Part 7

(Kembali ke bab Awal yah dimana Fatimah pergi malam-malam lalu di pergoki oleh Nandini).

Fatimah menoleh ke arah sang adik lalu berkata "Kamu gak perlu tahu apa yang kakak lakukan, yang penting kakak bisa bayar pengobatan kamu." ucap Fatimah kesal lalu berlalu meninggalkan adiknya, dalam hati Fatimah tidak ingin adiknya tahu pekerjaan nya selama ini.

Nandini menatap sedih punggung sang kakak yang menjauh di balik pintu, bergegas ia menutup pintu lalu menguncinya.

Fatimah pergi seperti biasa ke Cafe, dia sudah menjadi primadona di sana. Tak ayal bisnis yang di jalankan oleh Bos Erik dan Madam Sindy menjadi semakin besar dan banyak di ketahui oleh para pejabat yang ingin menuntaskan hasrat mereka di Cafe tersebut.

Flower Cafe's adalah nama cafe tempat Fatimah bekerja, Cafe ini hanya sebagai kamuflase menutupi bisnis haram mereka. Di siang hari seperti cafe pada umumnya sedangkan malam hari membuka bagi karyawan yang ingin menambah penghasilan lebih besar dengan menjajakan tubuh mereka pada lelaki hidung belang.

Dan Fatimah memilih pekerjaan di malam hari, sejak tawaran pinjaman dari Madam Sindy saat itu, Madam Sindy tidak ingin memberi uang dengan cuma-cuma kepada Fatimah. Jadi dengan terpaksa ia menjual keperawanannya untuk biaya pengobatan Nandini.

Fatimah tidak bisa lepas dari nafsu duniawinya, dia sudah kecanduan di tambah dengan uang yang akan ia dapatkan saat melakukan pekerjaan itu. Dirinya semakin terjerat ke dalam lembah hitam.

Pekerjaan ini ia tekuni hingga sekarang dan membuatnya gelap mata akan kenikmatan dunia.

Sebenarnya bisa saja Fatimah pergi mencari pekerjaan lain, namun baik di kampung atau di kota sekarang sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan dirinya membutuhkan uang banyak untuk membiayai pengobatan adiknya.

Setibanya Fatimah di Cafe, ia langsung di sambut oleh teman seprofesinya "Hai Melati!" ucap seseorang yang memanggil Fatimah dengan nama Melati.

"Kamu di panggil Bos tuh!" ucap Lily.

"Oke siap!" Fatimah memberikan jempolnya pada Lily.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, di dalam Cafe seorang wanita dan seorang pria sedang menunggu kedatangan nya dengan cemas.

"Mana Madam Wanita nya?" tanya pria itu.

"Sabar dong, mungkin lagi di jalan. Kita tunggu ajalah" ucap Wanita yang di panggil sebutan Madam.

"Pokoknya rencana aku ini harus berhasil, aku sudah berani bayar mahal loh. Dan kalau rencana ini berhasil, aku juga akan bayar mahal setiap bulannya untuk rencana ku selanjutnya." tekan pria itu.

"Iya-Iyah aku paham."

Setelah dua puluh menit menunggu, akhirnya Wanita yang di tunggu-tunggu sudah datang.

"Nah itu dia orang nya." ucap Madam Sindy sambil menunjuk Fatimah yang berjalan tergesa namun masih bisa tampil menggoda.

Tidak ada Fatimah yang polos dan kampungan, dia sekarang berubah menjadi gadis yang penuh daya tarik kuat bagi kaum Adam.

"Hai, Madam. Maaf saya telat tadi di jalan macet." ucap Madam.

"Iyah ga Papah, Melati." Lalu pandangan Madam AAberalih ke pria yang ada di sampingnya.

"Gimana udah belum?," tanya Madam kepada pria yang duduk di sampingnya.

"Iyah sudah, aku tadi menyuruh anak buah ku untuk membawa nya ke kamar nomer lima belas di atas."

"Oke bagus, Mmm Melati kenalin ini Ronald. Dia yang akan menyewa kamu." ucap Madam memperkenalkan Ronald, pria yang daritadi bersamanya menunggu kedatangannya.

"Melati." ucap Fatimah dengan senyum yang di buat semanja mungkin.

"Ronald." ucap pria itu.

"Dia menyewa mu tapi bukan untuk dia melainkan untuk temannya di atas." kata Madam Sindy lagi.

"Ouh aku kira dia." ucap Fatimah ketus tidak seramah seperti awal perkenalan tadi.

Yah Fatimah sekarang angkuh dan sombong, dia akan ramah pada klien nya selain itu dia akan bersikap sombong dan angkuh.

Ronald yang melihat perubahan raut wajah Melati mengenyitkan dahi kepada Madam Sindy pertanda dia heran dan di balas dengan senyuman oleh Madam Sindy.

"Melati jangan ketus begitu dong, bagaimanapun dia yang akan membayarmu untuk temannya." tegur Madam Sindy dengan berbisik-bisik.

"Ya ya ya lah terserah Madam, sekarang aku harus apa?"

"Kamu ke atas gih, ke kamar nomer lima belas dan layani pria yang ada di sana!".

"Okeh," dengan langkah yang di buat agar pinggul bergoyang. Fatimah menapaki tangga menuju lantai atas mencari kamar nomer lima belas, yang di sebutkan oleh Madam tadi.

"Hhmm, ini kamar nomer lima belas yah berarti kamar ini," gumamnya lalu membuka pintu itu perlahan. Di dalam ia melihat seorang pria sedang terbaring di atas ranjang King size.

Fatimah menutup pintu dan mendekati pria itu, namun sepertinya pria itu tertidur. Tanpa pikir panjang Fatimah menanggalkan semua pakaian nya hingga tidak ada lagi pakaian yang menutupi tubuhnya. Kemudia Fatimah menaiki tubuh pria tersebut dan membuat pria tersebut sedikit membuka matanya.

"Hei nona siapa kamu?," tanya nya parau.

"Hemmm aku pemuas nafsu mu Baby!" ucap Fatimah dengan di buat mendayuh semanja mungkin.

Tak ada lagi percakapan, Fatimah kemudian melucuti semua pakaian pria itu dan pria itu hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan wanita yang di atasnya. Ia mencumbui pria itu, mencium leher dan dada bidang hingga ke bawah.

"Jangan akhhh!," ucap pria itu mendesah sesaat Fatimah memainkan organ k*maluan nya.

Malam itu Fatimah dan pria itu menghabiskan malam yang panjang dengan beberapa ronde hingga ronde terakhir pria itu mencapai ******* nya.

Setelah itu mereka berdua tertidur bersama setelah mengarungi surga dunia.

***

Pagi hari nya Azam terbangun dari tidurnya dengan kepala pusing. Ia duduk memperbaiki perasaannya kemudian mengerjab melihat sekeliling ruangan di mana dia berada.

"Dimana aku ini?" ucapnya sambil memperhatikan ruangan sekeliling nya tersebut. Lalu ia menoleh ke samping dan terkejut melihat wanita di sampingnya sedang tertidur.

"Astaghfirulloh, Ya Allah!" Azam langsung memeriksa tubuhnya ternyata ia sama bugilnya dengan wanita yang ada di sampingnya

Bergegas Azam turun dari ranjang dan mengambil pakaiannya dan memakainya. Buru-buru dan tak hentinya mengucapkan istighfar.

Saat Azam sedang memakai pakaiannya, Fatimah pun terbangun karena kegaduhan yang di buat Azam.

"Siapa yang menyuruhmu?," tanya Azam penuh dengan amarah terhadap wanita itu.

"Hei kau sendiri yang membayarku!" ucap Fatimah tak kalah ketus.

"Ya Allah musibah apa yang kau berikan kepadaku." ucap Azam keluar dari tempat tersebut dan bergegas pulang ke rumahnya.

***

Dengan jalan gontai, Azam sudah memasuki rumah. Saat memasuki ruang tamu di sana sudah terdapat wanita yang sudah menunggunya.

Dia adalah Ayu Puspita Sari yang merupakan istri Azam. Ayu sedang hamil besar, usia kandungannya jalan delapan bulan.

Ayu yang melihat suaminya datang lalu berdiri menyalami dan mempersilahkan suaminya duduk di sofa.

"Mas semalam kamu kemana?, kenapa ngga pulang?" tanya Ayu.

Ddrtt,

Ddrtt,

Ddrtt,

Namun belum Azam menjawab getaran ponsel milik istrinya berbunyi.

*** MOHON BANTU LIKE DAN KOMENT YAH ***

Terpopuler

Comments

Ira Susana

Ira Susana

next

2023-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!