Ryuzaki tentunya masih menuntut penjelasan dari Aerith tentang apa yang terjadi di kelasnya tadi. Rasanya cukup aneh ketika Aerith yang notabene memang terkenal sebagai wanita yang mencari penghasilan di dunia malam, tapi malah marah ketika orang lain membicarakannya. Apalagi sekarang melihat wajah Aerith yang seakan kecewa dan menangis mendengar ucapan Ryuzaki. Meski tidak tega tetap saja di sini Ryuzaki adalah dosen dan harus mengusut masalah yang terjadi ini.
Ryuzaki merasa frustasi sendiri menghadapi sang istri jika malah seperti ini responnya dari apa yang dia katakan, " Aerith dengarkan aku... Ketika seseorang membicarakan tentang kenyataan yang memang terjadi dalam hidup mu, kau marah pun juga percuma karena mereka mengatakan kenyataan. Jujur saja aku memang tahu siapa kau dan latar belakang mu karena tidak sembarang bisa aku jadikan istri meski dia telah aku nodai sekalipun. "
Aerith langsung mendongak menatap tidak percaya suaminya. Jika seperti yang dikatakan kenapa pria menyebalkan di depannya ini justru menikahinya. Bukankah latar belakang Aerith adalah sesuatu yang tidak sesuai syarat istri untuk tuan muda Narita.
" Aku menikahi mu karena ketakutan ku kau hamil anak ku karena aku tidak menggunakan pengaman saat melakukan hubungan dengan mu.. Lupakan hal itu, yang jelas tidak seharusnya kau menyerang teman mu terlebih dahulu. Bermain cantik agar kau tidak direndahkan itu adalah sesuatu yang sangat penting agar harga diri mu tidak semakin rendah.. Kau paham... " Aerith menggigit bibirnya kencang karena emosi mendengar ucapan suaminya ini.
Sekali bicara Ryuzaki bahkan bisa membuat hati Aerith teriris ribuan pisau padahal dengan sugar daddy nya dia tidak pernah sakit hati meski dibilang ****** sekali pun. Tapi beda jika pria ini yang mengatakan Kata-kata yang sedikit kasar padanya, hati Aerith langsung sakit sekali. Tidak mungkin kan dia jatuh cinta karena jika benar dia merasakan jatuh cinta pada pria ini maka dia hanya akan menyetor nyawa pada raja Neraka saja.
" Dengar kan aku... Tidak ada manusia di dunia ini yang dihina maka akan tersenyum dan diam saja. Anda bukan berasal dari kalangan saya karena itu tidak ada yang menghina anda, jadi seakan anda sekarang bicara tanpa pernah tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang selalu dihina... " Kyomi berujar dengan menggebu bahkan dadanya naik turun pertanda dirinya juga emosi menghadapi dosen kejam yang sialnya adalah suaminya.
" Saya menjalani hidup hina karena tidak ada lagi yang bisa saya lakukan. Saya tidak punya koneksi dan kemampuan untuk menafkahi diri saya sendiri. Karena itu saya memanfaatkan kecantikan saya untuk mencari nafkah. Orang yang tidak pernah kekurangan uang mana paham dengan derita orang yang bahkan pernah mengais sampah untuk makan... "
Aerith langsung pergi begitu saja meninggalkan suaminya. Setelah keluar dari kamar baru Aerith sadari ternyata dia berada di ruangan kerja suaminya. Gila sekali sampai ada kamar untuk beristirahat di salam sini, batin Aerith menatap sinis pintu kamar yang dia banting tadi saat menutupnya.
Disaat Aerith hendak sampai ke pintu ruangan Ryuzaki, tangan kanannya langsung ditarik oleh Ryuzaki hingga terjadilah adegan dimana Ryuzaki menarik tangan Aerith untuk mengikutinya. Beruntung kampus bagian gedung IT sepi karena memang masih jam kelas. Tapi yang membuat Aerith sedikit ketakutan adalah Ryuzaki tidak membawanya ke parkiran mobil, tapi ke arah halaman belakang kampus yang terkenal angker.
" Anda mau membawa saya kemana? Bisa dilihat oleh orang jika antara menarik saya seperti ini.. " protes Aerith memberontak.
" DIAM... JIKA KAU TERUS SAJA MEMBERONTAK MAKA AKAN ADA YANG MELIHAT... " bentak. Ryuzaki tapi sukses membuat Aerith yang cerewet itu kicep.
