Aku masih ada dua kelas lagi dan aku tidak bisa lagi izin keluar.
Mungkin benar ucapan ku sangat kasar, toh aku tidak peduli. Dia yang keterlaluan jadi harus diterima jika dia dimarahi. Aku hanya sedikit terus kepikiran dengan perasaan tidak nyaman yang aku rasakan padanya hari ini. Biasanya aku tidak pernah merasakan perasaan ini padanya. Semalam pun tidak merasakan apapun, ketika menonton bersamanya juga aku biasa saja. Tapi kali ini sungguh berbeda, aku merasa tidak nyaman, sama seperti ketika barang-barang milik ku baru saja dipakai orang lain. Seperti itulah yang aku rasakan saat bersama Aerith tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments