Melihat bagaimana tuan mudanya itu mengamuk pada nyonya mudanya membuat bibi Ino merasa sangat kasian. Apa yang katanya mereka berkencan sejak Aerith menjadi mahasiswi tahun pertama di kampus, perasaan bibi Ino tidak melihat seperti itu hubungan di antara kedua majikannya ini. Dia tidak bisa ikut campur karena dia hanyalah seorang maid yang dipekerjakan oleh keluarga Narita. Lain jika dia adalah nyonya besar, pasti sudah dia jewer itu telinga tuan mudanya karena berani kasar pada seorang wanita.
Bibi Ino menghampiri nyonya mudanya karena merasa kasian, saat ini terlihat nyonya mudanya tengah menangis meski hanya beberapa bulir air bening saja yang turun tapi tetap saja dia menangis. Bibi Ino mengusap bahu Aerith berusaha membuat wanita cantik ini tenang dan berhenti menangis.
" Jangan sedih nyonya,, tuan muda memang begitu orangnya. Resep abis kalau kata tuan muda pertama dan kedua... " adu bibi Ino.
" Masa bik? Dan tolong jangan panggil saya nyonya ya, panggil Aerith aja bik. Saya bukan seseorang yang memiliki derajat tinggi seperti keluarga pada Ryuzaki. " ujar Aerith menghapus air matanya.
" Yah.. nggak bisa begitu nyonya, kan anda sudah menikah dengan tuan muda, ya saya harus memanggil anda nyonya muda. Seharusnya malah nyonya muda ketiga, karena nyonya muda kedua itu Kyomi san." bibi Ino terlihat lucu ketika mengatakan itu, membuat Aerith tersenyum.
" Panggil nama saja ya bik.. Saya udah anggap bibi sebagai pengganti mama saya yang sudah meninggal. Seneng deh di tempat ini ada bibi, coba kalau hanya saya dan Ryu san saja, sudah pasti saya mati berdiri bik... " keduanya pun tertawa bersama.
" Hai.. Tapi kalau nanti ada tuan muda dan keluarga besarnya saya tetap panggil nyonya muda ya.. Itu aturan di kediaman Narita soalnya.. " bibi Ino pun mengalah.
Aerith senang sekali bisa mengobrol bersama dengan bibi Ino. Serasa dia punya teman di unit kondominium milik suaminya yang super cuek dan pemarah itu. Kedua wanita beda generasi ini banyak bercerita dalam berbagai hal salah satu adalah membicarakan Ryuzaki. Biarlah pria itu makannya keselek atau minum tersedak, pokonya Aerith tidak peduli.
Bibi Ino banyak menceritakan tentang keseharian tuan mudanya ketika tinggal di kediaman Narita. dan Aerith sedikit terkejut saat mendengar bahwa Ryuzaki itu memiliki mulut yang kejam sejak kecil, tak jarang banyak yang sakit hati karenanya. Menurut bibi Ino, biasanya tuan muda pertama dan kedua akan membentuk aliansi untuk mengalahkan kepedasan dari mulut Ryuzaki.
" Aku kira dia begitu sama mahasiswanya saja bik, ternyata sama keluarganya juga begitu.. " ucap Aerith seolah tidak percaya.
" Tapi Aerith, ini bibi mau kasih kamu satu rahasia tapi diam-diam ya, jangan sampai tuan muda tahu. " Aerith langsung mengangguk kemudian mendekatkan telinganya pada bibir bibi Ino.
" Tuan muda ketiga itu paling cengeng sejak kecil... " Hahahahahahahahaha Aerith langsung terbahak mendengarkan ucapan bibi Ino.
Bibi Ino tersenyum ketika bisa melihat nyonya mudanya kembali ceria. Biarlah rahasia tuannya dia bocorkan, salah sendiri kenapa jahat sekali punya mulut. Bibi Ino pun mengatakan pada Aerith bahwa besok pagi sekali akan kembali ke kediaman Narita karena anak dan suaminya ada di sana. Aerith pun mengiyakan, sebenarnya tanpa Aerith dan Ryuzaki tahu, bibi Ino sudah menyiapkan sebuah kejutan yang akan membuat kedua orang ini tidak bisa berkutik.
Keesokan harinya, karena sudah tahu bahwa bibi Ino akan ke kediaman Narita, Aerith sengaja bangun pagi sekali untuk membuatkan sarapan suaminya dan juga untuk dirinya sendiri. Memasak yang hanya makanan simple saja jelas Aerith bisa karena dia di apartemennya sendiri juga seorang diri dan jarang membeli makanan jadi lebih banyak memasak. Tapi kalau dibandingkan dengan masakan bibi Ino jelas rasa masakan Aerith masih kalah jauh. Tapi biarlah dari pada tidak ada yang bisa dimakan.
