Pukul 3 sore ia terbangun dan menelepon Biom agar menyuruh 3 orang pelayan wanita ke kamarnya.
Tak sampai 1 menit, ketiga pelayan wanita itu telah muncul di hadapan Harsya bersama dengan Biom.
"Kalian bertiga, pergilah ke kamar mandi dan lihat keadaannya!" perintah Harsya.
Tanpa bertanya ketiganya mengiyakan dan melangkah ke kamar mandi.
Salah satu wanita keluar dari kamar mandi dengan wajah panik. Ia menghampiri Harsya dan Biom.
"Tuan, Nona pingsan!" ucapnya dengan nafas memburu.
Harsya dan Biom saling pandang.
"Angkat dan bawa dia ke kamarnya!" titah Harsya. " Dan gantikan pakaiannya!" lanjutnya.
"Baik, Tuan."
Ketiga wanita itu mengangkat tubuh Anaya telah pucat pasi ke kamar.
Setelah mengganti pakaian Anaya, salah satu pelayan kembali menghampiri dan memberitahu Harsya yang sedang duduk di ruang santai, "Tuan, Nona belum sadarkan diri. Tubuhnya terasa panas sekali!"
"Biom, panggilkan Dokter Rissa!"
"Baik, Tuan." Biom mengambil ponsel di saku celananya, lalu sedikit menjauh dari Harsya kemudian menelepon seseorang yang dipinta atasannya.
Beberapa menit kemudian, seorang wanita dengan tinggi 165 centimeter, berkulit putih cerah dan berambut pendek sebahu pun datang.
"Siapa yang sakit?" tanya Rissa menatap Harsya yang tampak sehat.
"Bukan aku, tapi ada seorang wanita. Dia berada di kamarnya," jelas Harsya.
"Wanita?" Rissa tampak tidak percaya.
"Biom, bawa dia ke kamar wanita itu!" titahnya.
Biom menundukkan kepalanya tanda mengiyakan.
Biom lalu mengarahkan pandangannya kepada Rissa. "Mari Dokter, saya antarkan!"
Rissa mengikuti langkah Biom, "Tunggu!"
Pria itu membalikkan tubuhnya, "Ada apa Dokter?"
"Wanita itu siapanya Harsya?"
"Tugas anda hanya untuk mengobatinya, jadi saya mohon jangan banyak bertanya," jawab Biom dingin.
"Astaga, kau dan Harsya sama saja. Tak jelas!" omel Rissa.
Biom membuka pintu kamar Anaya dan mempersilakan Rissa masuk.
Mata Rissa tertuju pada wanita yang terbaring dengan wajah pucat, ia mendekatinya dan mulai memeriksanya.
Rissa memperhatikan telapak tangan Anaya berkerut, "Apa yang telah dilakukannya tadi?"
Biom tak menjawab.
"Apa dia berendam terlalu lama di kamar mandi?" tanya Rissa yang terus memandangi wajah Anaya.
Biom tak menjawab lagi.
Rissa menoleh dan menatap Biom, "Apa kamu tidak bisa menjawab?"
"Jawabannya ada pada Tuan Harsya, Dokter."
Rissa menghembuskan nafas kasarnya.
Harsya pun muncul di kamar Anaya.
"Kebetulan sekali kau datang, apa yang terjadi dengan wanita ini?" tanya Rissa.
"Aku menyuruhnya berendam di bathtub," jawab Harsya.
"Apa kau sudah gila?" Rissa tampak kesal dan marah pada temannya itu. "Kau hampir saja membunuh wanita ini!" lanjutnya berucap.
Harsya terdiam.
Rissa lalu berdiri dan bertanya lagi, "Siapa wanita ini sebenarnya?"
"Aku dan dia menikah tadi pagi."
Rissa menggelengkan kepalanya, "Kau menyiksa istrimu sendiri!" geramnya.
"Hei, dia bukan istriku!" sentak Harsya.
"Lalu dia siapa kalau bukan istrimu?" tanya Rissa.
"Aku menyuruhmu untuk mengobatinya bukan menanyakan tentang kehidupan pribadiku," ucap Harsya dingin.
Rissa menghela nafas.
"Apa dia masih bernyawa?" tanya Harsya.
"Ya, sepertinya kau tidak memberinya makan sehingga tubuhnya sangat begitu lemas," jelas Rissa.
Harsya menarik ujung kanan bibirnya.
"Aku akan membuatkan resep obat untuknya," Rissa duduk di sisi ranjang, mengambil buku kecil dan pulpen dari tasnya dan menulis nama obat. Lalu ia serahkan kepada Biom.
"Kau boleh pulang!" ucap Harsya.
"Iya, aku akan pulang. Semoga dia cepat sembuh dan sehat," Rissa kemudian berlalu.
Kini di kamar tinggal dirinya dan Anaya.
Harsya memandangi tubuh Anaya yang berbaring lemas dengan masih menutup matanya. "Wajahmu polos tapi hatimu begitu kejam!" gumamnya.
-
Malam harinya...
Harsya menikmati makan malam seorang diri dengan meja yang panjang dan besar.
Selesai makan, Harsya memanggil salah satu pelayan yang mengurusi Anaya. "Apa dia sudah sadar?"
"Sudah, Tuan. Nona Anaya juga telah makan dan minum obat," jawabnya.
"Suruh dia ke ruanganku sekarang!" perintah Harsya.
"Baik, Tuan."
Pelayan itu pun pergi ke kamar dan menyampaikan perintah Harsya kepada Anaya.
Melangkah dengan pelan, Anaya mendatangi kamar suaminya.
"Apa kau sudah sehat?" tanya Harsya tanpa menatap, dengan posisi berdiri menghadap jendela.
"Tuan, lihat sendiri saja. Apakah menurut anda, saya sudah sehat atau belum," jawab Anaya ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ruk Mini
ko ada ya org ky blo'on
2023-11-08
0