Part 17

Fatimah dan Zidan sudah sampai di Apartement Fatimah, Fatimah bergegas memasuki kamar Nandini dan membangunkannya.

"Kak!."

"Ayo kamu cepat bangun!, kita pergi dari sini sekarang juga!." titah Fatimah pada adiknya.

Fatimah sudah mantap untuk meninggalkan pekerjaan haram nya itu.

"Kita mau kemana kak?." tanya Nandini.

"Tidak usah di pikirkan, yang penting kamu sekarang bersiap yah!. Nanti kakak ceritakan kalau sudah pergi dari sini!."

Nandini bingung, tapi tetap melaksanakan perintah kakaknya.

Fatimah, dan Nandini bergegas memasukkan semua pakaian nya ke dalam koper. Zidan juga ikut membantu nya.

"Sudah siap Ayo!." ucap Zidan.

Kakak beradik itu mengikuti langkah Zidan keluar dari Apartement lalu menuju basement. Masuk ke dalam mobil.

"Lebih baik tinggalkan mobil kamu di sini Fatimah, nanti aku bantu mengurusi kepindahan kamu semuanya. Yang penting kamu sekarang mencari tempat aman dulu untuk kalian berdua." ucap Zidan di balas dengan anggukan oleh Fatimah.

Mereka memasuki mobil milik Zidan, lalu mobil melaju meninggalkan gedung Apartement.

Di dalam mobil Fatimah dan Nandini saling berpelukan, jalanan sepi hanya ada sedikit kendaraan karena suasana sudah malam.

Tanpa di duga ada sebuah mobil yang mengikuti mereka dari belakang. Zidan menyadari hal itu namun tidak mengatakannya kepada Fatimah.

Tapi Fatimah juga menyadari kalau Zidan mengemudikan mobil dengan sangat cepat. Fatimah menengok ke arah belakang, ada satu mobil yang mengikuti mereka.

Deg,...

'Apa itu anak buah Madam Sindy?' batin Fatimah bertanya.

"Zidan!." panggil Fatimah.

"Iyah Aku tahu itu Anak buah Madam Sindy, tapi tenang saja Fatimah, aku akan menyelamatkan kalian berdua dari mereka." Jawab Zidan yang masih fokus menyetir.

Nandini menggigil ketakutan, dia memeluk kakaknya erat. Fatimah pun membalas pelukan adiknya itu.

"Jangan takut yah Nandini, Ada kakak!." ucap Fatimah sambil mengelus punggung Nandini.

Saat menuju jalanan sepi di sisi jalan hanya ada kebun karet, dan mobil di belakang masih terus mengikuti mereka. Membuat Zidan kalut dan gelisah, dia putus asa hingga dia tidak sadar ada sebuah mobil menghadang mobil mereka di depan. Dan tabrakan pun tak terelakan, Fatimah tersungkur ke jalanan aspal keluar dari mobil. Sedangkan Zidan dan Nandini masih ada di dalam mobil.

"TIDAK!." teriaknya lemah.

Fatimah akan menghampiri dan mencoba menolong keduanya, namun ledakan terjadi dan membuat mobil hancur berkeping-keping akibat ledakan.

Tangis Fatimah pecah, Ia menangis histeris, dia kehilangan adik dan temannya.

Semua anak buah Madam Sindy keluar dari mobil melihat situasi kondisi mobil Zidan. Namun mereka tidak melihat orang yang mereka cari. Karena Fatimah di bekap seseorang dan bersembunyi di semak-semak.

Fatimah kaget dan menoleh ke samping, seorang pria paruh baya mengenakan peci dan sorban yang membekapnya.

Pria paruh baya itu mengisyaratkan Fatimah untuk diam, lalu menyuruh Fatimah melihat ke arah orang-orang di depan nya itu.

Orang - orang itu seperti kesulitan untuk memastikan apakah orang yang mereka cari ada di dalam atau tidak? Karena kobaran api yang melahap mobil itu sangat besar. Besar kemungkinan tidak ada yang selamat. Untuk itu Anak buah Madam Sindy segera pergi meninggalkan lokasi.

Selain itu mereka juga takut jika ada yang memergoki mereka mengenai situasi dan kondisi mereka ada di sana. Hari menjelang pagi dan pasti orang-orang akan memulai aktivitas mereka di pagi hari.

Saat itulah pria paruh baya itu melepaskan bekapan nya di mulut Fatimah.

"Maaf Nona, saya hanya ingin menyelamatkan Nona dari orang jahat seperti mereka." ucap laki-laki itu.

Fatimah hanya bisa menganguk dan tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata. Dia baru saja kehilangan adik dan temannya. Bahkan dia tidak merasakan sama sekali sakit yang berada di tubuhnya karena kehilangan mereka.

Pria paruh baya itu pun memahami apa yang telah terjadi kepada nona di depan nya ini. Dia bahkan membiarkan Fatimah yang sedang berduka itu menangis.

Setelah sedikit tenang, pria itu menawarkan bantuan kepada Fatimah. "Mari Nona ikut saya, luka di tubuh nona perlu di obati." ucap Laki-laki itu. "Nanti saya akan meminta bantuan warga di sini untuk mengevakuasi mobil dan saudara anda." tambah laki-laki itu.

***

Para warga yang dekat di sekitar tempat kejadian membantu mengevakuasi korban. Mereka yang tadi nya hendak melaksanakan sholat subuh berjamaah di mesjid, namun seketika berhenti karena melihat ada kecelakaan.

Orang-orang berusaha memadamkan api dengan air seadanya yang mereka dapatkan di sumur, beruntung di sekitar lingkungan itu terdapat sumur dan masih terdapat air.

Fatimah meratapi nasib adik dan temannya yang tewas di temani Ibu-ibu di sana.

Saat melihat jasad adiknya yang sedang di keluarkan dari dalam mobil itu, di susul jasad Zidan. Air mata Fatimah berjatuhan menangis kepergian mereka, Fatimah tidak kuat untuk tidak menghampiri jasad adiknya.

"Doakan mereka tenang di alam sana!, jangan di ratapi terus kasihan mereka. Kita sebagai manusia boleh berduka tapi tidak berlebihan, kematian sebagai pengingat kita sebagai seorang muslim bahwa sesungguhnya kita pun sedang menunggu giliran." ucap seorang pria paruh baya yang tadi menyelamatkan nyawanya yang baru saja ia ketahui bernama Kyai Syamsudin.

Mendengar nasihat itu, membuat hati Fatimah di penuhi dengan rasa damai, dan tenteram.

Dalam hati, Fatimah berdoa semoga mereka berdua tenang di alam sana, di ampuni dosa-dosa nya, dan Fatimah juga bersaksi jika Zidan adalah orang baik karena ia sudah berusaha menyadarkan Fatimah untuk berhenti melakukan maksiat. Sekarang dia bingung, bagaimana ia bisa menghubungi keluarga Zidan, sedangkan selama ini Zidan tidak pernah memberitahu Fatimah tentang keluarganya.

.

.

.

Saat ini Fatimah sedang berada di kediaman rumah Kyai Haji Syamsudin bersama istrinya Ummi Salma yang tinggal di lingkungan pesantren.

Luka Fatimah tidak begitu parah, hanya luka gesekan mengenai aspal di siku dan lututnya. Tadi dirinya sudah di obati oleh Ummi Salma dan beberapa orang santriwati.

Setelah di obati, Fatimah juga di suruh membersihkan badan dan memakai pakaian yang lebih tertutup. Dia sadar sekarang dia sedang berada di lingkungan pesantren yang mana lingkungan itu sangat kental dengan agama.

Fatimah mengenakan pakaian kebesaran milik putri Ummi Salma bernama Risma, semacam pakaian terusan panjang dan longgar. Fatimah juga menggunakan kerudung pashmina yang juga di pinjamkan oleh Risma.

Jenazah adiknya dan Zidan sedang di mandikan baru setelah itu akan di sholatkan di mesjid pesantren. Fatimah beruntung bisa bertemu dengan orang baik, entah bagaimana nasib nya jika tidak bertemu dengan mereka.

"Nak di minum dulu, Inih." ucap Ummi Salma menyodorkan segelas air putih kepada Fatimah.

"Terima kasih Ummi." Jawab Fatimah yang sudah bisa tegar dan menerima kenyataan.

"Assalamualaikum!, Ummi." ucap seseorang di depan pintu.

Deg!.

'Laki-laki itu?.' batin Fatimah.

...***JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT NYA YAH***...

Terpopuler

Comments

Ira Susana

Ira Susana

yeee Azzam pasti

2023-12-13

0

Maya-San

Maya-San

thor updatenya jgn lama² ya.. karna q nungguin..

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!