Bab 12 - Anaya Berjanji

Sejam pencarian akhirnya Anaya ditemukan dan dibawa secara paksa kembali ke istana Harsya.

Anaya kini berada di kamarnya.

Pintu kamar terbuka, Harsya yang kesal dengan beringas menampar wajah istrinya dan membuatnya terjatuh ke lantai.

Anaya tak berteriak, ia memilih diam menahan sakitnya.

"Beraninya kau mencoba kabur dariku!" Harsya menatap dengan tatapan tajam.

"Tolong izinkan aku bebas, aku bukan pelakunya!" Anaya berkata dengan air mata mengalir.

Harsya jongkok dan mencengkeram dagu istrinya, "Aku sudah mengatakan kepadamu, jika ku belum menemukan pelakunya maka kau tidak akan bebas."

"Tuan, aku sangat lelah dengan semua ini. Jika pelakunya belum ditemukan, mau berapa lama lagi ku di sini?" tanyanya terisak.

"Sampai aku bosan dan mencampakkanmu!" menekankan kata-katanya dan melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

Anaya tak bisa berkata-kata lagi.

"Mulai hari ini, kau tidak ku izinkan keluar dari kamar!" Harsya lalu berdiri.

Anaya memegang kaki suaminya, "Tuan, tolong lepaskan. Aku mohon, ku takut orang-orang yang membenciku menyakitiku!"

Harsya menghempaskan kaki secara kasar sehingga Anaya terjatuh.

"Tuan, biarkan aku bekerja di luar dan mengganti uangmu."

"Aku membelimu dengan harga yang tinggi, bagaimana kau bisa menggantinya?" tanya Harsya dengan nada tinggi.

"Aku melakukan pekerjaan apapun, asal ku tak mendapatkan penyiksaan."

"Kau pikir hidup diluaran sana terjamin?"

Anaya terdiam.

"Bahkan hidupmu jauh akan lebih menderita dari sini!"

Anaya tampak berpikir.

"Diluar sana kau akan menjadi santapan para pria yang lapar!"

Anaya bergidik ngeri.

"Maka menurutlah kepadaku!" Harsya lalu pergi meninggalkan kamar istrinya.

Anaya masih di lantai dan termenung.

-

Malam harinya....

Pelayan keluar dari kamar Anaya lalu menghampiri Harsya, "Tuan, Nona menolak untuk makan."

"Biarkan saja," ucap Harsya.

"Tuan, jika Nona Anaya tidak makan itu akan membuatnya sakit."

"Biarkan saja, lebih baik kembali bekerja dan beristirahat."

"Baik, Tuan." Pelayan pun berlalu.

Harsya lantas pergi ke kamar dan istrinya, ia melihat Anaya melipat lututnya dan meletakkan dagunya di atasnya.

"Kenapa kau tidak makan?"

"Aku tidak lapar."

"Oh, kau ingin aku tidak memberikanmu makan!"

"Mau Tuan memberikan aku makan atau tidak, hidupku akan selamanya terpasung di sini."

"Sekarang kau pintar menjawab, ya!" Harsya menarik tangan istrinya hingga jatuh dari ranjang.

Anaya tak berteriak kesakitan.

"Makan atau aku akan menyuruhmu berlari di taman!" Harsya pun berlalu.

Anaya memandangi piring di atas nakas cukup lama, perlahan ia menyuapkannya ke mulut. Sesekali ia menyeka air matanya yang kembali menetes.

"Aku harus segera menemukan pelakunya, agar terbebas dari sini!" batinnya.

Selesai makan, Anaya keluar dari kamar ia mencari keberadaan suaminya.

"Nona, mau ke mana?"

Anaya berjengit kaget, ia lalu menoleh.

Biom mendekatinya, " Kenapa keluar dengan cara mengendap-endap? Apa Nona ingin kabur lagi?" cecarnya.

"Aku ingin menemui suamiku."

"Untuk apa, Nona?"

"Aku ingin berbicara padanya."

"Nona, saya beritahu kepada anda jangan membuat Tuan Harsya marah besar. Ikuti saja keinginan dan perintahnya jika ingin hidup anda selamat."

Glekk...

"Aku akan mengikuti perintahnya dan ku janji tidak kabur lagi."

"Baiklah, saya akan mengantar anda ke ruangan kerjanya."

Biom melangkah lebih dahulu dan Anaya di belakangnya.

Biom membukakan pintu ruang kerja Harsya dan mempersilakan Anaya masuk.

Harsya yang sedang berada di meja kerjanya, mengangkat wajahnya dan melihat kedatangan istrinya.

"Tuan, Nona Anaya ingin bicara dengan anda!"

"Tinggalkan kami berdua," titahnya.

"Baik, Tuan." Biom menutup pintu.

Anaya meremas bajunya dengan kepala menunduk.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Harsya tanpa menatap.

"Saya ingin Tuan mempercepat penyelidikan kasus ini."

Harsya mengangkat wajah dan menatap istrinya.

"Saya ingin segera terbebas dari ini, jika Tuan ingin bertanya kita bisa mendatangi rumah kepala restoran dan penjaga keamanan."

"Baiklah, besok pagi kita akan pergi ke sana. Tapi jangan coba-coba untuk kabur dariku!"

"Saya janji, Tuan."

"Kembalilah ke kamar dan beristirahat."

"Baik, Tuan." Anaya pun meninggalkan ruang kerja suaminya.

***

Keesokan harinya, selesai sarapan. Anaya, suami dan Biom pergi ke rumah kepala restoran.

Begitu sampai, mereka harus menunggu sejam karena pria itu sedang mengantarkan anaknya sekolah.

Pria berusia 50 tahun itu, menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan oleh Biom dan Harsya. Hampir 30 menit ketiganya saling mengobrol.

Diakhir pembicaraan pria itu berkata, "Ketika saya hendak memasuki halaman restoran, berpapasan dengan ayahnya Anaya sedang mengobrol."

"Mengobrol dengan siapa?" tanya Biom.

"Seorang wanita, sepertinya dia yang makan bersama dengan ayahnya Tuan Harsya."

Anaya tampak bingung.

"Jika kalian ingin bertanya lebih lanjut tanyakan saja kepada kepala koki, dia yang sempat menyapa mereka."

"Baiklah, Pak. Terima kasih informasinya," ucap Biom.

Ketiganya meninggalkan kediaman kepala restoran.

Diperjalanan pulang, "Apa kau mengenal Cindy?" tanya Harsya.

Anaya menggeleng.

"Kenapa ayahmu bisa mengenal dia?" Harsya bertanya lagi.

"Saya juga tidak tahu," jawab Anaya.

"Aku curiga jika ayahmu ikut terlibat dalam masalah ini," Harsya menuding.

Anaya melambaikan kedua tangannya, "Saya tidak yakin jika ayah terlibat walaupun ia selalu menyiksaku tapi ku percaya dengannya."

Harsya menarik sudut bibirnya.

"Sekarang kita mau ke mana, Tuan?"

"Ke rumah kepala koki."

"Baiklah, Tuan." Biom melajukan ke alamat tersebut karena mereka sebelumnya telah mencari tahu.

Sesampainya, pria itu tampak ketakutan ketika tahu jika Harsya putra dari Abraham.

"Saya benar-benar tidak tahu siapa pelakunya," ucapnya gemetaran.

"Kami hanya ingin bertanya, apakah anda sempat menyapa ayahnya Nona Anaya dengan seorang wanita?" tanya Biom.

"Ya, keduanya sempat tersenyum kepada saya ketika menyapa mereka."

"Apakah anda mengenal wajah wanita yang bersama ayahnya Nona Anaya?" tanya Biom lagi.

"Saya tidak mengenalnya."

-

Ketiganya pun kembali ke mobil setelah selesai bertanya-tanya kepada kepala koki.

"Kita ke rumah orang tuanya saja," titah Harsya.

"Tuan, apa saya boleh tidak ikut?"

"Kenapa kau tidak mau ikut? Bukankah ini kesempatanmu bertemu mereka?" tanya Harsya lagi.

"Saya takut mereka akan menyiksa saya lagi."

"Kau sekarang milikku, mereka tidak akan berani menyentuhmu."

"Tapi, Tuan...."

"Diamlah, jangan banyak bicara!"

Anaya pun terdiam.

Mobil melesat ke rumah orang tuanya Anaya.

Ketiganya sampai membuat sepasang suami istri itu tercengang.

Harsya melihat 2 buah mobil terparkir di halaman rumah, ia menarik salah satu ujung bibirnya.

"Kenapa kalian tidak memberitahu kami jika akan datang?" tanya Nuni gelagapan.

"Buat apa kami harus memberitahu kalian," jawab Harsya dingin.

"Kami bisa memasak makanan kesukaan kalian," ucap Nuni.

"Tidak perlu," tolak Harsya.

"Hem, kalian ke sini ada keperluan apa?" tanya Emir.

"Sepertinya kalian sekarang sangat bahagia," sindir Harsya.

"Kami bahagia karena Anaya telah menikah dan kami akan menjadi seorang kakek dan nenek," ucap Nuni.

"Ternyata anda pintar sekali bersandiwara," Harsya kembali menyindir.

Nuni terdiam.

"Biom, cepat tanyakan kepada lelaki tua itu. Aku tidak mau berlama-lama di rumah ini yang penuh dengan kepalsuan!"

"Baik, Tuan."

"Kalian mau bertanya apa?" tanya Emir.

"Apakah Tuan Emir mengenal Abraham Syahbana, pria yang meninggal keracunan lima tahun lalu di restoran tempat di mana putri anda bekerja?" tanya Biom.

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

kezelll!ll

2023-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2 Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3 Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4 Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5 Bab 5 - Dihukum Berlari
6 Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7 Bab 7 - Bantahan Anaya
8 Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9 Bab 9 - Mimpi Buruk
10 Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11 Bab 11 - Anaya Kabur
12 Bab 12 - Anaya Berjanji
13 Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14 Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15 Bab 15 - Anaya Diculik
16 Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17 Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18 Bab 18 - Bayangan Anaya
19 Bab 19 - Mulai Bekerja
20 Bab 20 - Pindah Rumah
21 Bab 21 - Teringat Anaya
22 Bab 22 - Mencarinya
23 Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24 Bab 24 - Menikah Kembali
25 Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26 Bab 26 - Diungsikan
27 Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28 Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29 Bab 29 - Menggoda Harsya
30 Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31 Bab 31 - Harsya Melunak
32 Bab 32 - Harsya Perhatian
33 Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34 Bab 34 - Menemukan Chintya
35 Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36 Bab 36 - Malu
37 Bab 37 - Rama Kesal
38 Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39 Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40 Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41 Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42 Bab 42 - Rissa dan Hujan
43 Bab 43 - Seperti di Drama
44 Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45 Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46 Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47 Bab 47 - Anaya Cemburu
48 Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49 Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50 Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51 Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52 Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53 Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54 Bab 54 - Semua Berbahagia
55 Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56 Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57 Karya Baru
58 Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 - Dibeli Dengan Harga Mahal
2
Bab 2 - Menikah Dengan Terpaksa
3
Bab 3 - Penyiksaan Dimulai
4
Bab 4 - Pingsan di Kamar Mandi
5
Bab 5 - Dihukum Berlari
6
Bab 6 - Menuduh Anaya Pelakunya
7
Bab 7 - Bantahan Anaya
8
Bab 8 - Makan Bersama Setelah Menikah
9
Bab 9 - Mimpi Buruk
10
Bab 10 - Anaya Hampir Celaka
11
Bab 11 - Anaya Kabur
12
Bab 12 - Anaya Berjanji
13
Bab 13 - Mengintrogasi Emir
14
Bab 14 - Mendapatkan Pelakunya
15
Bab 15 - Anaya Diculik
16
Bab 16 - Harsya Menceraikan Anaya
17
Bab 17 - Menolong Seorang Gadis
18
Bab 18 - Bayangan Anaya
19
Bab 19 - Mulai Bekerja
20
Bab 20 - Pindah Rumah
21
Bab 21 - Teringat Anaya
22
Bab 22 - Mencarinya
23
Bab 23 - Membawa Paksa Anaya Kembali
24
Bab 24 - Menikah Kembali
25
Bab 25 - Masa Lalu Anaya dan Harsya
26
Bab 26 - Diungsikan
27
Bab 27 - Mengetahui Dalang Penculikan Anaya
28
Bab 28 - Memahami Kebiasaan Harsya
29
Bab 29 - Menggoda Harsya
30
Bab 30 - Meluapkan Isi Hati
31
Bab 31 - Harsya Melunak
32
Bab 32 - Harsya Perhatian
33
Bab 33 - Intan Menemani Anaya Di Rumah
34
Bab 34 - Menemukan Chintya
35
Bab 35 - Apakah Kau Mencintaiku, Anaya?
36
Bab 36 - Malu
37
Bab 37 - Rama Kesal
38
Bab 38 - Aku Tidak Bisa Jauh Darimu
39
Bab 39 - Bertemu Dengan Ibu dan Adiknya Harsya
40
Bab 40 - Widuri Mendatangi Rumah Harsya
41
Bab 41- Widuri Dan Alan Menjadi Pelayan Di rumah Harsya
42
Bab 42 - Rissa dan Hujan
43
Bab 43 - Seperti di Drama
44
Bab 44 - Mencuri Di Rumah Harsya
45
Bab 45 - Anaya Diam, Harsya Bingung
46
Bab 46 - Tak Senang Jika Anaya Hamil
47
Bab 47 - Anaya Cemburu
48
Bab 48 - Menemani Anaya Berbelanja
49
Bab 49 - Menjodohkan Harsya
50
Bab 50 - Donor Darah Untuk Astrid
51
Bab 51- Diberikan Izin Mencari Pasangan
52
Bab 52 - Rissa Dan Perasaan
53
Bab 53 - Anaya Melahirkan Membawa Kebahagiaan
54
Bab 54 - Semua Berbahagia
55
Bab 55 - Pemuda Misterius Elia
56
Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
57
Karya Baru
58
Karya Baru Lagi - Terjerat Cinta si Penipu Hati
59
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
60
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!