Episode 13

Anabella sudah berada di kediaman Arkan dan Venesa saat ini. Tadi setelah kepala panti mengijinkan Arkan mengadopsi Anabella, dalam waktu itu juga Arkan segera menghubungi orang tuanya. Jadi kedatangan Anabella hari ini, disambut oleh kedua orang tua Arkan dan kedua orang tua Venesa.

Mama Arkan terlihat antusias sekali menyambut calon cucunya. Mama Arkan -Bu Yulia-, dia tak pernah pilih kasih terhadap siapapun. Kalau anaknya suka, Bu Yulia akan mendukungnya.

"Ini cucuku?" tanyanya seraya menghampiri Anabella. Sudah lama sekali Bu Yulia mengidamkan seorang cucu. Anak dari Arkan tentunya. Namun sayang, Arkan dan Venesa tak diberikan kesempatan itu oleh Tuhan. Tapi sebagai manusia, mereka mencoba memancing kehamilan dengan mengadopsi anak. 'Semoga berhasil,' batin Bu Yulia.

"Iya, Ma. Dia cucu Mama," balas Arkan.

Bu Yulia menangis haru. Ia berjongkok dan memeluk Anabella dengan sayang.

"Cucu nenek, cantik sekali," puji Bu Yulia. Ia membelai lembut pipi Anabella. Lalu mengecupnya.

Anabella sempat malu, maka dia bergelayut manja di kaki Arkan. Jika setengah badannya dipeluk oleh Bu Yulia, maka tangan satunya masih setia memegang celana kain Arkan. Anabella masih merasa asing dengan semua orang yang ada di situ. Tapi feeling-nya yakin, kalau Bu Yulia orang yang baik.

Arkan tersenyum. Ia menyuruh Anabella melepaskan tangan Anabella dari celananya. "Gak pa pa Anabel, dia nenekmu," ucapnya.

Anabella langsung melepaskan tangannya. Menatap Bu Yulia dengan intens. Bu Yulia yang merasa gemas, langsung memeluk Anabella dengan erat.

"Selamat datang cucuku, semoga kau betah tinggal di sini," ujarnya dengan tulus.

Tapi, ada 2 pasang mata yang sepertinya tidak suka dengan kedekatan mereka. Siapa lagi kalau bukan Venesa dan mamanya Venesa sendiri, Bu Sania.

Pak Sanjaya ikut mendekat. Mengusap rambut Anabella sebagai penyambutannya.

"Anabel, ini kakek," ujar Arkan mengenalkannya.

"Iya om Papa," balas Anabella riang. Ia mulai nyaman berada di dekat Bu Yulia dan pak Sanjaya. Mereka semua baik, menurut Anabella.

"Oh ya, ini Oma dan ini Opa," ujar Arkan setelah berada di dekat mertuanya. Arkan membahasakan panggilan untuk orang tua Venesa dengan panggilan Oma dan Opa. Sebab, mereka maunya begitu. Mereka merasa derajatnya lebih tinggi, lebih kaya. Jadi mereka menginginkan panggilan itu.

Anabella hanya tersenyum riang. Anak balita itu belum bisa mengutarakan perasaannya. Ia hanya menyalami dan mengecup punggung tangan orang yang ada di sana satu persatu.

Agaknya, Bu Sania ini orang yang sedikit congkak. Dengan anak kecil saja, gayanya sudah acuh tak acuh. Bagaimana mungkin ia segera mendapatkan cucu, kalau sikapnya saja seperti itu?

"Aku mau masuk saja," ucapnya dan berlalu pergi. Bahkan Bu Sania tak merasa malu bersikap seperti itu saat di depan besannya.

Untunglah, keluarga Arkan orangnya penyabar. Mereka tak mempermasalahkan kelakuan besannya. Meskipun tidak suka, pasti hanya dipendam sendiri oleh Bu Yulia dan pak Sanjaya.

"Ayo Sayang, kita masuk. Nenek sudah menyiapkan kamar untukmu. Pasti Anabella suka."

Antusiasme Bu Yulia saat mengajak Anabella masuk ke dalam rumah Arkan. Bu Yulia sangat semangat, diusianya yang sudah hampir 50 tahun itu masih terlihat bugar. Ya, Bu Yulia rajin olahraga. Karena tak ada kerjaan lain, selain sibuk mengurusi rumah tangga dan arisan sana-sini bersama teman-teman sosialitanya.

Arisan Bu Yulia dan arisan yang diikuti Venesa berbeda arah. Jika Venesa lebih suka barang-barang branded limited edition, maka Bu Yulia lebih mementingkan arisan dollar. Untuk menambah pundi-pundi kekayaannya.

Bu Yulia membawa Anabella masuk ke dalam kamarnya. Hiasan dinding, seprei, selimut, tirai, semuanya bermotifkan hello kitty. Anabella menyukai itu. Ia langsung berlari dan meloncat ke atas kasurnya.

"Nenek, ini kamar Anabella?" tanyanya dengan gembira.

Arkan yang baru masuk, langsung tertawa senang melihatnya. Ia bahagia jika Anabella betah tinggal bersamanya. Arkan janji, Arkan tak akan pernah membeda-bedakan Anabella dengan anaknya nanti. Karena kebahagiaan Anabella adalah kebahagiaannya juga.

Bersambung.

Next lagi gak?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***