Episode 19
Satu tahun kemudian.
Anabella sudah terbiasa dengan sikap cuek yang diberikan Venesa kepadanya. Satu tahun yang lalu, usaha Arkan buat mendekatkan mereka lumayan berhasil. Venesa mulai memberikan sedikit perhatian pada anak angkatnya itu. Hanya saja, sikap cueknya sudah mendarah daging. Jadi sangat sulit untuk dibenahi. Malahan yang ada Bu Sania terus mengompori, supaya Anabella dikembalikan di panti asuhan. Untung Venesa masih tahan. Jadi sampai sekarang Anabella masih berada di dekatnya.
Venesa melihat jam di ponselnya. Waktunya menjemput Anabella ke sekolahnya. Ya, Venesa sudah membiasakan mengantar jemput. Meskipun kadang dia gak ikhlas. Tapi Venesa masih berusaha mengontrol emosinya saat di depan Anabella. Pun anak kecil seperti Anabella menganggap Venesa baik-baik saja. Tanpa terasa, Anabella sudah mulai nyaman berada di sisi Venesa. Anabella bahkan mulai lupa, kalau sebenarnya dia mempunyai ibu kandung yang telah tiada. Andai Venesa totalitas, pasti Venesa akan menjadi ibu idaman bagi Anabella dan bagi anak-anak kecil lainnya.
Setelah sampai di rumah. Anabella ia tinggalkan bersama bi Ijah saja. Venesa masih ada urusan. Ia ada arisan di sebuah restoran bersama teman-temannya.
Seperti biasa, tanpa Venesa dan Arkan sadari. Bi Ijah selalu menyuruh Anabella mengerjakan ini itu. Seperti sekarang ini, Anabella disuruh mengepel lantai 2. Anabella tak pernah membantah. Tapi sebenarnya Anabella juga tertekan. Pulang sekolah harusnya istirahat dan bermain seperti anak kecil pada umumnya. Tapi ini? Anabella seperti tak diberikan kesempatan untuk istirahat barang sejenak.
Sementara itu, Venesa sudah sampai di restoran. Semua yang disana menyapanya dengan riuh. Tentu saja sebagian dari mereka ada yang memujinya. Sebagian yang lain juga ada yang benci sekaligus iri. Iri, sebab Venesa selalu mendapatkan apa yang Venesa inginkan. Berasal dari keluarga kaya raya, punya suami tampa, dokter pula. Wanita mana yang tak iri dengan kesempurnaan itu? Maka disinilah Venesa tersakiti.
Dua orang teman arisannya duduk berdekatan. Sengaja mendekat tentunya. Kedua orang tersebut tengah berbincang-bincang. Sindiran yang terdengar pedas menancap pas kena di hati Venesa.
"Eh Nya, loe tau gak? Di antara kita-kita ini ada horang kayah raya. Sayang ya, sampai sekarang belum punya anak."
Percakapan panas di antara keduanya mulai terbina. Dan itu sudah didengar oleh Venesa. Saat ini Venesa masih bisa tersenyum. Ia mencoba tak menghiraukan percakapan yang menyakitkan itu. Barangkali bukan dia bahan pembicaraan dari mereka. Meskipun Venesa merasa kalau dia yang tengah digosipkan.
"Iya, mandul kali. Makanya udah nikah hampir 10 tahun belum punya anak juga."
Seketika itu juga, hati Venesa terasa tercubit. Ucapan mereka ngena sekali di ulu hatinya. 'Gak tahu saja mereka. Berapa besar usahaku untuk mempunyai anak? Ya Tuhan, apa ini cobaan?' batin Venesa yang mulai tak kuat. Ia memilih pergi dari acara itu. Persetan dengan obrolan rivalnya yang semakin senang karena Venesa meresponnya dengan sangat cepat.
Venesa sedikit ugal-ugalan saat mengendarai mobil. Untung jalanan lumayan sepi. Jadi tak ada yang membahayakan nyawanya.
Bi Ijah yang melihat kedatangan Venesa sedikit terkejut. Pasalnya Anabella masih mengepel di atas sana. Di lantai 2 maksdunya.
Buru-buru bi Ijah lari menaiki tangga. Ia harus segera menggantikan posisi Anabella secepatnya.
Dengan gerakan cepat, bi Ijah meraih gagang pel dengan paksa. Hampir saja Anabella terjatuh gara-gara sikap sang bibi.
Anabella menatap bingung. Kemudian dia paham kenapa Bi Ijah bersikap seperti itu. Karena di bawah sana, Anabella melihat kedatangan tantenya.
Mata bi Ijah melotot, tanda bahwa Anabella harus diam dan tutup mulut. Anabella hanya mengangguk saja. Lalu Anabella melangkahkan kakinya sedikit menjauh.
Venesa sudah sampai ke lantai atas. Matanya menyala-nyala menatap garang ke arah Anabella. Wajah Venesa yang memerah membuat Anabella ketakutan. Tak biasa tantenya bersikap seperti itu. Tapi kenapa tiba-tiba berubah galak? Batin Anabella bertanya-tanya.
Sekejap kemudian. Mulut Venesa sudah terbuka. Mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi Anabella.
"Kau! Kau itu ternyata benalu. Kehadiranmu gak membuahkan apapun untukku! Aku gak sudi mengasuh mu lagi!"
Anabella yang mulai mengerti dengan apa yang dikatakan Venesa, mendadak mengeluarkan air matanya. Anabella lebih suka Venesa yang cuek dari pada Venesa yang pemarah.
"Tante apa salah Anabel?" tanya Anabella sambil terisak.
"Salahmu? Salahmu karena sampai sekarang aku gak bisa hamil. Percuma juga kau tetap ada di sini. Buang-buang duit ku dan suamiku."
Bi Ijah yang mendengar itu, hatinya tertawa puas. Sekian lama ia menunggu Anabella dibuang, akhirnya keinginan itu tersampaikan.
"Tante," keluh Anabella ingin mendekat.
"Stop! Aku gak sudi lihat mukamu lagi. Pergi! Aku bilang pergi!"
Jari telunjuk Venesa menunjuk ke arah tangga. Tanpa ingin membantah lagi, Anabella langsung melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tante angkatnya.
Anabella menangis dalam diam. Ia tak tahu, kenapa semua orang selalu membencinya. Apa salahnya? Sehingga menerima cobaan yang sedemikian rumit dan menyakitkan untuknya. Ditinggal saat ia baru dilahirkan, dan ditinggal sang ayah saat ia masih membutuhkan kasih sayang. Sekarang, hanya kasih sayang dari Arkan dan orang tua Arkan yang Anabella harapkan.
"Ayah, aku merindukanmu. Bisakah ayah menemui ku?" ucap Anabella sambil meringkuk di atas kasur. Lama menangis, akhirnya ia ketiduran.
"Kau anak yang kuat Sayang. Jangan pernah bersedih. Percayalah, Tuhan akan selalu ada untukmu."
"Ayah!" teriak Anabella tiba-tiba.
Ternyata dia tadi bermimpi bertemu dengan sang ayah. Anabella melihat kelambu luar. Ternyata hari sudah senja. Cukup lama juga ia tertidur tadi. Tapi dimana om papanya? Biasanya om papa tak pernah absen menengok Anabella. Atau bahkan hadir hanya sekedar mengecup keningnya. Tapi hari ini? Mendadak Anabella merasa asing berada di rumah ini. Semua orang bersikap berbeda padanya. Mungkin lebih baik, Anabella mengurung diri di kamar saja untuk sementara waktu.
Di kamar Venesa. Semua barang yang ada di kamar itu sudah seperti kapal pecah. Morat-marit tak karuan. Saat ini Arkan mencoba menenangkan sang istri. Sebenarnya, Arkan sudah dari sejam lalu pulang ke rumah. Orang pertama yang ia cari adalah istrinya, kemudian Anabella. Karena pikiran Arkan yang tak enak, ia mencoba menengok kamar Anabella.
Arkan yang melihat Anabella tengah tertidur, tak tega membangunkannya. Dia hanya menghampiri Anabella dan mengecup keningnya seperti hari-hari biasa yang mereka biasakan saat bertemu. Setelah melakukan itu, Arkan langsung pergi menuju kamarnya. Ia tak menyangka, sesampainya di dalam kamar. Ia mendapati istrinya yang kacau, marah-marah tak jelas. Membahas tentang anak dan kemandulan. Bahkan ada kata perceraian di dalam pertengkaran itu.
Arkan jelas tak ingin. Ia masih membujuk Venesa. Dengan segala upaya dan berbagai macam bujukan. Akhirnya amarah Venesa mereda. Beruntung Arkan yang berhasil membujuk sang istri. Coba kalau Bu Sania. Apa jadinya rumah tangga mereka?
"Jadi, kamu maunya kita refreshing dimana Sayang?" tanya Arkan. Ya, Arkan tadi membujuknya dengan embel-embel berlibur ke luar negeri. Siapa tahu, dengan begitu Venesa akan lupa dengan masalah mandul dan sebagainya.
"Paris," jawab Venesa singkat.
Arkan tersenyum. Tentu ia mengiyakannya. "Uh, ke Paris ya? Gak mau ke yang lain gitu?" goda Arkan. Ia langsung meraih Venesa ke dalam pelukannya. Tak tahukah Venesa, saat ini Arkan juga ingin menangis. Ia juga ingin diberikan anak dalam rumah tangganya. Tapi kalau Tuhan berkehendak lain, dia sebagai manusia bisa berbuat apa.
***
2 Hari kemudian, mereka bertiga akhirnya liburan ke Paris. Venesa sudah tak marah lagi kepada Anabella. Mereka bertiga memang seperti keluarga bahagia pada umumnya.
Menikmati keindahan menara Eiffel. Tak lupa juga Arkan mengabadikan momen itu sebagai kenang-kenangan mereka. Di sini Anabella benar-benar diperhatikan dengan penuh oleh Arkan dan Venesa. Venesa memang cuek. Tapi percayalah, orang cuek itu, tak selamanya buruk. Dan itu yang Anabella nilai dari sang Tante.
Bersambung.
Tunggu detik-detik Anabella dewasa.
Di episode selanjutnya, kalian pasti akan terkejut. Tetap stay dan berikan vote dan vote. Thank you all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
ternyata bi ijah juga jahat ya
2022-10-19
0
.
malang kali nasib mu, kesel aku sama vanesa
2022-10-12
0
.
semoga biijah jatuh dr tangga terus koit
2022-10-12
0