Aerith cukup terkejut melihat unit tempat tinggalnya dan suami ini terlihat berantakan, dalam batinnya apa lagi rencana dari bibi Ino, karena semalam semuanya nampak masih bersih sebelum dia masuk ke kamar. Aerith mengesampingkan masalah itu dulu, dan pergi ke dapur membuat sarapan. Bersih-bersihnya nanti saja ketika sudah selesai memasak dan sarapan. Rencananya Aerith akan memasak telur gulung daging dan oseng sayur, dia sudah terbiasa memasak menu jenis ini.
Sudah selesai dia memasak, tapi tentu tidak sampai membuat dapur milik suaminya ini berantakan, Aerith segera menyajikannya di meja makan. Tubuh Aerith langsung berjingkat kaget saat mendengar teriakan dari suaminya di ruang sana.
" HIRANO AERITH APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN RUMAH KU.... " teriak Ryuzaki yang baru keluar kamar sudah di suguhkan dengan banyaknya barang-barang dan sampah berserakan.
" Heh... Tidak usah teriak juga ya.. Kamu pikir aku tuli apa.. " Aerith yang kesal lupa akan tata krama, padahal ini yang dihadapi adalah dosennya.
" Apa yang kau lakukan pada tempat ku, sudah aku katakan berkali-kali jangan mengotori kalau kau tidak bisa membersihkannya... "
Brakk...
Ryuzaki melempar kardus kosong tepat di depan kaki Aerith, membuat singa betina yang telah tertidur langsung bangun dan siap menerkam musuhnya.
" Aku juga baru bangun tapi sudah melihat semuanya begini.. Jangan nuduh sembarangan kalau tidak ada bukti dan saksi.. Tempat kamu ini ada CCTV kan, cek sana apakah benar aku yang membuatnya berantakan. Aku capek-capek bangun pagi masakin kamu sarapan dan ini balasannya, kamu malah marah-marah nggak jelas begitu. Tahu begini mending aku tadi tidur, bodo kamu mati kelaparan atau tidak.. " sentak Aerith mengacungkan centong nasi tepat di depan wajah Ryuzaki.
" Ngapain kamu masak? " tanya Ryuzaki justru membuat Aerith ingin menenggelamkan pria ini ke kutub utara saja.
" Bibi Ino petang tadi sudah pulang ke kediaman Narita. Jadi disini hanya ada aku dan anda saja, masalah membersihkan ini bisa nanti saja, sekarang kita sarapan dulu... " sekarang ganti Ryuzaki yang ingin meremas tubuh istrinya itu biar seperti kertas dan dia akan buang.
" Sialan bibi, usilnya itu kenapa tidak sembuh-sembuh.. Akhir pekan ku.... Liburan ku... Oh tidak,,, berakhir sudah... " Ryuzaki berjongkok di lantai meratapi nasibnya ini.
" Hei mau sarapan tidak? Atau aku buang saja... " teriakan kesal Aerith berasal dari dapur. Ryuzaki semakin pusing dibuatnya.
Keduanya kini saling menatap sengit sambil makan. Awalnya Ryuzaki tergugah dengan penampilan masakan Aerith yang terlihat sedap dipandang. Namun sedap dipandang pun tidak akan cukup kalau tidak sedap di lidah, dan Ryuzaki menyesal sempat memuji Aerith dalam hati karena masakannya ternyata sangat asin sekali.
Ryuzaki hanya bisa diam saja tidak berani protes karena melihat awan mendung di sekitar tubuh wanita yang menjadi istrinya ini. Bisa-bisa nanti istrinya ini akan mengomel tidak jelas dan marah-marah berujung tidak mau membantunya membersihkan kekacauan yang ditinggalkan oleh bibi Ino.
" Kita bersih-bersih sekarang saja. Ryu san dari arah kamar sampai ke sebelah barat sisanya aku.. " Aerith langsung bangkit dari tempat duduknya membawa piring kotor dan mencucinya.
" Rupanya dia bisa juga pekerjaan rumah walaupun masakannya asin begini.. Not bad.. " batik Ryuzaki langsung menuju ke areanya bersih-bersih.
Jadilah pagi ini mereka berdua bahu membahu menyelesaikan challenge dari bibi Ino. Selain melatih kesabaran, juga dipastikan akan melatih kekompakan sepasang pengantin baru ini. Diharapkan nantinya mereka akan lebih mesra dan hubungan mereka lebih romantis lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments