Aerith sungguh tidak berdaya saat ini saat pria yang telah menjadi sugar daddynya ini mencumbunya dengan penuh nafsu. Aerith pun karena terbawa arus langsung membalas ciuman dari Max tak kalah nafsu. Aerith tidak bisa munafik bahwa dia membutuhkan sentuhan dari seorang pria karena dia sudah ketagihan dengan hal itu. Siapa saja yang pernah terjun ke lembah nikmat dunia, pasti akan sulit untuk terbebas karena rasa yang dirasakan sangatlah candu. Begitu pun dengan Aerith, di kepalanya hanya ada keinginan untuk memuaskan dirinya dan Aerith bisa dapatkan itu dari Max, sugar daddy nya.
" Eeuggh... " Aerith melenguh saat dengan kasar Max menaikan dressnya dan langsung merobek ****** ***** Aerith.
" Oh.. Aku merindukan ini baby... Kau selalu membuat ku candu dengan tubuh mu.. " ucap Max yang langsung menyatukan mereka tanpa ada pemanasan. Lagipula Max tahu betul bagaimana tubuh Aerith yang sudah menjadi pemuas nya selama dua tahun ini.
Di kamar mandi yang sedang diperbaiki itu terdengar suara erangan dan ******* saling bersahutan dari kedua anak manusia yang tengah mencari-cari kepuasan. Keduanya saling bergerak liat mencari cara agar lekas mendapatkan kenikmatan yang membuat mereka merasakan surga dunia. Aerith tidak lagi memikirkan apa statusnya saat ini dan apa yang akan terjadi jika suaminya tahu, karena dia sudah dikuasai nafsu dan keinginan untuk dipuaskan.
Aerith sangat tahu meski Max sudah berada di usia hampir kepala lima. Tapi untuk stamina di ranjang sudah jangan ditanya lagi. Istrinya saja kewalahan karena itu dia mengencani Aerith dan menjadikannya pemuas nafsu. Jika dibilang Max berada di masa puber keduanya, mungkin itu benar karena tenaganya dalam menarik ulur miliknya di dalam Aerith sangatlah kuat. Seperti kuda yang sedang berlari kencang.
Keduanya memang selalu gila dan liat ketika bersama seperti saat ini. Hal itulah yang menyebabkan hubungan mereka selama dua tahun ini berjalan sangat baik. Saling memberi, saling memuaskan, jika Aerith mendapatkan kepuasan dan harta dari Max, maka Max cukup dengan meminta kepuasan yang hakiki dimana Aerith tidak bisa menolak di manapun Max memintanya. Seperti sekarang ini, bahkan di kamar mandi pun bisa.
Entah sudah berapa kali Aerith meraih klimaksnya karena nyatanya Max belum juga mengakhiri permainan. Berbagai gaya sudah mereka lakukan, dress yang dikenakan Aerith pun lebih mirip kain percaya ketimbang dress, padahal harganya sangat mahal setahu Aerith.
" Eugggh... Daddy pelan-pelan... Aahh.. Kau merusak gaun ku dad... ooohh... " tubuh Aerith melengkung merasakan pelepasannya lagi.
" Nikmat baby... Rasanya selalu tidak pernah berubah.. Kau hebat sekali... Dan untuk gaun sialan ini... eehhhh... Aku akan membelikan yang lebih bagus dan lebih mahallll.... eeughh.. " Max semakin mempercepat gerakannya karena sesuatu yang dia tahan sejak tadi sudah hampir saja menyembur keluar.
Dan benar saja, entah dimenit keberapa lolongan keras Max terdengar nyaring di dalam kamar mandi ini. Max telah mendapatkan pelepasan dahsyat seperti biasanya. Dia mencium rakus bibi Aerith, menyedot bibirnya atas dan bawah. Setelah puas, Max mencabut miliknya dan langsung meninggalkan saja Aerith dalam kondisi tergeletak di lantai kamar mandi dengan kondisi acak-acakan.
" Dress mu ada di sana.. Asisten ku sudah mengantarnya.. " ucap Max sebelum benar-benar meninggalkan Aerith.
" Ah lupa... Satu lagi,, ini pin nya adalah tanggal ulang tahun mu.. Belilah apapun yang kau inginkan... " Max meletakan sebuah kartu ATM ke atas dada Aerith dan mencium bulatan kenyal itu sebelum pergi.
