Part 14

"Steffy, itu klien kamu yang harus kamu puaskan malam ini!. Jangan kecewakan Tante! pria itu sudah membayar mahal untuk semalam suntuk ini." ujar Madam Sindy yang berbisik pada Steffy ketika pria hidung belang itu semakin terlihat mendekat.

"Madam, tenang saja. Aku pasti akan bekerja seperti biasa. Akan ku buat klien kita hari ini sering berkunjung ke sini!." Bisik Steffy pada Madam Sindy.

"Bagus, jika pekerjaan mu semakin baik. Madam akan menambah gaji kamu untuk malam ini. Madam akan memberi kamu gaji dua kali lipat dari gaji sebelumnya. Tapi sebelum itu kamu puaskan dulu pelanggan Madam!." ujar Madam Sindy.

Madam Sindy teringat dengan satu pekerja malam nya yaitu Melati yang menjadi incaran laki-laki hidung belang di bar milik Madam Sindy.

"Melati dimana Steffy?. kamu bilang kalian berdua datang bersama-sama ke sini, tapi kenapa Madam tidak melihat Melati?." tanya Madam Sindy yang membuat raut wajah pucat Steffy muncul.

'Apa yang harus aku katakan kepada Madam Sindy? tidak mungkin aku berbicara yang sesungguhnya pada Madam Sindy, bisa-bisa nya Melati dalam masalah' batin Steffy terdiam.

Lelaki hidung belang itu pun sudah merangkul Steffy dengan memberikan ciuman manja pada Steffy.

"Sayang aku benar-benar menantikan kamu untuk malam ini. Kamu jangan mengecewakan aku yah!." ujar pria tersebut memberikan sentilan gemas pada hidung Steffy.

"Kamu tenang saja. Sayang. Aku pasti akan membuatmu ketagihan hingga pagi. Akan ku pastikan kamu tidak akan pernah melupakan aku nantinya." ucap Steffy manja sembari memberikan ciuman pada bibir pria tersebut.

Steffy pun segera membawa pria pelanggan Cafe milik Madam Sindy ke ruangan khusus untuk mereka berdua malam ini.

"Madam, bayarannya setelah aku terpuaskan yah!." ujar Pria tersebut segera membawa Steffy salah satu kamar di lantai atas.

***

Sementara itu, Fatimah masih bingung pada pilihan yang harus segera dia ambil, padahal malam ini dia sudah ada job.

Saat ini dia sedang berada di jalan. Dia ingin mencari angin malam.

Dengan luntang lantung Fatimah berjalan menyebrang jalan dengan pikiran begitu mengganggunya. Membuat Fatimah tidak sadar jika ada satu mobil yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi menghampiri Fatimah.

Tit...tit...tit

Suara klakson bergema di malam kelam ini, Fatimah seakan tuli akan suara klakson yang begitu keras. Ia masih terus melangkah dengan luntang-lantung akan pikiran yang begitu kacau malam ini.

Tit....

Suara klakson panjang pun terdengar ketika mobil semakin dekat dengan Fatimah.

"Awas Fatimah!." ujar sebuah tarikan di tangan kanan Fatimah dan berhasil menyelamatkan nyawanya yang mungkin bisa melayang malam ini.

***

Malam semakin kelam, Cafe milik Madam Sindy pun semakin ramai pengunjung, tapi suasana mencekam itu semakin hadir, Melati atau Fatimah sama sekali tidak menjalankan tugasnya sebagai wanita yang menjajakan tubuhnya pada pria hidung belang.

Klien begitu merasa di bohongi oleh Madam Sindy, ia segera menghadap Madam Sindy yang masih mengira jika Melati telah melakukan tugas nya malam ini.

"Madam Sindy, buka!." ujar seorang pria bersetelan jas hitam dengan mengetuk-ngetuk keras pintu ruangan pribadi Madam Sindy.

"Madam Sindy buka!." teriak pria tersebut.

"Sabar dulu, Tuan. Biar saya saja yang memanggil Madam Sindy. Madam Sindy sedang tidak ada di ruangan ini." ujar seorang pengawal Madam Sindy yang terus berusaha menenangkan klien Madam Sindy yang begitu emosi.

"Jangan bohong, Madam Sindy pasti ada di dalam." ucap pria hidung belang yang tidak percaya.

"Buka!, saya ingin meminta uang saya di kembalikan!. Saya tidak terima jika di bohongi seperti ini." Pria hidung belang segera menghisap rokok batangan miliknya.

"Baik Tuan. Saya akan segera menghubungi Madam Sindy. Tunggu sebentar Tuan!." Pengawal Madam Sindy segera menghubungi Madam Sindy.

Tidak perlu waktu lama, panggilan pun segera di terima oleh Madam Sindy.

"Maaf Madam saya mengganggu waktu Madam malam-malam seperti ini. Tapi... saya hanya ingin memberitahukan ada klien kita yang tengah mengamuk di kantor." ujar Pengawal segera memberitahukan kebenaran kepada Madam Sindy.

"Baiklah saya akan segera ke sana. Katakan saja pada klien itu untuk menunggu saya di ruangan." balas Madam Sindy.

"Baikalh Madam. Saya akan memberitahukan sesuai dengan perintah Madam." ucap pengawal itu segera mematikan telepon dan segera mendekat ke tempat klien yang begitu emosi akan tindakan ceroboh Madam Sindy.

"Bagaimana?, apa kamu sudah mengatakan pada Madam Sindy!." ujar pria hidung belang seraya berdiri.

"Sudah, Tuan. Madam mengatakan jika anda dapat menunggu nya di ruangan. Mari saya antarkan anda ke dalam ruangan Madam Sindy!." ucap pengawal Madam Sindy menuju ruangan seperti yang di ucapkan Madam Sindy sendiri.

***

Beberapa menit kemudian, Madam Sindy tiba di Cafe. Ia berjalan dengan wajah gusar melewati lorong-lorong penuh dosa ini.

"Syukur Madam sudah kembali, ada klien yang kompalain malam ini Madam." bisik pengawal Madam Sindy menceritakan semua kejadian.

"Awas saja Melati!. Kamu akan merasakan akibat karena membuatku rugi seperti ini." ancam Madam Sindy terus melangkah menuju ruang pribadi miliknya, tempat dimana klien yang komplain karena Melati tidak melaksanakan pekerjaan nya sebagai pemuas nafsu pria hidung belang tersebut.

"Madam!, saya ingin uang saya diganti dua kali lipat!, saya merasa di bohongi jika seperti ini." perintah klien begitu di penuhi amarah.

"Sabar sebentar Tuan!, saya akan mencoba mencarikan wanita pengganti untuk malam ini." ucap Madam Sindy terus berusaha menenangkan klien yang begitu emosi tersebut.

"Saya tidak buruh wanita lain!. Jika Madam Sindy dapat memberikan Melati malam ini, maka saya akan anggap lunas kecerobohan Madam Sindy. Tapi jika Melati tidak kembali menuju kamar saya. Saya akan minta ganti rugi dua kali pembayaran!." ancam klien Madam Sindy melangkah keluar dengan menghisap rokok miliknya.

Madam Sindy begitu marah akan tindakan Melati karena tidak menjalankan pekerjaan besarnya. Padahal pria tersebut adalah pria paling kaya yang pernah berkunjung pada Cafe milik Madam Sindy.

Melati alias Fatimah memang menjadi incaran bagi pria hidung belang di kota tersebut. Maka tak jarang Fatimah selalu mendapatkan uang tambahan jika dirinya dapat memuaskan nafsu berat pria hidung belang tersebut.

"Sial!, cepat kalian semua cari Melati!. Cari dia sampai ketemu!." Titah Madam Sindy pada para pengawalnya.

"Siap Madam!." balas para pengawalnya dan segera keluar dari ruangan Madam Sindy untuk segera mungkin mencari Melati alias Fatimah.

"Sial!, jika seperti ini terus penghasilan ku akan semakin berkurang!, jika tidak ada Melati, lelaki kaya raya tersebut takkan mau berkunjung ke Cafe milik ku ini!, bisa-bisa aku bangkrut nantinya!" keluh Madam Sindy yang begitu marah.

Madam Sindy tidak ingin kehilangan harta berharga miliknya. Melati adalah berlian bagi Madam Sindy, jika tidak ada Melati hancur sudah usaha hina yang sudah di bangun oleh Madam Sindy. Setelah kehadiran Melati usaha yang di bangun Madam Sindy berkembang pesat dari pada sebelumnya.

...***MOHON BANTU LIKE DAN COMMENT NYA YAH***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!