Bab 9 - Mimpi Buruk

Anaya terbangun karena mendengar suara seseorang menangis, ia melihat ke arah sampingnya.

Harsya dengan wajah penuh keringat dan mata terpejam serta air mata mengalir.

Anaya menyentuh pipi Harsya dengan ragu-ragu, "Tu....Tuan!"

Anaya memanggil nama suaminya hingga 3 kali.

Harsya tersentak bangun.

"Maafkan saya, Tuan. Sepertinya anda tadi bermimpi buruk," Anaya berkata dengan nada takut.

Harsya sejenak diam.

"Saya tidak berniat jahat kepada Tuan, maafkan jika saya lancang," Anaya turun lalu meraih gelas di meja nakas sebelum suaminya dan menyodorkannya.

Harsya tak bisa berkata-kata kembali, ia meraih gelas dan meminum sedikit air kemudian merebahkan tubuhnya.

"Sepertinya Tuan sering bermimpi buruk," ujar Anaya, kembali naik ke atas ranjang.

"Jangan banyak bicara, kembalilah tidur atau aku akan menghukummu!"

"Baiklah, Tuan." Anaya merebahkan tubuhnya.

Harsya memilih turun dari ranjang, ia duduk di sofa memijit pelipisnya. Ia mengingat mimpi buruk yang dialaminya.

"Jangan sakiti dia, Nak!"

Ya, kata-kata yang diucapkan oleh pria yang merawat dan membesarkannya itu beberapa datang kali ke dalam tidurnya sejak ia menikahi Anaya.

Harsya berdiri dan mondar-mandir memikirkan mimpi, "Siapa orang yang dimaksud ayah?" gumamnya.

Harsya yang tak bisa tidur akhirnya memilih membaca buku di sofa.

Anaya yang tidak terlalu nyaman di kamar Harsya baru 2 jam tertidur pun terbangun.

Diam-diam mengintip dari kejauhan, Anaya memperhatikan Harsya yang menurutnya begitu tampan.

Tanpa sengaja mata keduanya saling bertemu, Anaya segera menutup matanya.

"Jangan berpura-pura tidur!"

Anaya perlahan membuka matanya dan tersenyum.

"Kau memperhatikan aku?"

"Maaf, Tuan!" menjawab dengan ketakutan.

Harsya menutup bukunya, meletakkannya di atas meja lalu berdiri dan melangkah mendekati istrinya.

Anaya yang ketakutan, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Harsya menarik dengan kasar selimut yang digunakan istrinya.

Anaya dengan cepat bangun kemudian duduk berlutut di ranjang dan kepala menunduk. "Maafkan saya, Tuan!"

"Pergilah tidur ke kamarmu!" titah Harsya.

Anaya mengangkat wajahnya.

"Cepat pergi, sebelum pikiran ku berubah," ucap Harsya.

Anaya bergegas turun dari ranjang dan melangkah cepat meninggalkan kamar suaminya.

Karena pagi belum menjelang, Harsya kembali tidur. Merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya namun ia belum juga merasa nyenyak.

Harsya terbangun lalu duduk dan mengacak rambutnya, "Kenapa malam ini ku sulit sekali tidur?"

Harsya menyibak selimutnya secara kasar, turun ke ranjang mengambil jaket jubah panjang miliknya dan melangkah keluar kamar.

Harsya berjalan ke ruang kerjanya dan memilih menghabiskan waktu tidurnya di sana.

Anaya yang juga tidak bisa tertidur, mengendap-endap keluar kamar.

"Daripada bosan di kamar lebih baik aku keliling rumah ini, lagian juga dia pasti sudah tidur," gumamnya.

Anaya pun berkeliling di rumah mewah milik suaminya, para pelayan sudah tidak tertidur termasuk asisten pribadi Harsya.

Hanya beberapa penjaga keamanan yang terbangun karena bergantian dengan rekan lainnya.

Anaya tampak kagum ketika mengelilingi rumah Harsya yang sangat luas.

Anaya akhirnya melewati ruang kerjanya Harsya yang pintunya terbuka setengah lebar. Langkahnya terhenti, ia menggerakkan kepalanya melihat ke arah dalam ruangan. "Kenapa ini tidak ditutup?" gumamnya.

Anaya perlahan memasuki ruangan itu dan melihat Harsya tertidur dengan kepala di atas meja.

"Kenapa dia tidur di sini?" batinnya bertanya.

Anaya ingin membangunkan suaminya tapi ia takut kalau pria yang ada dihadapannya itu marah-marah.

