Episode 16

Episode 16

Bu Sania menuju ke kamar Anabella. Dia mencoba bersikap ramah. Dilihatnya, Bu Yulia sedang sibuk memakaikan baju ke badan Anabella.

"Loh Jeng, udah lama?" sapanya seraya menghampiri Bu Yulia.

"Gak Jeng, baru beberapa menit yang lalu. Jeng sendiri? Sudah lama?" Bu Yulia balik bertanya. Sedang Anabella, ia menunduk. Ia tak berani menatap ke arah Bu Sania yang ternyata orangnya galak bagi Anabella.

"Aku sih lumayan, cuman langsung ke belakang." Bu Sania duduk ke tepi ranjang. Menatap ke arah Anabella yang sudah rapi dan cantik.

"Didandani emang mau kemana Jeng?" tanya Bu Sania penasaran.

"Oh ini, aku mau ngajak cucuku ke tempat arisan. Sekalian jalan-jalan. Jeng Sania gak ada arisan hari ini?"

Jalur arisan antara Bu Yulia dan Bu Sania juga berbeda. Mereka punya teman masing-masing. Yang jelas, teman Bu Sania rata-rata congkak dan sombong.

"Jadwalku besok," jawab Bu Sania dingin.

Bu Yulia tak pernah ambil hati. Setelah selesai mengikat rambut Anabella, Bu Yulia segera mengajak Anabella pergi.

"Ya udah Jeng, kami pergi dulu." Setelah berkata seperti itu. Bu Yulia menyuruh Anabella bersaliman dengan Bu Sania.

"Pamit dulu dong sama Oma," titahnya.

Anabella agak takut menatap Bu Sania, mengingat tadi pagi dia dibentak gara-gara memeluk badan Bu Sania.

Awalnya Anabella ragu. Tapi sedikit dorongan dari Bu Yulia membuatnya berani menjabat dan mencium punggung Bu Sania. Dan sungguh keterlaluan respons Bu Sania. Setelah tangannya dicium Anabella, dia malah mengusapkan tangannya ke seprei. Untung Bu Yulia tak melihatnya. Coba kalau Bu Yulia melihat kelakuan sang besan. Pasti sudah ditegur dari tadi.

Dengan riang Anabella berjalan dibonceng oleh Bu Yulia. Mereka naik mobil yang sudah ada sopir pribadi keluarga Sanjaya. Anabella duduk di belakang bersama nenek barunya. Anabella bukan berasal dari keluarga miskin. Jadi dia tak heran bagaimana rasanya menikmati mobil itu.

Sepanjang perjalanan, Anabella sangat cerewet. Kadang mulutnya tak sengaja berkali-kali menyebutkan nama ayah. Mungkin Anabella masih teringat kenangan bersama almarhum Leonardo.

Tapi Bu Yulia orang yang peka. Dihiburnya Anabella dengan berbagai macam pertanyaan yang mengalihkan tentang kesedihannya itu. Bahkan sebelum sampai ke tempat arisan, Bu Yulia sempatkan mengajak Anabella singgah ke toko mainan. Anak kecil, apa sih yang gak disuka dari mainan? Rata-rata mereka semua suka, jadi untuk menghibur lebih lanjut. Bu Yulia membawanya ke tempat itu. Anabella sangat dimanjakan, ia dibebaskan memilih segala macam mainan. Untungnya, Anabella bukan anak yang kemaruk. Anabella di toko itu hanya memilih 2 jenis mainan saja, boneka Barbie dan boneka beruang. Bu Yulia sempat menawari yang lain, tapi Anabella menolak. Bu Yulia bersyukur, Arkan merawat anak yang tepat. Karena sejatinya, kelakuan anak saat kecil itu adalah cerminan saat mereka dewasa nanti.

Singkat cerita. Sepulang dari arisan tadi, Anabella terus tertawa dan berbicara dengan riangnya. Anabella bahagia, sebab dia bisa bertemu dengan orang dewasa yang bersikap baik padanya. Ya, teman Bu Yulia ramah dan welcome pada Anabella. Bahkan rata-rata orang yang di sana tadi, memuji akan kecantikan dan kepintaran Anabella. Pintar, karena Anabella anaknya tepat tanggap dan tak berbuat hal-hal yang merugikan. Dia balita yang penurut, tapi riang.

"Anabel, bulan depan kamu sudah sekolah Sayang," ucap Bu Yulia dengan semangat. Tentu, karena beliau akan punya aktifitas tambahan.

Ya, bulan depan adalah penerimaan siswa-siswi, termasuk anak PAUD. Mungkin Anabella akan PAUD atau gak, langsung TK. Entahlah, semua tergantung Arkanu Sanjaya.

***

Tepat sekali, setelah Anabella sampai di rumah. Si Venesa juga baru saja sampai. Ia memandang biasa saja ke arah Anabella. Tapi tidak saat matanya memandang Bu Yulia. Mana berani dia cuek kepada mertuanya, bisa didepak dia. Karena alasan yang satu itu juga, kalau dia belum bisa hamil.

"Ibu, baru pulang," sapanya ramah pada Bu Yulia.

Keduanya saling cipika-cipiki ala artis Indonesia. Kemudian Venesa mencium tangan Bu Yulia. Karena Bu Yulia masih ada urusan lain, ia langsung berpamitan pulang. Tapi sebelum benar-benar pulang, Bu Yulia titip pesan kepada Venesa.

"Nak Venesa, tolong kirim jagain Anabel untuk ibu," katanya.

Venesa hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Dalam hati kecilnya masih belum bisa 100% menganggap Anabella sebagai anaknya. Bahkan tidak akan pernah.

Setelah dipastikan kalau Bu Yulia sudah pergi. Venesa langsung menyuruh Anabella masuk.

"Ya udah, ayo masuk!" suruh Venesa sedikit ketus.

Anabella hanya mengikuti langkah sang ibu angkat yang tak mau dipanggil mama, melainkan Tante. "Iya Tante," balas Anabella.

Anak balita itu menoleh ke belakang. Ia berharap segera bertemu dengan Bu Yulia atau om papanya lagi. Hidup di rumah besar tanpa om papa ataupun nenek angkatnya, membuat Anabella seperti hidup dalam perangkap api. Yang semakin lama akan semakin membakarnya. Tapi Anabella yakin, secuek apapun Venesa padanya. Venesa pasti punya sisi lembut untuknya.

Bersambung.

Mau crazy up?

jangan lupa vote novel ini. Kalau masuk 25 besar, saya akan crazy up 5 episode sehari. Terima kasih yg sudah menunggu.😍😍😍

Terpopuler

Comments

Mikho

Mikho

aku berdoa besarnya anabel jd istri om papanya biar vanesa tau rasanya dicuekin orang heh

2021-04-18

0

putri sulung

putri sulung

uh selalu ada yg jahat sm anabel ..bikin strok ajh tuh mak lampir sania lh..kesel aqu bacanya

2021-03-05

3

🌹🌺gemini🌺🌹

🌹🌺gemini🌺🌹

ngg sbr nunggu besarx

2021-02-06

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!