Part 15

Sementara itu, Fatimah yang nyawanya masih terselamatkan. Ia menatap lekat pria yang telah menyelamatkan nyawanya.

"Maaf Nona, jangan pandang saya seperti itu." ucap pria tidak kenal dan Fatimah segera melepaskan genggaman tangannya.

"Maaf saya tidak sengaja." balas Fatimah menunduk.

Ketika itulah seorang pria dari mobil turun dengan aura kekesalan yang akan di lontarkan kepada Fatimah.

"Hei! jika kau ingin menyebrang lihat kanan kiri dulu. Jangan asal main terobos saja! gimana kalau sampai kamu ketabrak tadi!, saya juga yang harus ganti rugi!." Makian dari pria yang turun dari mobilnya.

"Maaf Tuan, saya tidak sengaja." ucap Fatimah yang menyadari kesalahannya sendiri.

Pria yang berhasil menyelamatkan Fatimah tadi dari ancaman kecelakaan yang mungkin bisa terjadi, tidak ingin Fatimah semakin terpojok, ia segera berucap.

"Maaf Pak saya minta maaf akan perbuatan nona ini!." ujar pria itu yang kembali menyelamatkan nyawa Fatimah dari makian yang mungkin semakin mendera di dengar.

"Baiklah saya akan memaafkan anda. Tapi...jangan di ulangi lagi itu sangat berbahaya untuk anda sendiri atau pengendara!." ujar pria tersebut kembali masuk ke dalam mobil dan segera melaju di tengah malam kelam.

Meninggalkan Fatimah dan pria penyelamat Fatimah di jalanan kosong tersebut.

"Maaf Nona. Anda ingin kemana?, biar saya antar ke tempat tujuan."Ujar pria itu berbaik hati pada Fatimah.

'Tidak mungkin aku katakan pada pria ini, kalau aku adalah seorang pemuas nafsu hidung belang dan tidak mungkin aku katakan jika sekarang aku katakan ingin pergi ke Cafe milik Madam Sindy. Sepertinya pemuda ini pria baik-baik', batin Fatimah tidak ingin orang lain mengetahui lebih jelas tentang identitas sebenarnya Fatimah.

"Kenapa Anda diam, Nona?." tanya sang pria pada Fatimah.

"Oh, maaf Tuan." balas Fatimah yang terus menundukkan kepalanya.

"Anda tenang saja, saya bukan pria yang ingin macam-macam dengan seorang wanita. Saya hanya tidak tega jika seorang wanita harus jalan seorang diri ketika malam sudah semakin larut seperti ini." ucap pria asing yang masih berusaha menyakinkan Fatimah agar dapat percaya pada dirinya dan dapat menerima niat baik dari pria tersebut.

"Saya percaya pada Anda, sepertinya kamu memang pria yang baik." balas Fatimah menerima tawaran baik dari pria tersebut.

"Alhamdulillah, Jika seperti itu. Anda mau kemana? Mari saya antarkan." ujar pria tersebut.

Fatimah kembali diam, ia malah memikirkan apa yang harus dia jawab atas pertanyaan pria asing itu yang sudah menyelamatkan nyawanya sebanyak dua kali.

"Sudah dua kali, Anda terdiam Nona. Apa Anda masih meragukan niat baik saya?." respon pria itu yang mendapati diam dari Fatimah.

"Maaf, Saya hanya ingin ke jalan Hasanudin dua." Jawab Fatimah yang terpaksa berbohong pada pria asing tersebut dan sudah menyelamatkan nyawanya malam ini.

"Baiklah, Mari saya antar ke sana!. Sepertinya masih ada satu bis lagi yang akan lewat sebentar lagi. Mari kita menuju ke halte yang ada di sebrang sana!." ujar pria asing itu menuntun Fatimah.

Ketika sudah sampai di halte bis, Fatimah tidak henti-hentinya mencoba mencuri pandang dengan pria asing tersebut.

'Siapa sebenarnya pria ini?, kenapa dia begitu berbeda? kenapa dia sama sekali tidak tertarik pada tubuhku ini?, padahal sekarang aku ini sedang memakai pakaian yang begitu terbuka. Jika pria lagi lain mereka bisa saja terus menggodaku. Tapi kenapa pria ini malah enggan melihat tubuhku?, apa pria ini sama sekali tidak tertarik pada wanita?, atau apakah pria ini begitu jijik ketika melihat tubuhku seperti ini?, Apa karena itulah pria ini memalingkan wajah nya.' batin Fatimah merasa aneh akan pria yang tengah sekarang bersama nya ketika sudah berada di halte bis.

Fatimah masih di selimuti rasa penasaran akan sikap pria yang tengah bersama dirinya saat ini, bagaimana seorang pria dewasa tidak tertarik pada tubuh seksi milik Fatimah.

Fatimah mencoba mencuri-curi pandang dengan pria tersebut seraya bergumam dalam hatinya.

'Bukankah ini aneh, bagaimana mungkin dua orang yang berbeda jenis kelamin terkesan cuek pada diriku ini, padahal sekarang ini aku begitu berpakaian terbuka?.'

"Ada apa Nona?." tanya pria tersebut yang segera mencoba menanggalkan jaket tebal miliknya.

"Oh, tidak apa-apa Tuan." balas Fatimah kaget dengan perbuatan pria itu.

"Tidak baik seorang wanita muda berpakaian terbuka seperti ini. Itu bisa menimbulkan sesuatu yang tidak di inginkan ." Nasehat dari pria tersebut yang segera memakaikan jaket miliknya pada Fatimah.

Fatimah heran dengan sikap pria yang sedang bersamanya, rasa penasaran itu semakin memuncak kala Fatimah di perlakukan seperti wanita yang istimewa dan begitu punya harga diri seperti seorang ratu.

"Mari bus nya sudah datang!." ucap pria tersebut segera mempersilahkan Fatimah untuk masuk terlebih dahulu ke dalam bus.

'Baru pertama kali aku di perlakukan begitu mulia oleh seorang pria. Siapa dia sebenarnya?, apa dia yang akan menuntunku untuk pergi jauh dari lembah hitam itu?' batin Fatimah hanya terus terdiam ketika bus sudah mulai berjalan.

Dikarenakan bangku bus sedang begitu ramai, hanya ada satu bangku kosong. Dan bangku kosong tersebut tepat berada di samping Fatimah.

Fatimah kembali heran dengan tindakan pria asing yang telah menyelamatkan nyawanya, Itu semula bermula ketika pria asing tersebut lebih milih berdiri daripada duduk berada di sampingnya.

Di karenakan rasa tidak enak pada pria asing yang telah menyelamatkan nyawanya dua kali. Fatimah mencoba memberanikan diri untuk berucap pada pria tersebut.

"Maaf kenapa anda tidak duduk saja, bukankah Jalan Hasanudin Dua itu masih begitu jauh?." tanya Fatimah.

"Oh tidak apa-apa, saya lebih betah berdiri seperti ini. Lagian tidak baik bagi seorang pria dewasa dan wanita dewasa terlalu dekat. Mungkin saja akan terjadi fitnah nantinya." balas pria asing tersebut.

Fatimah begitu kagum dengan pria ini,, bahkan dirinya masih belum tahu siapa nama pria ini.

.

.

.

Perjalanan menghabiskan waktu kurang dari dua puluh menit, dan pria ini lebih memilih untuk berdiri di sepanjang perjalanan.

Bus berhenti tepat di halte berikutnya, Jalan Hasanudin 2 tempat yang akan di tuju Fatimah.

"Nona!. Nona!." ucap pria asing itu yang terus berusaha membangunkan Fatimah yang terlelap tidur.

"Huuua!." ucap Fatimah yang belum sepenuhnya tersadar.

"Mari Nona!, kita sudah sampai." ucap pria tersebut segera mengambil barang bawaan miliknya.

Fatimah tidak menyangka, jika pria asing tersebut begitu menjaga dirinya, bahkan tidak sedikit pun pria asing itu menyentuh tubuhnya.

"Berapa Bang?." tanya pria asing itu kepada supir saat hendak turun.

"Delapan puluh ribu, Bang!." balas supir bus itu.

"Ini uang nya bang!, kembaliannya untuk abang saja. Terima kasih sudah mengantarkan kami berdua." ucap pria tersebut lantas segera mendekat ke arah Fatimah.

"Nona, rumah anda di mana?, biar saya antar sampai tujuan." saran dari pria asing tersebut.

...***JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT NYA****...

Terpopuler

Comments

Ira Susana

Ira Susana

apa iya tdk knp wjh Azam?! perasaan dah sering kawin SM Azzam Fatimah nya

2023-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!