Anaya melihat sebuah selimut terletak di sofa, ia meraihnya dan berjalan mendekati suaminya lalu menyelimutinya.

Anaya melangkah hati-hati keluar ruangan dari kamarnya dan bergegas ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Anaya naik ke ranjang dan tidur.

***

Harsya tersentak bangun ketika mendengar suara burung saling berkicau. Mengucek matanya dan merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh, membuat Harsya mengerutkan keningnya. "Siapa yang menyelimuti aku?" gumamnya.

Para pekerja di rumahnya tak ada yang berani masuk ke ruangannya tanpa seizinnya dan hanya Biom yang boleh diperbolehkan.

"Apa Biom yang semalam masuk ke ruangan ini?" batinnya bertanya.

Harsya beranjak berdiri lalu melangkah ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Selesai mandi dan berganti pakaian, ia berjalan ke ruang makan untuk menikmati sarapan pagi.

Harsya menyuruh salah satu pelayan wanita untuk memanggilkan istrinya.

Tak menunggu lama, pelayan wanita itu menghampiri Harsya, "Nona Anaya masih tertidur, Tuan!"

Harsya yang mendengarnya mengepalkan tangan kanannya.

"Apa saya harus membangunkannya, Tuan?"

"Tidak usah, biar saya saja."

"Baiklah, Tuan." Pelayan wanita itu pun pamit dan berlalu.

Harsya meninggalkan meja makan dan menuju ke kamar istrinya.

Harsya membuka pintu secara kasar dan berteriak, "Anaya, bangun!" berjalan mendekati ranjang.

Gadis itu yang mendengarnya terkejut dan terbangun tanpa duduk, dengan cepat turun dari ranjang karena kurang hati-hati kaki kanannya tersangkut selimut sehingga membuat dirinya jatuh di pelukan Harsya yang berdiri di dekat ranjang.

Keduanya pun saling berpelukan.

Anaya yang sadar telah melakukan kesalahan memeluk Harsya, melepaskan pelukannya dengan cepat memundurkan langkahnya. "Maafkan saya, Tuan!" menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau masih tidur jam segini?" bentaknya.

"Maaf, Tuan. Saya sangat ngantuk sekali!"

"Kau bilang mengantuk? Memangnya ini rumahmu yang bisa sesuka hatimu!" hardiknya.

"Sekali lagi saya minta maaf, Tuan!" Anaya meremas ujung piyama tidurnya.

"Cepatlah mandi, aku menunggumu di meja makan!"

"Baik, Tuan!"

Harsya keluar dari kamar istrinya.

Anaya bergegas ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Anaya berlari menuju ruang makan tak lupa ia menundukkan kepalanya dan mengucapkan kata, "Maaf, Tuan!"

Anaya menarik kursi lalu duduk.

"Aku menunggumu lebih dari sepuluh menit jadi kau harus dihukum!" berkata tanpa menatap.

Anaya hanya bisa menunduk.

"Cepatlah sarapan!"

Anaya mengangguk.

Harsya melihat rambut istrinya yang sebahu terurai dan basah, ia menyentuhnya.

Anaya refleks menghindar.

Harsya melihat tangannya, ada beberapa helai rambut istrinya yang rontok.

Anaya dengan cepat menarik tangan kanan Harsya yang menyentuh rambutnya untuk membersihkan rambut rontoknya dari telapak tangan suaminya.

"Maaf, Tuan!" Anaya mengantongi rambutnya yang rontok.

Harsya tak berkata-kata apapun, ia mengakhiri sarapannya dan meninggalkan meja makan.

Anaya berdiri karena Harsya pergi, "Tuan, mau ke mana?"

"Nona, lanjutkanlah sarapan anda!" ucap Biom, kemudian mengejar langkah Harsya.

Anaya kembali duduk dan melanjutkan sarapannya.

Biom menghampiri Harsya yang berdiri di balkon. "Tuan..!"

"Kenapa dia mengingatkan aku dengan Andin?"

"Tuan, rambut Nona Anaya mungkin disebabkan oleh beberapa sebab," jelas Biom.

"Aku tak peduli apa yang terjadi dengan dia, aku jadi merindukan Andin," ucap Anaya.

"Apa Tuan ingin ke pemakaman Nona Andin?"

-

Harsya dan Biom pergi ke pemakaman mantan kekasihnya yang meninggal setahun lalu karena penyakit kanker otak.

Harsya jongkok di samping pusara wanita yang dikenalnya 5 tahun lalu dan berniat menikahinya tahun depan.

Biom berdiri tak jauh dari Harsya.

Harsya menangis di tumpukan tanah yang kini tumbuh rerumputan.

Hampir 15 menit di tempat itu, Harsya pun beranjak berdiri.

"Tuan, tidak ingin mengunjungi pemakaman Tuan Abraham?" tanya Biom ketika mereka hendak menuju mobil yang terparkir.

Harsya mengiyakan.

Keduanya pun berangkat ke area pemakaman tempat di mana ayah kandung Harsya di makamkan.

Begitu sampai, Harsya meletakkan bunga dipusara orang yang dicintainya itu. Ia jongkok di sampingnya dan Harsya berdiri sedikit jauh dari atasannya.

Harsya yang menggunakan kacamata hitam mulai berkata, "Ayah, aku telah menemukan gadis itu dan ku akan membalasnya. Tapi, aku ragu apakah dia pelakunya atau bukan. Dia selalu membantahnya."

"Ayah, seandainya engkau masih berada di sini. Mungkin aku tidak akan menjadi pria sekejam ini dan ku selalu ada di dekat Mama dan Ladya."

"Ayah, aku akan berusaha mencari pelakunya. Karena ku belum puas, jika tidak menemukannya."

Harsya berdiri dan kembali berkata, "Ayah aku pamit pulang!"

Harsya tersenyum menatap pusaran lalu berjalan meninggalkan pemakaman.

Di perjalanan pulang Biom yang menyetir mendapatkan telepon dari kepala pelayan lalu ia menutupnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Harsya yang duduk di bangku penumpang belakang.

"Nona Anaya pingsan di depan kamarnya, Tuan."

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

hadeuhhhh.. yg kuat donk nay💪💪💪🥴🥴

2023-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2 Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3 Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4 Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5 Bab 5 - Dihukum Berlari
6 Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7 Bab 7 - Bantahan Anaya
8 Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9 Bab 9 - Mimpi Buruk
10 Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11 Bab 11 - Anaya Kabur
12 Bab 12 - Anaya Berjanji
13 Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14 Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15 Bab 15 - Anaya Diculik
16 Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17 Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18 Bab 18 - Bayangan Anaya
19 Bab 19 - Mulai Bekerja
20 Bab 20 - Pindah Rumah
21 Bab 21 - Teringat Anaya
22 Bab 22 - Mencarinya
23 Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24 Bab 24 - Menikah Kembali
25 Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26 Bab 26 - Diungsikan
27 Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28 Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29 Bab 29 - Menggoda Harsya
30 Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31 Bab 31 - Harsya Melunak
32 Bab 32 - Harsya Perhatian
33 Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34 Bab 34 - Menemukan Chintya
35 Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36 Bab 36 - Malu
37 Bab 37 - Rama Kesal
38 Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39 Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40 Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41 Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42 Bab 42 - Rissa dan Hujan
43 Bab 43 - Seperti di Drama
44 Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45 Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46 Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47 Bab 47 - Anaya Cemburu
48 Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49 Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50 Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51 Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52 Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53 Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54 Bab 54 - Semua Berbahagia
55 Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56 Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57 Karya Baru
58 Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2
Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3
Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4
Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5
Bab 5 - Dihukum Berlari
6
Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7
Bab 7 - Bantahan Anaya
8
Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9
Bab 9 - Mimpi Buruk
10
Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11
Bab 11 - Anaya Kabur
12
Bab 12 - Anaya Berjanji
13
Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14
Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15
Bab 15 - Anaya Diculik
16
Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17
Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18
Bab 18 - Bayangan Anaya
19
Bab 19 - Mulai Bekerja
20
Bab 20 - Pindah Rumah
21
Bab 21 - Teringat Anaya
22
Bab 22 - Mencarinya
23
Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24
Bab 24 - Menikah Kembali
25
Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26
Bab 26 - Diungsikan
27
Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28
Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29
Bab 29 - Menggoda Harsya
30
Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31
Bab 31 - Harsya Melunak
32
Bab 32 - Harsya Perhatian
33
Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34
Bab 34 - Menemukan Chintya
35
Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36
Bab 36 - Malu
37
Bab 37 - Rama Kesal
38
Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39
Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40
Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41
Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42
Bab 42 - Rissa dan Hujan
43
Bab 43 - Seperti di Drama
44
Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45
Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46
Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47
Bab 47 - Anaya Cemburu
48
Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49
Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50
Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51
Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52
Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53
Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54
Bab 54 - Semua Berbahagia
55
Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56
Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57
Karya Baru
58
Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!