Anaya duduk di sisi ranjang masih memakai pakaian pengantin, wajahnya tampak cemas.
Pintu kamar terbuka, seorang pelayan wanita muncul dihadapannya, "Tuan Harsya meminta Nona menemuinya."
Anaya pun berdiri lalu mengikuti perintah pelayan wanita itu.
Anaya berjalan di belakang pelayan, menuju sebuah ruangan.
"Tinggalkan dia dan kamu silahkan keluar dan jangan lupa tutup pintunya!" perintah Harsya tanpa menatap.
"Baik, Tuan." Pelayan wanita itu meninggalkan Anaya berdua dengan Harsya dengan menutup pintu.
Harsya membalikkan tubuhnya dengan wajah dingin, ia melangkah mendekati istrinya yang baru dinikahinya 30 menit yang lalu.
Tubuh Anaya gemetaran, wajahnya ia tundukkan.
Harsya mengangkat dagu Anaya secara kasar.
Anaya tersentak.
"Tugasmu adalah melayaniku!"
Air mata Anata menetes.
"Kamu harus menuruti semua perintahku, paham!" Harsya berkata lantang.
"Pa..pa..ham, suamiku!"
Plak...
Telapak tangan Harsya mendarat di pipi Anaya membuat gadis itu terjatuh.
Anaya terdiam, tubuhnya bergetar hebat.
"Panggil aku Tuan!" hardiknya.
Anaya mengangguk sembari menangis.
"Ganti pakaianmu itu, kamu terlalu bagus jika memakainya!" Harsya berkata dengan nada tinggi.
Anaya perlahan berdiri.
"Jika berani membantah perintahku atau mencoba kabur dari rumah ini. Kamu akan tahu akibatnya!" Harsya menekankan kata-katanya.
Harsya meninggalkan ruang itu.
Anaya pun melakukan hal yang sama, melangkah ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.
Suara ketukan pintu kembali terdengar, Anaya membukanya.
"Nona, di suruh datang ke ruangan Tuan Harsya," ucap pelayan wanita.
"Saya akan ke sana!" Anaya menutup pintu kamarnya dan melangkah ke kamar suaminya.
Anaya mengetuk pintu setelah pelayan yang mengantarnya pamit untuk kembali bekerja.
Anaya membuka pintu kamar suaminya dengan perasaan takut.
"Tutup pintunya dan mendekatlah kepadaku!" pinta Harsya yang berada di atas ranjang.
Anaya melangkah pelan mendekati ranjang suaminya.
"Ambilkan gelas itu!"
Anaya mengarahkan pandangannya ke arah nakas dan meraih gelas berisi air putih.
"Cepat!" bentak Harsya.
Seketika tubuh Anaya bergetar hebat.
"Aku haus!"
Anaya mendekatkan gelas ke mulut suaminya dengan penuh kehati-hatian.
Harsya menyeruput air dalam gelas yang disodorkan oleh istrinya.
Anaya yang begitu ketakutan tanpa sengaja menumpahkan air di baju suaminya.
Harsya dengan cepat mendorong tubuh Anaya hingga terjatuh ke lantai.
"Auww!" pekiknya.
"Kamu sengaja, ya!" sentak Harsya.
"Tidak, Tuan." Anaya berkata dengan bibir bergemetaran.
"Ambilkan baju di lemari!" perintah Harsya.
Dengan cepat berdiri, Anaya melangkah ke lemari dan mengambil baju buat suaminya.
Anaya gegas mendekati suaminya dan memberikan baju kepada Harsya.
"Sekarang kamu buka baju aku dan ganti dengan baju itu!"
Tangan Anaya terasa kaku ketika harus menyentuh tubuh suaminya.
"Cepatan!" teriaknya lantang.
"I..iya, Tuan!" Anaya membukakan baju suaminya dengan menutup mata.
"Siapa yang menyuruhmu memejamkan mata, cepat buka!" bentaknya.
Anaya membuka matanya dan ia berhasil melakukan tugasnya memakaikan baju suaminya.
"Pijat kakiku, sekarang!" titahnya.
Anaya naik ke atas ranjang dan memijit kaki Harsya, sementara pria itu membaca buku.
Hampir 30 menit, Anaya memijit tanpa berhenti.
Harsya yang dipijit akhirnya tertidur.
Anaya perlahan turun dari ranjang dengan hati-hati, tak lupa ia menyelimuti suaminya.
Anaya memilih duduk di sofa karena ia belum diperintahkan untuk keluar kamar.
Harsya terbangun setelah 30 menit tertidur, ia melihat ke arah sampingnya tampak Anaya tertidur dengan posisi duduk dengan tangan kanan menopang dagunya.
Harsya menyibak selimutnya lalu turun dari ranjang, berjalan mendekati istrinya dengan cepat menarik tangan kanan Anaya yang sedang menopang dagu.
Anaya terkejut dan hampir tersungkur, gegas ia berdiri di hadapan suaminya.
"Siapa yang menyuruhmu tidur, hah?" bentaknya.
"Maafkan saya, Tuan."
Harsya mencengkeram lengan Anaya dengan kasar, "Kamu telah melakukan kesalahan, maka aku harus menghukummu!"
Harsya menarik lengan istrinya secara paksa ke kamar mandi, begitu sampai ia mendorong Anaya dengan kasar.
"Berendam di dalam bathtub sekarang!" perintahnya.
"Tuan, berapa lama saya harus berendam?"
"Sampai sore!"
"So...sore, Tuan?"
"Iya!" jawabnya lantang.
"Tuan....."
"Jangan banyak membantah cepat berendam!"
Anaya dengan langkah lambat memasuki bathtub.
Harsya menghidupkan air hingga seluruh tubuh Anaya terendam air.
"Jangan pernah keluar dari tempat ini sebelum aku datang!" Harsya menekankan kata-katanya.
Anaya hanya mengangguk.
Harsya keluar dari kamar mandi dengan membanting pintu.
Harsya meninggalkan Anaya di kamarnya, ia lalu melangkah ke ruang makan.
Para pelayan telah menyajikan makanan di meja makan, Harsya menikmati makan siang seorang diri.
"Tuan, ada telepon dari Nyonya Besar!" Biom menyerahkan ponselnya.
"Halo, Bu!"
"Harsya, kenapa kamu menikah tidak memberitahu Ibu?"
"Aku menikah dengan dia terpaksa, Bu."
"Terpaksa, bagaimana?"
"Aku ingin membalas dendam pada dia yang telah membuat ayah meninggal, Bu."
"Apa kamu yakin dia yang telah membuat ayahmu meninggal?"
"Iya, Bu."
"Harsya, Ibu tidak ingin kamu salah orang."
"Aku sangat yakin, Bu. Dia yang memasak dan menghidangkan makanan kepada ayah," ucap Harsya.
Madya menghela nafas.
"Ibu, aku menyayangimu. Jangan pernah mengkhawatirkan aku, jika ku menikah tentunya dengan wanita yang ku cintai dan Ibu pasti akan ku beritahu."
"Iya, Nak. Ibu serahkan semuanya kepadamu, tapi Ibu berharap jangan sampai kamu jatuh cinta padanya."
Harsya tertawa sinis, "Dia hanya pelampiasan ku saja, Bu."
"Ibu percaya padamu, Ibu merindukanmu!" Madya menutup teleponnya.
Harsya dan ibunya serta adik perempuannya tinggal terpisah dengannya. Harsya tinggal di kota ini sudah setahun belakangan hanya untuk mencari Anaya dan membalas dendam.
Harsya menyudahi makan siang, ia berdiri dan hendak melangkah ke kamar.
"Tuan, dari pagi kita belum memberikan Nona Anaya makan," Biom mengingatkan atasannya itu.
"Beri jatah dia hanya malam saja," titahnya.
"Baik, Tuan." Biom sedikit menundukkan kepalanya.
Harsya melangkah ke kamarnya, ia duduk di sofa sembari membaca buku dan akhirnya tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Juragan Jengqol
kejamnya....
2023-10-23
1