Mendengar jawaban Anaya, Harsya membalikkan badannya menatapnya penuh amarah.
Anaya berdiri dengan wajah pucat tak mempedulikan lagi hukuman apa yang akan ia dapatkan.
Harsya mendekat lalu mencekik leher Anaya dengan wajah marah.
Anaya memegang tangan suaminya, ia berusaha melepaskan diri.
"Aku tidak suka dengan jawabanmu!" Harsya mendorong Anaya hingga terjatuh.
Anaya terbatuk-batuk sembari memegang lehernya yang sakit.
"Malam ini kau harus melayani aku!" menekankan kata-katanya.
Anaya masih dengan posisi terduduk di lantai.
"Cepat naik ke ranjang!" berkata lantang.
Anaya bangkit dengan tertatih menaiki ranjang.
"Kau duduk di sebelah ku, tanpa boleh memejamkan mata!" titahnya.
Anaya mengangguk.
Harsya menyandarkan kepalanya di dashboard sambil menatap layar laptop.
Anaya duduk tanpa menatap Harsya dan hanya boleh memandang lurus.
Harsya melirik istrinya yang berkali-kali hendak memejamkan mata. "Jika berani tidur, kau akan menerima hukuman lagi!"
Anaya hanya mengangguk.
Harsya yang matanya sudah lelah akhirnya merebahkan tubuh dan tidur.
Anaya tak bisa menahan kantuk karena juga pengaruh obat yang diminumnya, ia pun juga tertidur di samping suaminya.
****
Harsya terbangun pukul 4 pagi, begitu membuka matanya pertama kali dilihatnya wajah Anaya yang sangat begitu polos.
Harsya cepat bangkit dan duduk, ia lalu mendorong tubuh Anaya dengan kedua tangannya hingga membuat wanita itu terjatuh dari ranjang.
Anaya yang terjatuh memegang pinggulnya, meringis kesakitan.
Harsya turun dari ranjang, mendekati Anaya kemudian jongkok dengan kasar ia menjambak rambut istrinya. "Siapa yang menyuruhmu tidur, hah?" sentaknya.
Anaya meneteskan air mata menahan sakit di kepala karena rambutnya di jambak. "Maafkan saya, Tuan!"
Harsya melepaskan genggamannya secara kasar membuat Anaya terhuyung.
Harsya berdiri lalu berkata, "Kau telah melakukan kesalahan lagi, maka kau harus menerima hukuman!"
"Sekarang bangunlah dan ikut aku!" titahnya. Harsya mengambil jaket jubah panjang di lemari lalu berjalan keluar kamar.
Anaya terbangun dengan tubuh masih lemah mengikuti langkah suaminya.
Keduanya tiba di taman belakang rumah yang sangat luas.
"Berlarilah memutari taman ini tanpa alas kaki!"
"Berlari, Tuan?" tanyanya kembali.
"Ya."
"Be... berapa kali, Tuan?"
"Sampai saya suruh berhenti!"
Anaya menarik nafasnya.
"Cepat lakukan!" perintahnya dengan lantang.
Anaya pun berlari mengitari taman dan Harsya duduk di kursi yang tersedia sembari memperhatikan istrinya.
Harsya menghubungi pelayannya untuk menyediakan teh hangat dan roti tawar.
Tak lama, seorang pelayan pria mengantarkannya.
Matahari perlahan menampakkan wajahnya, Anaya terus berlari dengan nafas ngos-ngosan. Keringat bercucuran di keningnya.
Harsya tersenyum menyeringai ketika melihat Anaya berulang kali terjatuh.
Biom yang telah berpakaian rapi, berdiri di samping Harsya. Hatinya tak tega ketika matanya tertuju pada Anaya.
Telah 2 jam Anaya berlari, namun kata-kata Harsya menyuruhnya berhenti tak terdengar di telinganya.
"Tuan, sepertinya Nona sudah sangat kelelahan," ujar Biom.
"Biarkan saja, aku suka melihatnya!" Harsya tersenyum jahat.
Anaya yang telah kelelahan akhirnya jatuh dan pingsan.
Biom bersiap berlari menghampiri Anaya.
"Mau ke mana?" tanya Harsya dingin.
"Tuan, Nona pingsan," jawab Biom.
"Suruh pelayan wanita mengangkat tubuhnya!" titahnya.
Biom menelepon kepala pelayan.
Tak lama kemudian 4 orang wanita datang dan bergegas menghampiri Anaya, keempatnya pun mengangkatnya dan membawanya ke kamar.
Begitu sampai dan membaringkan tubuh Anaya, keempat pelayan wanita itu terkejut ketika melihat cairan merah keluar dari hidung istri atasannya.
"Dudukkan Nona!" perintah salah satu pelayan kepada rekannya.
Dua orang wanita mengangkat tubuh Anaya dan mendudukkannya, satu orang lagi menahan cairan agar tidak keluar terlalu banyak dengan tisu.
"Beritahu, Tuan!" perintahnya wanita yang memegang tisu kepada rekan lainnya.
Gegas pelayan berlari memberitahu tentang kondisi Anaya kepada Harsya.
Dengan nafas ngos-ngosan, pelayan berkata, "Tuan, hidung Nona mengeluarkan darah!"
Harsya yang masih duduk di taman, berdiri dan melangkah ke kamar istrinya bersama Biom dan pelayan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ruk Mini
bego ko ga ketulungan 😇😇😇
2023-11-09
0