Ryuzaki menarik Aerith berkelok ke sebuah tikungan jalan yang ternyata membawa mereka ke sebuah parkiran khusus di mana yang terparkir di tempat ini adalah hanya mobil milik Ryuzaki. Aerith memutar bola matanya malas melihat betapa soknya sangat suami sehingga semuanya selalu berbeda dari dosen lain. Mana ada jika dosen lain punya kamar di ruangannya dan parkiran khusus.
Selama perjalanan yang entah menuju kemana, baik Aerith maupun Ryuzaki keduanya sama-sama diam tanpa ada yang memulai pembicaraan. Aerith yang marah karena merasa terhina dengan ucapan Ryuzaki, belum lagi malah menyalahkannya karena pertengkarannya dengan Miaki tadi. Bukankah wajar jika Aerith bertindak seperti itu karena naluri untuk membela diri. Tapi lihat suaminya ini, yang begitu mulia dan diagungkan, mana paham dengan situasi yang terjadi padanya.
Lima belas menit dari kampus, mobil Ryuzaki tiba-tiba saja memasuki area kondominium yang setahu Aerith satu unitnya saja harganya bisa mencapai dua atau tiga apartemen mewah sekelas apartemen miliknya. Aerith jadi bingung kenapa di bawa ke tempat ini. Dan benar Ryuzaki meminta Aerith untuk turun dan masih dengan menarik tangan Aerith, mereka naik ke lantai paling atas kondominium ini.
Ryuzaki memasuki sebuah unit yang kelihatannya hanya ada satu di lantai paling atas ini. Apalagi ketika masuk mata Aerith melihat betapa mewahnya perabotan yang ada di dalam unit kondominium ini. Belum lagi desain dan tataan letak barang yang terlihat begitu berkelas. Dalam hati Aerith akan membeli satu ketika tabungannya nanti sudah cukup.
" Ck... " Ryuzaki berdecak ketika melihat Aerith yang terlihat kampungan sekali.
" Apa? Belum pernah lihat orang miskin terpana melihat rumah mewah? " sentak Aerith yang mood nya masih buruk karena pengaruh hormon kehamilannya.
" Tidak... Dan di sana itu kamar mu.. " tunjuk Ryuzaki ke sisi sebelah kanan yang memang ada pintu di sana, " Aku di sebelah sana, tapi jangan mengganggu ku jika itu tidak penting... Dan ya,, kita akan tinggal disini selama kita menikah.. " setelah selesai menjelaskan Ryuzaki segera berlalu pergi dari ruang tamu langsung masuk ke dalam kamarnya. Ternyata menghadapi seorang wanita yang masih muda itu tantangannya begitu sulit.
Aerith berkeliling sebentar sebelum masuk ke dalam kamarnya. Begitu melewati dapur yang sangat mewah dengan peralatan masak yang mewah juga, tangan Aerith jadi gatal ingin mengolah sesuatu di dapur itu. Tiba-tiba saja Aerith begitu ingin makan pancake, tapi karena tidak ingin Ryuxaki menjadi curiga, jadi dia membuat sendiri pancake dan ternyata di lemari penyimpanan ada berbagai bahan untuk membuat sebuah pancake.
" Hm... Pasti enak ini kalau sudah jadi pancake... " gumam Aerith mengeluarkan semua bahan untuk membuat pancakenya.
Di dalam kamarnya Ryuzaki baru saja selesai membersihkan dirinya. Ketika hendak mengambil minuman dalam lemari pendingin mini di kamarnya, ternyata stock minuman miliknya habis sehingga dia pun terpaksa harus keluar mengambil beberapa kaleng minuman di lemari pendingin yang ada di dapur.
" YA.... APA YANG KAU LAKUKAN PADA DAPUR KU??? " sentak Ryuzaki begitu memasuki dapur yang sudah seperti kapal karam saja. Tepung dan telur dimana-mana, belum lagi peralatan memasak berserakan bahkan ada yang di lantai.
" Aku ingin membuat pancake... Jadi aku... " belum selesai Aerith bicara dia sudah mendengar suara menggelegar dari suaminya.
" KELUAR DARI DAPUR KU SEKARANG JUGA ATAU KAU AKAN MENYESALINYA... SEKARANG MENYINGKIR DARI SANA !!!!! " teriak Ryuzaki murka.
Degh...
Jantung Aerith mencelos mendengarkan bentakan dan amukan dari Ryuzaki. Apa dia sesalah itu sampai dimarahi seperti itu, padahal dia hanya ingin membuat pancake. Untuk masalah dapur yang kotor juga bisa Aerith bersihkan. Namun sepertinya bagi Ryuzaki yang sangat senang memasak, dapur adalah surga dunianya. Dan sekarang lihat bagaimana kondisi dapurnya, jelas dia akan menggila. Entah bagaimana nasih Aerith setelah ini...?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments