Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya

Harsya sedang menikmati secangkir kopi di balkon rumahnya, meskipun istrinya terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit ia mencoba bersikap santai padahal hatinya begitu khawatir.

Biom menghampirinya, "Tuan, Nona Anaya telah sadar!"

"Kita ke rumah sakit sekarang!" perintahnya.

"Baik, Tuan."

Harsya berjalan di belakang asisten pribadinya, Biom membukakan pintu.

Mobil pun melaju ke rumah sakit tempat Anaya mendapatkan perawatan.

Sesampainya di kamar, Rissa sedang menyuapkan bubur Anaya.

"Mereka sudah datang, kamu makan sendiri 'ya." Rissa menyerahkan mangkok seraya tersenyum.

"Terima kasih banyak, Dok." Anaya membalas senyuman sang dokter.

Rissa pun berpamitan keluar ruangan begitu juga dengan Biom yang menunggu di luar.

"Bagaimana kondisimu?"

"Lumayan membaik, Tuan."

"Apa kau mengenal mereka yang menculikmu?"

"Tidak, Tuan. Dia memakai topeng sepertinya seorang wanita."

"Wanita? Bagaimana ciri-cirinya?"

"Dia tinggi, berambut panjang dan sangat wangi. Sepertinya wanita itu mengenal Tuan."

"Mengenal aku?" Harsya mengernyitkan keningnya.

"Ya, dia begitu marah padaku karena Tuan menikahiku," jawab Anaya jujur.

"Siapa dia?" gumamnya.

"Mungkin dia mantan kekasih Tuan."

Harsya menggebrak ranjang membuat Anaya kaget.

Harsya menatap tajam istrinya, "Kekasih yang paling ku cintai telah meninggal, aku tidak memiliki wanita lain selain Andin!" desisnya.

"Maaf, Tuan." Anaya menundukkan kepalanya.

"Kenapa dia harus menculikmu?"

"Dia tidak suka jika saya menikah dengan Tuan."

Harsya tampak berpikir.

"Tuan, bisakah anda melepaskan saya?" Anaya memohon. "Ini demi keselamatan saya," lanjutnya.

"Jika kau ku lepaskan, apakah keselamatanmu terjamin?"

"Tuan, wanita itu menculik saya karena tidak menyukai kita menikah dan bukankah kita ini adalah orang lain yang tidak saling mengenal. Tuan juga telah menahan ke dua orang tua saya, maka izinkan saya bebas."

Harsya menarik nafasnya lalu ia hembuskan.

Sementara itu, diluar kamar rawat. Biom duduk di bangku tunggu tamu pasien.

Rissa datang membawa 2 botol air mineral, menyodorkan sebotol.

Biom mendongakkan wajahnya lalu meraih botol pemberian Rissa.

Dokter muda itu pun duduk di sebelahnya, Rissa mencoba membuka tutup botol namun kesulitan.

Biom menyambar botol, membukanya lalu ia berikan kepada wanita di sebelahnya.

"Terima kasih!" Rissa tersenyum.

Biom tersenyum tipis.

"Kenapa Harsya tidak melepaskan Anaya?" tanya Rissa sembari menenggak minumannya.

"Saya tidak tahu."

"Hei, dia itu diculik wanita yang menyukai Harsya. Itu artinya nyawa dia dalam bahaya, kalian harus melepaskannya jika memang Harsya tidak mencintainya."

"Untuk masalah itu bukan urusan saya, Nona."

"Hei, kau itu telah cukup lama bekerja dengan Harsya. Kenapa tidak bisa menasehatinya?"

"Saya bekerja untuknya bukan menjadi sahabatnya," jawab Biom.

Pintu kamar Anaya terbuka, Harsya keluar dengan wajah datar.

Biom bergegas berdiri begitu juga dengan Rissa.

Harsya melangkah meninggalkan kamar, Biom pun menyusulnya.

"Dasar pria dingin, bukannya mengucapkan terima kasih malah main pergi saja!" gerutunya.

Biom dengan cepat membuka pintu mobil sesampainya di parkiran.

Sesampainya di rumah, Harsya melangkah ke ruangan kerjanya mengambil secarik kertas putih dan sebuah pena.

Harsya menulis sesuatu di kertas tersebut setelah itu memasukkannya ke dalam amplop coklat.

Harsya menyerahkan amplop tersebut kepada Biom, "Perintahkan pada salah satu pelayan untuk menyusun pakaian Anaya di koper dan antarkan surat ini kepadanya. Hari ini aku telah resmi menceraikannya!"

"Apa, Tuan? Cerai!" Biom tampak terkejut, ia tak menyangka Harsya akan mengakhiri pernikahannya.

"Ya, antarkan dia jauh dari kota ini dan pilihkan dia rumah kontrakan yang nyaman. Serta berikan dia sejumlah uang untuk kebutuhan hidupnya beberapa minggu."

"Tuan yakin ingin bercerai dengannya?"

"Ya, ini juga menyangkut keselamatan dia dan aku telah berjanji padanya."

"Baik, Tuan." Biom pun berlalu.

Harsya menjatuhkan tubuhnya di kursi dengan tubuh lemas, seketika hatinya hancur entah kenapa begitu berat melepaskan Anaya.

-

Biom kembali ke rumah sakit, Rissa melihat dari kejauhan asisten Harsya datang seorang diri. Ia ingin menyusulnya namun seorang perawat wanita memanggilnya karena ada pasien yang membutuhkannya.

Rissa lebih memilih menemui pasiennya daripada menyusul Biom.

Setibanya di kamar Anaya, Biom menarik nafasnya lalu mengetuk pintu. Perlahan membuka pintu, "Permisi, Nona."

Anaya bangkit dari tidurnya dan duduk, "Ya."

"Maaf, Nona. Saya hanya ingin menyampaikan ini, silahkan dibaca!" Biom menyerahkan amplop tersebut.

Anaya sejenak menatapnya lalu meraihnya, ia membukanya dan membaca, "Pisah?"

"Ya, Nona. Tuan Harsya telah menceraikan anda."

Tubuh Anaya seketika bergetar, air matanya perlahan menetes.

"Nona, anda tidak apa-apa?"

Anaya tersenyum di tengah air matanya yang jatuh.

"Kami akan mengantarkan anda ke kota sebelah," ucap Biom.

"Aku ingin bertemu dengan dia, apa boleh?"

"Tuan Harsya hanya memerintahkan saya untuk mengantarkan surat ini dan Nona ke kota sebelah."

"Aku ingin mengucapkan sesuatu kepadanya," ucap Anaya.

"Saya akan menghubungi Tuan Harsya," Biom izin keluar kamar.

Tak lama kemudian, Biom kembali ke kamar Anaya.

"Bagaimana?"

"Maaf Nona, Tuan Harsya tidak ingin bertemu dengan anda lagi."

Wajah Anaya mendadak sedih.

"Mari Nona, saya antar pulang!"

-

Perjalanan ke kota sebelah membutuhkan waktu 90 menit, Anaya diturunkan di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun cukup aman dan nyaman.

Ya, Harsya menyewa rumah itu buat mantan istrinya selama 1 tahun ke depan.

Setelah meletakkan koper, Biom dan 2 orang anak buahnya pamit meninggalkannya.

Anaya kini tinggallah sendirian di kota orang.

Karena hari juga telah malam, Anaya memilih merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk berbeda dengan ranjang yang ia tempati bertahun-tahun di rumah kedua orang tuanya.

"Semoga hari esok lebih baik dari hari ini dan ku berharap kehidupan aku secerah matahari terbit," doanya.

Anaya memejamkan matanya, kini ia bisa tenang. Walaupun kehidupan seorang diri terasa sangat hampa. Ya, dia harus bisa menjaga diri agar terhindar dari orang-orang yang berniat jahat kepadanya.

Sekembalinya Biom dari kota sebelah, ia ke balkon menemui Harsya.

"Apakah kalian sudah mengantarnya?"

"Sudah, Tuan."

"Rumah yang kalian pilih cukup nyaman 'kan buat dia?"

"Sudah, Tuan."

"Baguslah."

"Tuan, kondisi Anaya belum seratus persen pulih. Di rumah itu ia juga tinggal seorang diri, apa Tuan tidak merasa khawatir?"

Harsya menoleh ke arah asistennya.

"Maaf Tuan jika saya lancang," ucap Biom menunduk.

"Beristirahatlah, seperti kau sudah terlalu lelah untuk hari ini."

Biom pun pamit dan berlalu.

Harsya berdiri, ia berjalan ke kamarnya untuk beristirahat karena seharian ini ia begitu sangat lelah. Ia berharap wanita yang menculiknya tidak menyakitinya lagi.

Harsya merebahkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya.

Baru sejam tidur, keringat dari dahinya bercucuran. Harsya tampak gelisah, ia terbangun dan berteriak, "Anaya!"

Napas Harsya ngos-ngosan, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Kenapa aku memimpikannya?" gumamnya.

*

Sejam lalu ketika dalam tidurnya, Anaya berlari menghampiri Harsya yang berdiri tak jauh darinya namun tangan mantan istrinya yang meminta tolong kepadanya tak bisa ia gapai.

"Tuan, tolong aku!"

"Mereka ingin melenyapkan aku!"

"Tuan, selamatkan aku!"

Tiba-tiba tubuh Anaya ditarik secara paksa oleh seseorang berpakaian hitam dan menjauh dari Harsya.

Seketika Harsya menjerit memanggil nama mantan istrinya.

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

dih...ga ada rasa tpi berasa..gaje

2023-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2 Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3 Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4 Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5 Bab 5 - Dihukum Berlari
6 Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7 Bab 7 - Bantahan Anaya
8 Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9 Bab 9 - Mimpi Buruk
10 Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11 Bab 11 - Anaya Kabur
12 Bab 12 - Anaya Berjanji
13 Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14 Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15 Bab 15 - Anaya Diculik
16 Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17 Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18 Bab 18 - Bayangan Anaya
19 Bab 19 - Mulai Bekerja
20 Bab 20 - Pindah Rumah
21 Bab 21 - Teringat Anaya
22 Bab 22 - Mencarinya
23 Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24 Bab 24 - Menikah Kembali
25 Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26 Bab 26 - Diungsikan
27 Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28 Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29 Bab 29 - Menggoda Harsya
30 Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31 Bab 31 - Harsya Melunak
32 Bab 32 - Harsya Perhatian
33 Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34 Bab 34 - Menemukan Chintya
35 Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36 Bab 36 - Malu
37 Bab 37 - Rama Kesal
38 Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39 Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40 Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41 Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42 Bab 42 - Rissa dan Hujan
43 Bab 43 - Seperti di Drama
44 Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45 Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46 Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47 Bab 47 - Anaya Cemburu
48 Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49 Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50 Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51 Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52 Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53 Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54 Bab 54 - Semua Berbahagia
55 Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56 Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57 Karya Baru
58 Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2
Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3
Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4
Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5
Bab 5 - Dihukum Berlari
6
Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7
Bab 7 - Bantahan Anaya
8
Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9
Bab 9 - Mimpi Buruk
10
Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11
Bab 11 - Anaya Kabur
12
Bab 12 - Anaya Berjanji
13
Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14
Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15
Bab 15 - Anaya Diculik
16
Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17
Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18
Bab 18 - Bayangan Anaya
19
Bab 19 - Mulai Bekerja
20
Bab 20 - Pindah Rumah
21
Bab 21 - Teringat Anaya
22
Bab 22 - Mencarinya
23
Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24
Bab 24 - Menikah Kembali
25
Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26
Bab 26 - Diungsikan
27
Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28
Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29
Bab 29 - Menggoda Harsya
30
Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31
Bab 31 - Harsya Melunak
32
Bab 32 - Harsya Perhatian
33
Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34
Bab 34 - Menemukan Chintya
35
Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36
Bab 36 - Malu
37
Bab 37 - Rama Kesal
38
Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39
Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40
Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41
Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42
Bab 42 - Rissa dan Hujan
43
Bab 43 - Seperti di Drama
44
Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45
Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46
Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47
Bab 47 - Anaya Cemburu
48
Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49
Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50
Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51
Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52
Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53
Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54
Bab 54 - Semua Berbahagia
55
Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56
Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57
Karya Baru
58
Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!