"Ini gucci kesayangan Bibi, Anabel. Kenapa kau pecahkan gucci ini? Kau ini memang benar-benar ya."
Dengan emosi yang membara, Lauren menarik lengan Anabella kasar. Menyeret Anabella menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi itu, Lauren sempat menyiram Anabella dengan segayung air. Setelahnya, Anabella dikunci dari luar. Ya, Anabella dikurung di kamar mandi.
Lauren ngos-ngosan. Emosinya masih memburunya. Gucci puluhan jutanya pecah berkeping-keping, tak terwujud lagi. "Kurang ajar anak itu," umpatnya tanpa rasa bersalah.
Di sana, di dalam kamar mandi itu. Anabella terus menggedor-gedor pintu. Ia terus menangis meneriaki sang bibi serta mengucapkan kata maaf berkali-kali.
"Bibi, maafin Anabella Bi," teriak Anabella dengan suara yang menangis.
Tapi, Lauren apa perduli. Ia biarkan Anabella menangis di sana.
5 menit
10 menit
Teriakan Anabella masih terdengar meskipun mulai tak kencang lagi.
15 menit
20 menit
Dan di menit yang ke 22. Suara Anabella tak terdengar lagi. Dan di detik berikutnya, sang bibi malah memejamkan matanya. Tertidur pulas di samping Isabella yang tengah asyik bermain.
Di luar sana, Rehan hendak pulang bekerja. Tak sengaja, waktu ia singgah di supermarket, ia bertemu dengan Arkan. Dihampirinya si Arkan, sekaligus bertanya.
"Pak dokter, sedang belanja?" tanya Rehan.
"Eh, iya Pak Rehan," balas Arkan singkat. Saat ini ia sedang memilih buah apel. Istrinya minta dibelikan buah itu. Rehan mana mungkin menolaknya.
"Kalau begitu saya duluan Pak," pamit Rehan.
Tapi Arkan mencegahnya. Ia langsung buru-buru mengambil buah. Dirasa cukup 2 kilo, ia langsung memanggil seorang pramuniaga untuk menjadikan buah itu menjadi 2 bagian. Rencananya yang sebungkusnya lagi ia berikan untuk Anabella.
"Saya ikut Pak, sekalian ingin menengok Anabella."
Tentu Rehan sangat senang mendengarnya. Setidaknya, ada orang yang masih perduli dengan keponakannya itu.
Sepertinya Rehan ingin pulang lebih dulu. Perasaannya mendadak tidak enak. Tadinya mau-mau saja menunggu Arkan, tapi hati Rehan terdorong ingin segera pulang. "Maaf pak Arkan, saya pulang duluan. Bapak bisa menyusul nanti," pamitnya.
Arkan langsung mengiyakan saja. Entahlah, hari ini ia ingin bertemu dengan Anabella. Sejak penjelasan dokter kandungan itu, entah mengapa Arkan ingin punya anak asuh seperti Anabella. Meskipun itu tidak mungkin, karena Anabella sudah dirawat oleh Rehan. Dan Rehan lebih berhak atas Anabella, yang notabene adalah paman kandungnya.
Flashback
"Bagaimana hasilnya Dok?" tanya Venesa penuh harap. Ia sudah tak sabar ingin segera memiliki anak. Usianya yang 27 tahun, harusnya sudah memiliki anak seperti teman-temannya. Tapi dia, sampai sekarang belum memiliki momongan.
"Sebenarnya tidak ada masalah apa-apa dengan kandungan Ibu."
Arkan tak tega melihat Venesa dalam kesedihan. Sudah lama ia menanti dan berjuang, namun tetap saja belum berhasil.
"Apa Dokter punya saran lain?" tanya Arkan penuh harap.
Dokter kandungan itu mendesah panjang. Sepertinya dia punya saran. "Ini hanya saran saya dokter Arkan. Boleh dicoba dan kalau tidak setuju juga tidak masalah," balas dokter itu.
Arkan dan Venesa langsung setuju. "Apa itu Dok?" tanya mereka secara bersamaan.