Aerith tersenyum miris melihat kondisinya saat ini. Merasa bodoh karena telah dipuaskan oleh pria lain yang bukan suaminya. Bisakah ini disebut sebagai pengkhianatan karena dia telah menjalani hubungan gelap dengan seorang pria tua meski hubungan dengan pria itu lebih dulu dari pernikahannya yang baru beberapa minggu ini.
" Hiks... Hiks... Seberapa hinanya diri ku,, bahkan aku menikmati sentuhan pria itu.. Berdosakah aku? " tangis Aerith pecah. Dia merasa sangat hina karena menginginkan tubuhnya dijamah oleh pria lain selain suaminya.
Selama beberapa menit Aerith masih terbaring dalam kondisi tergeletak lemah dengan bau menyengat bekas pergumulan nya dengan Maximus tadi. Bagaimana pun Aerith memang tidak kuasa menolak karena terikat perjanjian seumur hidup dengan Max. Dia hanya bisa bebas dari kekangan Max setelah pria itu bosan padanya. Jika tidak, maka sampai mati pun Aerith harus tetap melayani nafsu Max.
Aerith tahu semuanya tidak akan berakhir sampai disini saja. Perjanjian sialan itu pasti akan mengekang Aerith sampai kapanpun karena dia tahu Max sudah sangat mencintai inti miliknya. Aerith sadar jika neraka yang akan dia dapat jika pengkhianatan dirinya ini diketahui oleh suami bahkan keluarga suaminya. Karena itu, mulai sekarang Aerith harus lebih berhati-hati lagi agar jangan sampai ada orang yang memanfaatkan situasi yang maju kena mundur kena ini.
Setelah berhasil menguasai dirinya sendiri, Aerith lekas bangun dan membersihkan beberapa tempat yang bisa saja terkena bau tubuh keringatnya dan Max. Beruntung air di kamar mandi tidak mati sehingga dengan mudah Aerith bisa membersihkan sisa-sisa percintaannya dengan Max.
" Kapan dia menghubungi asistennya untuk membawakan gaun kemari. Dia bahkan sibuk mengerang dan mendesah tadi... " cibir Aerith berganti dress dan menyimpan dressnya tadi di dalam paper bag, nanti dia akan membuang dress itu di apartemen pribadinya.
" Setidaknya pundi-pundi ku bertambah, meski dari cara yang salah. Bisa apa aku, sekali terjun ke dunia ini juga untuk keluar akan sulit.. " gumamnya setelah hatinya kembali kuat.
Aerith adalah manusia biasa, yang punya hati. Dia bisa saja bersedih, bukan tidak pernah dia bersedih. Tapi Aerith selalu menanamkan dalam dirinya jika ini pilihannya, maka dia harus bisa menerima semua konsekuensi yang ada, meski nantinya dia hancur. Toh sebelum dia terjun ke dunia malam, dia sudah hancur lebih dulu.
Aerith keluar terburu-buru dari kamar mandi itu karena ternyata sudah satu jam dia berada di sana meninggalkan ibu mertua dan iparnya. Tanpa Aerith sadari seseorang tengah mengawasi kamar mandi itu semenjak keduanya masuk ke sana. Orang itu menyeringai karena mendapatkan jackpot.
" Ya Tuhan mati saja diri ku,, mati saja aku kenapa bisa sampai satu jam lebih meninggalkan mereka... Aaaargggghhh... Tamat sudah riwayat ku.. " Aerith menggerutu sambil berjalan cepat menuju ke tempat acara.
" Mampus... " gumamnya ketika dia melihat sosok yang ditakutinya bertemu sekarang ini.
Aerith berjalan perlahan menuju ke tempat dimana ibu mertua, ipar dan suaminya berada. Sosok yang tidak ingin dilihatnya dalam kondisi dia kotor ini adalah suaminya. Dosen kejam yang secara tidak sengaja terjebak dalam permainannya sehingga berakhir menikah dengannya. Aerith menatap mata suaminya yang melihatnya dengan sangat tajam. seperti hendak menguliti Aerith hidup-hidup.
Saat sudah mendekat ke arah suaminya, Aerith langsung memejamkan mata saat sekilas melihat tangan suaminya terangkat menggapainya. Aerith menahan nafas karena tidak sanggup untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments