Part 19 Wanita bernama Khadijah

"Fatimah ternyata kamu ada di sini?." tanya Ummi menghampiri Fatimah dan putranya.

"Ada apa Ummi?." tanya Fatimah lalu berdiri berhadapan dengan Umi Salma.

"Ummi mau minta tolong!, bisakah kamu bantu Ummi di dapur?, akan ada tamu Abi datang kemari.

"Siapa Ummi?." tanya Hamzah.

"Ustadz Thalib bersama istri dan putrinya, Khodijah."

Deg

'Khadijah siapa dia?, batin Fatimah bertanya.

Hamzah juga tak kalah kaget dengan kedatangan Ustadz Tholib dan keluarganya. Hamzah pun langsung berucap.

"Ustadz Tholib?." ucap Hamzah dengan mengerutkan kening.

"Iyah, Ustadz Tholib datang bersama istrinya dan putrinya. Kamu pasti masih ingat dengan Khodijah anaknya Ustadz Tholib yang kuliah di Al-Azhar?." Tanya Umi pada Hamzah.

"Hmmm." balas Hamzah dengan memberikan anggukan.

Berbeda dengan Hamzah, Fatimah begitu penasaran terhadap anak Ustadz Tholib yang bernama Khadijah itu.

'Siapa Khadijah itu? Apa dia tunangan Mas Hamzah?.' batin Fatimah seakan sesak mendengar nama Khodijah.

Fatimah begitu menahan rasa sesak di dadanya ketika mendengar nama Khodijah dari mulut Abi nya Hamzah.

Tapi mau bagaimana lagi, Fatimah bukan siapa-siapa Hamzah.

'Kenapa aku menjadi sedih seperti ini?, Mas Hamzah bukan siapa-siapa aku juga, jika pun Mas Hamzah sudah di jodohkan dengan wanita lain kenapa harus bersedih seperti ini', batin Fatimah begitu heran dengan kata hati serta pikirannya sendiri.

"Baiklah Ummi, Fatimah akan bantu Ummi di dapur." Sahut Fatimah.

"Terima kasih Fatimah, Ayo!" Ajak Ummi Salma. Sedangkan Hamzah masih duduk di bangku panjang itu.

"Loh Hamzah kamu ngga masuk?." tanya Ummi pada Hamzah.

"Nanti saja Ummi, Hamzah masih mau duduk di sini dulu menunggu anak-anak." Jawab Hamzah.

"Jangan seperti itu, lebih baik kamu bersihkan badan kamu dulu kita akan kedatangan tamu. Lagian bentar lagi juga mau masuk sholat Ashar." ucap Ummi Salma.

"Baik Ummi." Jawab Hamzah beranjak dari duduk nya lalu berjalan masuk ke dalam rumah, saat melewati Fatimah Hamzah hanya tersenyum kepada nya di balas anggukan oleh Fatimah.

Sekarang tinggallah Fatimah dan Ummi Salma yang ada di situ.

Ummi berjalan mendekat pada Fatimah yang seakan menahan rasa sedih nya ketika mendengar nama Khadijah di sebutkan oleh Ummi nya Hamzah itu.

"Ya sudah Fatimah, mari ikut Ummi ke dapur nanti ada Mbok Iyah yang membantu juga." Ajak Ummi Salma menggandeng tangan Fatimah, seakan tersadar Fatimah hanya begitu pasrah menerima ajakan Ummi Salma.

.

.

.

Akhirnya selesai juga memasak, karena banyak yang membantu, masakan selesai dengan cepat.

"Fatimah kamu pasti gerah yah kan?, sekarang kamu mandi dan pakai pakaian Ummi saja!." Saran Ummi.

"Iyah Ummi!." balas Fatimah dengan menganguk.

"Fatimah kamu tunggu di sini sebentar yah, Ummi mau ambilkan baju ganti dulu buat kamu." Ucap Ummi Salma dengan begitu lembut pada Fatimah.

"Baik Ummi." balas Fatimah.

Fatimah menunggu Ummi nya Hamzah di depan pintu kamar tersebut. Fatimah begitu fokus dengan pajangan foto yang terlihat tidak begitu jauh dengan kamar tempat dirinya menunggu Ummi.

"Itu seperti foto Mas Hamzah sewaktu kecil." pikir Fatimah berjalan mendekat.

"Oh iyah benar, Ini memang foto Mas Hamzah sewaktu kecil. Dia begitu imut sekali ketika masih kecil dan begitu tampan saat dewasa." gumam Fatimah melihat satu persatu foto keluarga Hamzah yang terpasang begitu rapih.

Fatimah melihat foto-foto keluarga nya Hamzah terselip rasa sedih ketika melihat sebuah pajangan foto keluarga yang paling besar di antara yang lain.

"Aku tidak seberuntung orang lain, semua anak begitu bahagia dengan keluarga kecilnya. Sementara aku..." gumam Fatimah dengan isak tangis ketika melihat fotonya Hamzah, Risma, Ummi dan Abi nya.

Bahkan foto Nandini yang dulu ia punya, tidak ada sama sekali. Karena barang-barang Fatimah semua terbakar karena ledakan mobil itu.

Pakaian ia kenakan selama ini adalah di pinjamkan oleh Ummi Salma dan juga Risma. Sebenarnya ada rasa tidak enak ia tinggal di sini, Fatimah sudah sangat merepotkan keluarga Hamzah.

"Kamu salah Fatimah!." ucap suara dari belakang.

Fatimah segera menoleh dan melihat Ummi yang berdiri dengan cairan bening di mata nya. Dan cairan bening itu dapat di lihat dan di pastikan adalah air mata bagi Fatimah.

"Ummi." ucap Fatimah terkejut kemudian menyeka air mata nya yang sudah terlanjur membasahi pipinya.

Ummi tanpa berbicara satu kata pun langsung memeluk Fatimah dengan isakan yang dapat di dengar oleh Fatimah.

"Mulai sekarang kamu jangan berbicara seperti itu, Fatimah. Mulai sekarang Kamu Ummi anggap anak kandung Ummi." Ujar Ummi ketika memeluk Fatimah dengan isakan yang membuat Fatimah tidak bisa menahan air mata nya untuk tidak keluar dalam kondisi penuh haru seperti ini.

Di saat Fatimah ingin pergi karena tidak ingin merepotkan keluarga ini, justru Ummi Salma menahannya dan menganggapnya seperti anak kandung sendiri.

Siapa yang tidak haru apalagi Fatimah tumbuh dan besar tanpa kasih sayang Ibu kandungnya.

Dengan isakan, Fatimah berusaha berbicara dalam pelukan Ummi nya Hamzah.

"Terima kasih Ummi." balas Fatimah.

Hanya kata terima kasih yang bisa Fatimah berikan pada Ummi nya Hamzah.

"Sama-sama Fatimah." balas Ummi segera melepaskan pelukan tersebut.

"Sekarang kamu bersihkan diri dulu yah!. Sebentar lagi mungkin tamu nya akan datang.

Tiba-tiba datang lah Abi nya Hamzah atau biasa di sebut Kyai Syamsudin oleh masyarakat sekitar, dia datang dari ruang tamu.

"Ummi di luar sudah ada Ustadz Tholib di luar bersama keluarga nya." ucap Abi memberitahu kedatangan tamu di rumah mereka.

"Oh Ustadz Tholib dan keluarga nya sudah datang?, Alhamdulillah." ucap Ummi menyambut dengan hangat kedatangan tentang berita kedatangan Ustadz Tholib dan keluarganya.

"Ya sudah Abi ke sana saja dulu bersama Hamzah nanti Ummi menyusul." tambah Ummi.

"Baiklah, kami tunggu di depan yah!." Jawab Abi berlalu dan meninggalkan Ummi Salma dan Fatimah.

"Sekarang kamu bersihkan dulu. Kamu dengar kan tadi tamu nya sudah datang. Ummi akan tunggu di sana!." ujar Ummi memberi baju ganti dan beberapa perlengkapan alat mandi untuk Fatimah.

"Baik Ummi." balas Fatimah dengan menganguk.

Ummi pun meninggalkan Fatimah untuk membersihkan diri. Fatimah melangkah menuju kamar mandi yang jarak nya tidak jauh dari kamar Ummi.

***

Sementara itu di ruang tamu, terlihat Ustadz Tholib yang berperawakan sama dengan Abi nya dalam masalah umur. Dan juga wanita yang sama juga seusia Ibunya yang tidak lain adalah Istri nya Ustadz Tholib.

Hamzah juga melihat seorang wanita muda mengenakan cadar berwarna hijau yang tidak lain adalah anaknya Ustadz Tholib.

Ustadz Tholib berdiri dan menyapa Hamzah,

"Kamu kapan tiba Hamzah? Sudah lama kita tidak bertemu." ucap Ustadz Tholib dengan ramah pada Hamzah.

"Sudah satu minggu yang lalu Ustadz." balas Hamzah dengan menyalami tangan Ustadz Tholib dan juga Istrinya Ustadz Tholib.

...***JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT NYA YAH***...

Terpopuler

Comments

Maya-San

Maya-San

semangat update.nya thor

2023-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!