Harsya yang sangat kecewa dan marah, menyuruh bawahannya untuk membawa Emir, Nuni dan Cindy ke kantor polisi.
Anaya kini berdiri di hadapan suaminya tepatnya di ruangan tempat di mana dirinya pernah dicambuk.
"Karena orang tuamu yang telah membuat ayahku mati, maka aku akan menghukummu!"
Anaya berlutut, "Tuan, sudah berjanji akan melepaskan saya jika telah menemukan pelakunya. Tapi, kenapa harus menghukum saya?"
"Karena kau adalah putri dari mereka," Harsya menatap tajam.
"Saya memang putri mereka, tetapi mereka tidak pernah menganggap saya sebagai anak."
"Kenapa aku harus menghukummu? Karena kau ikut bertanggung jawab dengan semua ini!"
"Jika saya harus bertanggung jawab, izinkan ayah dan ibu keluar," pinta Anaya.
"Tidak akan, kau harus merasakan apa yang ku rasakan!"
"Tuan, ini tidak adil bagi saya."
"Kenapa jadi kau yang mengatur aku?" tanyanya lantang.
"Saya hanya ingin menagih janji Tuan saja."
"Aku akan memberikan keputusannya besok, mulai malam ini kau bermalam di sini."
Anaya tak bisa membantah.
Harsya keluar dari ruangan pengap yang tidak ada memiliki jendela dan pendingin ruangan.
-
Di ruang kerjanya, Harsya duduk di kursi kebesarannya di depannya Biom yang sedang berdiri.
"Ada apa Tuan memanggil saya?"
"Apa aku harus melepaskan Anaya?"
"Tuan telah berjanji jika menemukan pelaku sebenarnya maka akan melepaskannya."
"Rasanya ku tak bisa melepaskannya, rasa sakit hatiku belum terbayar lunas."
"Tuan, Nona Anaya di sini adalah korban."
"Aku juga korban, karena kejahatan yang dilakukan kedua orang tuanya aku harus kehilangan seorang ayah."
"Semua keputusan saya serahkan kepada Tuan saja!"
"Kau tidak bisa memberikan saran kepadaku?"
"Maaf, Tuan."
"Dasar payah! Keluarlah!"
"Baik, Tuan."
Harsya yang sangat lelah, pergi ke kamarnya dan tertidur. Lagi-lagi ia bermimpi, terdengar suara seorang wanita meminta tolong.
Harsya membuka matanya, wajahnya penuh keringat.
Harsya lantas menyibak selimut, turun dari ranjang dan melangkah ke ruangan penyekapan.
Begitu pintar terbuka, matanya tak melihat keberadaan Anaya.
Harsya lantas berteriak dan memanggil nama para kepala pengawal dan kepala pelayan serta Biom.
Mendengar Harsya berteriak seluruhnya berlari dengan cepat menghampirinya.
"Ada apa, Tuan?" tanya Biom.
"Kenapa dia berhasil kabur?" tanya Harsya dengan marah.
"Maksud anda Nona Anaya?" tanya Rama.
"Iya, siapa lagi!" bentaknya.
"Kami tidak melihat Nona Anaya keluar dari rumah ini," jelas kepala pengawal.
"Kalian semua tidak becus! Cari dia sekarang juga!" perintahnya lantang.
"Baik, Tuan!" Jawab semuanya serentak.
Harsya, Biom, Rama dan Kepala pengawal melangkah ke ruangan kerjanya Harsya untuk melihat kamera pengawas.
Sejam yang lalu, seseorang menggunakan pakaian serba hitam memakai topi dan masker membuka kamar penyekapan. Ia menggeret paksa Anaya yang telah pingsan lalu keluar dari pintu belakang.
Anaya dinaikkan ke sebuah mobil tanpa plat.
"Dari mana orang yang berpakaian hitam itu masuk?" tanya Harsya.
Mereka memeriksa kamera pengawas di bagian pintu tempat di mana para karyawan keluar masuk dimulai dari sore hari hingga saat Anaya diculik.
"Tak ada yang mencurigakan, Tuan." Biom berkata sembari menoleh ke arah Harsya.
"Periksa kamera bagian kamar karyawan!" titahnya.
Di lorong kamar bagian pelayan, seorang karyawan wanita tampak mondar-mandir dan sangat mencurigakan.
Biom mulai membuka video bagian yang menunjukkan diri pelayan itu. Melihat kegiatan wanita itu dari mulai dari pagi hingga ketika Anaya di culik.
"Bukankah itu bawahan dirimu, Rama?" tanya Harsya.
"Iya, Tuan. Namanya Susi."
"Cari dia!" perintah Harsya.
"Baik, Tuan."
Sementara dilain tempat, Anaya duduk di kursi dengan kedua tangannya diikat ke belakang dan mulut di tutup sapu tangan.
Anaya mengangkat kepalanya, ia terbangun dan matanya mengelilingi kamar.
Anaya berusaha menggerakkan seluruh tubuhnya dan berteriak di balik sapu tangan penutup mulutnya. Air matanya mengalir, Anaya begitu ketakutan.
Pintu ruangan terbuka seorang wanita dengan memakai topeng menghampirinya, mengangkat dagu Anaya secara kasar.
Anaya menatap bola mata wanita itu.
"Gadis jelek sepertimu ini yang dinikahi Harsya, apa sih' yang dilihatnya?" tanya wanita itu remeh.
"Aku harus segera menyingkirkanmu, agar ku bisa memiliki Harsya sepenuhnya!" ia melepaskan dagu Anaya secara kasar.
Anaya berbicara walau tak jelas.
Wanita itu menurunkan penutup mulutnya Anaya.
"Siapa kamu dan apa salahku?"
"Kesalahanmu adalah menikah dengan Harsya!"
"Jika kamu menginginkannya, aku siap pergi darinya. Ku mohon lepaskan aku!"
"Tidak semudah itu melepaskanmu, gadis jelek!"
"Aku akan pergi jauh dari kota ini agar kamu bisa memilikinya!"
Wanita bertopeng itu tertawa sinis. "Apa aku bisa pegang kata-katamu itu?"
"Aku tidak berbohong dan bisa menepati janji!"
"Tapi, aku tidak percaya dengan kata-katamu itu!"
"Tutup mulut dia lagi!" perintahnya kepada anak buahnya.
"Baik, Nona!"
Mulut Anaya kembali di tutup dengan sapu tangan.
Wanita itu keluar dari ruangan Anaya di sekap.
Anaya berusaha melepaskan ikatan di tangannya, sampai ia dan kursi jatuh bersamaan.
****
Menjelang pagi, Harsya membuka matanya. Semalaman ia tak dapat memejamkan matanya karena memikirkan Anaya yang diculik.
Harsya sampai tertidur di sofa di ruang kerjanya.
Harsya keluar dari ruang kerjanya, memanggil nama Biom.
Tak lama kemudian, pria itu menghampirinya. "Ya, Tuan."
"Apa kalian sudah menemukan di mana keberadaan Anaya?"
"Belum, Tuan."
"Bagaimana kalian ini?" bentaknya. "Aku tidak mau tahu, kau harus berhasil menemukan dia!" lanjutnya.
"Baik, Tuan."
Harsya melangkah ke kamarnya, membersihkan diri selesai mandi dan berpakaian ia duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi bersama.
Bayangan wajah Anaya muncul dan menari-nari dibenaknya.
"Bukankah aku tidak mencintainya? Untuk apa aku mencarinya? Biarkan saja dia pergi dari rumah ini dan itu juga keinginannya agar lepas darinya?" pertanyaan itu bergelut dihatinya.
"Kenapa aku harus repot-repot mencarinya? Ya, dia tidak terlalu penting dihidupku. Tunggu, tapi kenapa terasa sakit jika harus pura-pura menolaknya." Harsya membatin.
Biom menghampiri Harsya yang sedang menikmati sarapan, "Tuan, kami menemukan keberadaan Nona Anaya."
"Di mana dia?" Harsya menoleh ke arah wajah asistennya.
"Titik lokasi penyekapan berada di sebuah rumah tua, sekarang Nona Anaya berada di rumah sakit dan ditangani oleh Dokter Rissa."
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Harsya memundurkan kursinya.
Biom ke kamar Harsya mengambil jaket jubah panjang lalu ia serahkan kepada atasannya itu.
Mobil melaju ke rumah sakit.
Diperjalanan, Harsya bertanya, "Apa kalian tahu siapa yang menculiknya?"
"Tidak, Tuan. Bagi kami yang utama adalah keselamatan Nona Anaya, Tuan."
"Apa kalian sudah mencari karyawan yang menjadi pengkhianat?"
"Sudah, Tuan. Tapi, ia tak pernah pulang ke rumah."
-
Sesampainya di rumah sakit, Harsya dengan cepat melangkah ke kamar rawat inap. Dirinya benar-benar khawatir dengan kondisi Anaya.
"Kenapa kalian tidak melepaskan gadis itu saja?" Rissa menghampiri 2 orang pria yang berada di kamar Anaya.
"Kau tidak perlu ikut campur!" jawab Harsya dingin.
"Bagaimana aku tidak ikut campur, kedua orang tua gadis ini telah ditahan dan dia tak terbukti bersalah. Kenapa kamu tidak membiarkan dia hidup tenang?" Rissa begitu kesal dengan sikap sepupunya itu, kabar penangkapan pelaku pembunuhan Abraham telah diketahui. Itupun ia dapatkan informasinya dari Madya.
"Biom, seret dia keluar dari kamar ini!" perintah Harsya.
"Mari, Nona!" Biom menarik tubuh Rissa.
"Harsya, apa kamu mencintainya?"
"Cepat bawa dia keluar!" titahnya.
Biom menarik tubuh Rissa secara paksa membuka pintu lalu menutupnya.
Rissa mendorong tubuh Biom yang setengah memeluknya. "Aku bisa sendiri!"
"Nona Rissa, jangan pernah ikut campur urusan Tuan Harsya," ucap Biom.
"Memangnya kenapa? Dia adik sepupuku, aku harus menasehatinya jika cara yang dilakukannya salah!"
Biom menarik nafasnya lalu ia hembuskan. "Percuma Nona Rissa menasehatinya."
"Aku tetap terus mengingatkannya, meskipun kau menghalangiku!" Rissa meletakkan jari telunjuknya di dada Biom.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Juragan Jengqol
rissa 👍🏻👍🏻👍🏻
2023-10-24
3
Karolina Joel
semakin menegangkan😂
2023-08-24
1