Part 16

"Nona, rumah anda di mana?, biar saya antar sampai tujuan." saran dari pria asing tersebut.

"Tidak usah, sampai di sini saja. Rumah saya deket kok dari sini." ucap Fatimah yang kembali berbohong.

"Oh, baiklah jika begitu." ujar pria asing tersebut hendak melangkah meninggalkan Fatimah.

"Saya permisi duluan." ucap pria asing itu melangkah menjauh dari Fatimah.

Fatimah yang baru sadar jika jaket pria tersebut masih berada di dengan dirinya langsung memanggil pria itu.

"Hei!, tunggu dulu Tuan, jaket anda ketinggalan." ucap Fatimah berlari mendekat pada pria yang berhenti akan panggilannya.

"Ada apa Nona?. Apa masih ada yang perlu saya bantu?." tanya pria tersebut yang masih saja menawarkan bantuan pada Fatimah.

"Tidak Tuan, saya hanya ingin mengembalikan jaket Anda, terima kasih karena Anda sudah meminjamkan nya kepada saya." balas Fatimah yang ingin mengembalikan jaket itu tapi di cegah oleh pria asing itu dengan seraya berucap.

"Tidak usah Nona, pakai saja jaket ini. Tidak baik jika anda berjalan dengan pakaian terbuka seperti itu." ujar pria asing tersebut.

"Tapi... kapan saya bisa mengembalikan jaket ini pada Tuan?, sedangkan saya sama sekali tidak mengenal anda." tanya Fatimah tidak ingin kembali merepotkan pria tersebut.

"Tidak perlu Nona kembalikan, jika takdir kita pasti akan bertemu kembali. Dab ketika itu anda bisa mengembalikan jaket saya." balas pria asing tersebut.'

"Oh yah nama saya Hamzah." ujar pria asing tersebut memperkenalkan namanya pada Fatimah.

"Kalo boleh tahu nama Nona Siapa?." tanya Hamzah.

"Nama saya Fatimah Azzahra, panggil saja saya Fatimah." ucap Fatimah kembali melangkah.

"Fatimah!." seru Hamzah.

"Iya ada apa Tuan?." tanya Fatimah membalikkan badannya menghadap Hamzah.

"Bisakah kamu memanggil saya dengan sebutan Hamzah saja bukan dengan Tuan." ucap Hamzah pada Fatimah.

"Oh maaf Hamzah kalau begitu saya permisi duluan!." ucap Fatimah kembali melangkah menjauh meninggalkan Hamzah.

***

Setelah perpisahan dengan pemuda bernama Hamzah membuat hati Fatimah di landa rasa penasaran.

"Siapa pemuda tadi?, kenapa dia berbeda dengan pemuda yang aku temukan pada umumnya.?" pikir Fatimah di tengah kegundahannya.

Saat ini dirinya sebetulnya masih ragu, apakah dia akan ke Cafe atau tidak. Tapi kaki nya terus melangkah menuju tempat tongkrongan yang semakin malam semakin malam.

'Tapi tunggu seperti ada yang mengikuti.' batin Fatimah sedikit melirik ke belakang namun tidak bisa melihat siapapun karena suasana yang gelap.

'Apa jangan-jangan anak buah Madam Sindy?'. batin takut Fatimah melanda.

Fatimah terus melangkah namun langkah nya semakin cepat sembari terus menengok ke belakang. Tapi orang yang mengikuti nya juga melangkah semakin cepat bahkan terdengar seperti berlari.

"TUNGGU!." teriak seseorang dari arah belakang memanggilnya.

Namun Fatimah semakin panik mendengar teriakan itu hingga dia tidak memperhatikan jalan dan akhirnya terjatuh karena tersandung. Orang yang di belakang semakin cepat berlari menghampirinya, Fatimah tidak sanggup untuk berdiri dan justru malah memejamkan matanya. Hingga ucapan dan tepukan seseorang di bahu nya mengagetkan.

"FATIMAH!." panggilnya.

"Fatimah kenapa kami lari?." tanyanya lagi.

Samar-samar Fatimah mengenali suara itu. 'Seperti suara Zidan'.

"Zidan?." ucap Fatimah sambil berusaha berdiri dan melihat apakah benar Zidan yang mengikutinya tadi.

"Iyah Aku Zidan. Kamu ngapain di sini malam-malam?, Apakah kamu akan datang ke Cafe Madam Sindy?." tanya Zidan karena melihat Fatimah berjalan menuju arah Cafe. Tapi yang membuat Zidan bingung, kenapa Fatimah berjalan kaki? kenapa tidak menggunakan mobilnya.

Fatimah menganguk kemudian menggeleng.

Zidan mengenyitkan alis nya yang bingung karena respon Fatimah.

"Entahlah Zidan aku bingung, sebetulnya malam ini aku ada job dari Madam Sindy seperti biasa. Tapi aku tidak bersemangat dan justru bingung. Setelah kita pulang dari pemakaman Wati. Aku lebih banyak merenung selama perjalanan pulang ke kota. Aku jadi takut bagaimana jika aku mati dan aku masih berkumbang dalam lembah dosa. Aku pasti akan masuk neraka karena aku melakukan pekerjaan maksiat selama ini!." lirih Fatimah tanpa sadar meneteskan air mata di pipi mulus Fatimah

Zidan tersenyum mendengar kebimbangan hati Fatimah, mungkin inilah yang di namakan hidayah. Sebenarnya dia juga sama sempat mencicipi perbuatan yang di murkai Allah. Tapi sekarang dia sedang berusaha berhijrah tidak melakukan perbuatan maksiat lagi bahkan Zidan sekarang sedang mendalami ilmu agama.

"Ayo sekarang kamu ikut aku!, dan pergi dari sini!. Anak buah Madam Sindy sedang mencari kamu. Madam Sindy marah besar karena kamu tidak melayani klien nya." ucap Zidan lalu menarik lengan Fatimah menjauhi daerah kekuasaan Madam Sindy itu.

Fatimah tidak menolak ajakan Zidan, karena dirinya juga sudah tidak ingin melayani pria hidung b*lang lagi.

Fatimah dan Zidan masuk ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat Fatimah dan Zidan tadi berada.

Mobil melaju menuju Apartemen Fatimah, di dalam mobil Fatimah juga menghubungi Nandini meminta Nandini untuk berkemas tapi hingga deringan ke tiga Nandini tidak menjawab teleponnya. Fatimah bisa maklum mungkin karena Nandini masih tidur.

"Lebih baik kamu tidak usah memakai handphone mu lagi. Madam Sindy pasti akan melacak nomermu itu. Ganti kartu dan ganti ponsel juga. Catat nomer penting saja di kertas nanti. Jangan beli ponsel di sekitar sini, kami tahu kan bagaimana Madam Sindy marah." ucap Zidan kepada Fatimah tapi pandangan nya masih lurus ke jalan.

Fatimah menuruti perintah Zidan, lalu mencari kertas dan pulpen yang ada di dashboar mobil milik Zidan. Dia tahu Zidan selalu membawa buku dan pulpen di dalam mobilnya. Lalu Fatimah mencatat nomer Nandini dan Zidan karena hanya merekalah yang Fatimah miliki.

Setelah selesai Fatimah mengeluarkan simcard dari ponsel nya dan mematahkan simcard itu. Lalu ia nanti akan membuang ponsel nya dan meletakkan nya di tempat yang sangat jauh.

***

Di lain tempat, di ruang kerja milik Madam Sindy.

"Br*ngs*k, kenapa kalian tidak bisa menemukan wanita itu!." Madam berteriak marah dan menatap anak buah nya tajam.

Setelah menerima aduan klien nya, Madam Sindy memerintahkan anak buah nya untuk mencari Fatimah. Selama ini Madam Sindy hanya tahu tempat tinggal yang di tempati di kontrakan rumah kecil sempit, dia tidak tahu kalau Fatimah sudah pindah ke Apartement.

"Kenapa diam saja!, JAWAB!." teriak Madam.

Erik yang melihat istrinya marah, lalu bangkit dan menghampiri istrinya yang sedang marah.

"Tenang sayang." ucapnya seraya mengelus pundak istrinya itu. Namun tidak di gubris oleh Madam Sindy lalu ia menyingkirkan lengan suami di pundaknya.

"Bagaimana bisa tenang, Mas. Melati aset emas kita!, dan sekarang dia kabur?. Pokoknya kalian harus menemukan Melati sampai ketemu!, kalau belum ketemu, kalian tidak boleh balik ke sini!. Sekarang Bubar!." teriak Madam Sindy dan semua orang membubarkan dirinya.

...***JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT NYA YAH***...

Terpopuler

Comments

Maya-San

Maya-San

semangat updatenya thor..
aku slalu nunggu.. walau jarang komen.. 😆

2023-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!