Episode 10

Seharian lebih Rehan menunggu. Bahkan Lauren dan Isabella sempat menengoknya. Lauren memang tak tahu malu, dia masih punya nyali untuk menemui Anabella.

Bahkan saat Rehan tak menggubrisnya, Lauren malah menangis di rumah sakit. Semua terlihat seperti Rehan yang salah. Jelas semua orang mengira Rehan suami yang begitu tega pada istrinya.

"Aku cuma mau minta maaf Ayah. Maafin aku, aku khilaf," ujarnya sambil menangis. Sudah puluhan kali dia mengucapkan kata maaf. Hampir saja Rehan memaafkannya. Untunglah, Arkan datang di saat yang tepat. Jadi pikiran plin plan Rehan tak jadi keluar. Pikirannya kembali di rencana awal, biarkan Anabella sadar dulu. Lalu semuanya baru dibahas.

"Ada apa ini pak Rehan?" tanya Arkan yang tak ingin tahu urusan mereka. Meskipun Arkan sudah tahu, kalau Rehan pasti sedang memarahi istrinya karena kelalaiannya. Dugaan Arkan salah, sebab sedari awal, Rehan menyembunyikan fakta yang ada. Hanya cerita singkat yang Rehan ceritakan pada Arkan. Bukan cerita yang keseluruhan.

"Ah, ini Dok. Masalah kecil," ujar Rehan berdusta. Bagaimanapun juga, ia masih mencintai Lauren.

Arkan mengangguk kecil. Lalu berujar permisi meninggalkan pasangan suami istri itu. Arkan melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Anabella.

Setiap ada waktu, Arkan luangkan untuk melihat kondisi Anabella. Ya meskipun ada petugas khusus yang menangani Anabella. Namun Arkan merasa kurang puas, kalau bukan dia sendiri yang memastikan keadaan Anabella.

Setelah mengecek denyut nadi, detak jantung, serta lambung Anabella. Arkan menampilkan wajah leganya. Keadaan Anabella mulai membaik.

Arkan mengelus pipi lembut anak almarhum temannya. Tanpa sadar, Arkan menyunggingkan sebuah senyuman. "Cepat sembuh Anabella," gumamnya lirih.

Seperti terijabah, saat itu juga Anabella menggerakkan jari jemarinya. Arkan menyadari itu, segera ia periksa kembali keadaan Anabella. Baru akan di cek matanya, kelopak mata itu sudah terbuka dengan sendirinya.

Anabella menatap bingung ke arah Arkan. Tapi dia diam saja. Keadaan yang lemah, selang infus yang bertengger di tangannya, serta selang oksigen di hidungnya, menyulitkan Anabella untuk melakukan pergerakan.

Arkan mengerti itu. Dia segera buka suara. "Kau sudah sadar Sayang," ucap Arkan sambil mengelus rambut kepala Anabella.

Anabella tak menjawab. Hanya matanya saja yang bergerak. Ia masih trauma akan kelakuan bibinya. Selama tidak sadar, Anabella dihantui mimpi buruk. Mimpi yang selalu membuatnya menangis. Bibi Lauren mengguyur badannya, lalu mengurung Anabella di kamar mandi. Anabella selalu mimpi itu. Mimpi yang meninggalkan luka begitu dalam. Kejadian yang akan ia kenang di setiap waktunya.

Sebenarnya, itu bukanlah mimpi. Itu adalah kejadian nyata yang meninggalkan bekas di memori Anabella. Membuat Anabella terkena trauma ringan akibat ulah sang bibi.

Arkan meninggalkan Anabella sebentar. Barangkali, memanggil Rehan adalah keputusan yang tepat buat Anabella. Maka, Arkan menghampiri Rehan beserta istrinya. Ya, Lauren masih setia di samping Arkan. Ia terus merayu Rehan, supaya Rehan memaafkannya.

Melihat Arkan yang keluar dari ruangan Anabella. Rehan dan Lauren segera berdiri. "Bagaimana keadaan Anabella Dok?" tanya Rehan penuh harap. Harapan yang baik tentunya.

Arkan melebarkan senyumnya. "Syukurlah, Anabella sudah sadar pak Rehan."

Rehan yang mendengar itu langsung bernafas lega. Berbeda dengan Lauren. Kini ia berada dalam posisi takut level akut. Bagaimana mungkin ia tidak takut? Kunci jawaban kejahatannya ada di tangan Anabella. Matilah dia, kalau sampai di penjara. Lauren sangat kalut. Ia takut di penjara. Dia tidak mau masuk bui. Apapun akan Lauren lakukan agar dia tidak dipenjarakan oleh Rehan ataupun Anabella. Tak seorangpun yang boleh.

***

Rehan duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur Anabella. Rehan menggenggam jemari Anabella pelan. Diusapnya lembut penuh sayang. "Maafin paman, Anabella. Maafin paman," bisiknya dengan isakan. Ya, Rehan sedang menangis dalam diam. Ia tak menyangka, kalau merawat Anabella justru membuat Anabella tersiksa.

Anabella diam saja. Bukannya ia tak bisa menjawab. Hanya saja, kedatangan bibi Lauren membuat Anabella ketakutan. Anabella kembali teringat akan kejadian kemarin. Tidak hanya kejadian kemarin, namun sekilas memori tentang bibinya yang pernah menjewer telinga dan juga memukulnya terlihat nyata bagi Anabella.

Rehan bingung atas sikap Anabella yang mendadak kaku. "Anabel, kenapa Sayang?" tanya Rehan keheranan.

"Ampun, ampun Bibi!" ucap Anabella dengan ketakutan. Kata itu, adalah permohonan sebelum Anabella pingsan tak sadarkan diri.

Lauren semakin ketakutan. Dia datang ingin minta maaf pada Anabella. Namun tanggapan Anabella sangat berbeda. Seketika itu juga, Rehan mengusir Lauren sementara.

Rehan, sepertinya dia masih mempertahankan Lauren. Lalu, apakah niatnya ingin memenjarakan Lauren itu bakal kesampaian?

Anabella langsung menangis. "Ampun, ampun Bibi!" Hanya kalimat itu yang Anabella keluarkan dari mulutnya. Sungguh kejam kelakuan bibinya yang menggoreskan luka trauma pada anak balita seumuran Anabella.

***

Sementara itu, Arkan telah berada di dalam rumahnya bersama sang istri. Setelah melihat keadaan Anabella tadi, Arkan langsung pulang ke rumah. Karena tugasnya sudah selesai.

Di dalam rumahnya, ia sedang asyik bercanda dengan sang istri. Arkan adalah pria romantis. Selalu menyayangi dan memberikan perhatian lebih pada Venesa.

Seperti sekarang ini, setiap kalimat yang terucap dari bibirnya. Setiap itu juga ia membubuhkan sebuah kecupan di pipi dan di kening sang istri. Dan pada akhirnya, sebuah cerita kecil ia curahkan pada sang istri.

"Sayang, kamu tahu gak?" ucapnya setengah bertanya.

Venesa tentu tak tahu apapun. Pertanyaan yang begitu ambigu menurutnya.

"Gak tahu," balasnya singkat.

"Ye, kamu kan emang gak tahu. Soalnya belum ku kasih tahu," kata Arkan gemas sambil mencubit hidung Venesa. Venesa tertawa kecil. Dia suka dengan kelakuan Arkan padanya.

"Kasih tahu kalau gitu," sahut Venesa sambil menarik tangan Arkan menjauh dari hidungnya.

"Nanti ikut aku yuk, aku mau ngenalin kamu sama anaknya almarhum temenku. Dia cantik loh, kamu pasti suka."

Venesa sedikit berpikir. Tanpa pikir panjang lagi, ia mengiyakan tawaran Arkan. Mungkin Venesa memang beneran suka sama anak yang dimaksud oleh Arkan.

Bersambung.

Buat readers, supaya tambah dapat feelnya, bayangin yah SEORANG BALITA YATIM PIATU YANG KETIKA MENDAPATKAN KESULITAN TIDAK TAHU KEPADA SIAPA TEMPAT MENGADU DAN BERKELUH KESAH HARUS BERJUANG SENDIRIAN. 😭😭😭

Supaya kita dapat hikmah dan pelajaran berharga juga setelah membacanya.

Gimana menurut kalian guys, dapat feelnya nggak?

a. Biasa saja.

b. Sangat terasa sedihnya.

Bisa kasih saran kok. Terimakasih.

Terpopuler

Comments

🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT

🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT

kasian anabel malang nasib mu..😳

2022-10-11

0

ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁

ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁

Omo Omo 🙈🙈🙈🙈🙈

Aduh, kasihan Anabelle 🥺🥺😭😭

2022-10-11

1

delete account

delete account

semoga istrinya dokter Arkan suka sama Anabel semoga Annabelle lekas sembuh

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!