"Bagaimana kalau kalian mengadopsi seorang anak? Ini hanya pancingan agar ibu Venesa bisa hamil," saran dokter itu.
Dan setelah dipikir-pikir, tak masalah juga bagi Arkan mengadopsi anak. Venesa juga menyetujui hal itu. Mengadopsi anak buat pancingan.
Flashback off
Sejak hari itu, Arkan ingin mengadopsi anak. Tapi belum tahu pasti anak siapa? Rencananya minggu-minggu ini ia ingin ke panti asuhan. Siapa tahu, di sana ia menemukan anak yang cocok buat dijadikan anak angkatnya.
***
Dengan perasaan gelisah Rehan masuk ke rumah. Kali ini ia tanpa mengetuk pintu. Hatinya seperti terdorong akan sesuatu.
Memanggil nama Anabella berkali-kali. "Anabella, Anabel! Paman pulang!" teriak Rehan. Namun belum ada sahutan.
Lauren yang tengah ketiduran langsung terlonjak kaget. "Astaga," gumamnya panik. Ia baru teringat kalau Anabella masih dikurung di kamar mandi.
Lauren melihat ke sampingnya. Ternyata Isabella juga ikut tertidur. Tanpa berpikir panjang lagi, Lauren langsung menghampiri suaminya. Mencegah agar Rehan tidak ke kamar mandi dulu.
"Ayah sudah pulang," sapa Lauren pura-pura tidak terjadi apa-apa. Padahal jantung Lauren sudah berdegup menahan panik yang tiada kira.
Rehan langsung menyahut, dia mengabaikan pertanyaan istrinya tadi. "Anabel dimana dia?" balas Rehan.
Lauren marah tentang ini. "Kamu pulang kerja, bukannya nanyain kabar anak istri, tapi malah nanyain Anabella."
"Dia tanggung jawabku Yang, harusnya kau paham itu." Rehan balas marah. Marahnya juga beralasan. Selain Anabella keponakannya, Anabella juga sedang sakit. Anak yatim-piatu pula, jadi setidaknya dia perlu diperhatikan.
Lauren mati kutu, dia diam tak berkutik.
"Dimana Anabel?" tanya Rehan sekali lagi.
Lauren tetap diam. Tidak mungkin dia bilang kalau Anabella ia kurung di dalam kamar mandi.
Rehan keliling ke dalam rumahnya. Kakinya terhenti tepat di depan pintu kamar mandi.
Lauren yang melihat itu segera mencegahnya. "Ayah mau apa?" tanya Lauren menahan panik serta gugup.
Rehan tak menggubris. Tangannya sudah terulur di kenop kamar mandi itu. Saat diputar, pintunya terkunci.
"Anabel, kau di dalam kan Nak?" tanya Rehan sambil menggedor-gedor pintu tersebut.
Rehan sadar, pintu itu dikunci dari luar. Matanya langsung menatap Lauren dengan penuh tuduhan.
"Jangan bilang Anabella ada di dalam," ucap Rehan, nada suaranya sudah naik satu oktaf.
Takut-takut, Lauren menjawabnya dengan anggukan.
"Kau gila, kenapa kau kurung Anabella?" Rehan murka, ia segera mencari letak kunci kamar mandi itu di laci kecil dekat ruangan televisi. Setelah didapatkannya kunci itu. Rehan kembali menatap istrinya.
Bersambung.
Apakah Lauren benar-benar ketahuan? Terus pantengin ya. Jangan lupa, like, vote, dan tip koinnya. makasih 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍾⃝ͩɴᷞᴏͧ:ɴᷠᴀͣᴍᴇ<ᏇᏋᎧᏇ>
aduh kasian Anabel 😭😭😭😭😭😭
2022-10-11
1
✰͜͡ᴠ᭄⸙ᵍᵏ(^_^) Kᵝ⃟ᴸ🦎
astaga pengen mites" si lauren nenek lampir
2022-10-05
0
Made Elviani
main siksa siksaannya Uda dong....... kasihan Anabel....... author tega banget sih
2021-03-12
1