Senja berharap Ia dan Dirga juga bisa seperti kedua orang tuanya. Saling mencinta dan saling memerima.
"Ayah ibu, aku iri pada kalian. "
Bayu dan Wulan saling pandang lalu mengangguk. Mereka yakin kalau sekarang suasana hati Senja sudah membaik.
"Kau pasti akan bisa seperti kami kalau sudah bertemu dengan pasangan yang tepat, " jawab Wulan memberi semangat.
"Benar.. Jadi mulai sekarang. Jadilah gadis yang percaya diri dan mulailah perjuangkan cintamu. Jadikan Dirga milikmu selamanya. "
Ucapan Bayu seperti cambuk yang langsung membuat Senja mengangguk dengan tegas.
Sementara Wulan hanya memandang Bayu dengan pandangan aneh. Ingin memprotes ucapan suaminya tapi urung karena memang ada benarnya juga.
Alhasil Wulan janya mampu tersenyum sambil mengepalkan tangannya sebagai suport bagi Senja untuk lebih semangat lagi. Senja kembali mengangguk dan tersenyum pada ibunya.
Ibu yang sangat hebat. Yang selalu menjadi penenang di saat gundahnya. Penyembuh saat sakitnya. Yang selalu melindungi dia dari dunia yang terkadang memang tak cukup adil untuknya.
Harusnya Senja bersyukur memiliki ibu seperti Nawang wulan yang dengan segala cinta kasih dan kelembutannya selalu memberikan yang terbaik untuknya.
Tiba-tiba Senja merasa sangat bodoh dan bersalah karena telah marah pada kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu terimakasih untuk semuanya dan maaf untuk hal yang tidak mengenakkan tadi malam. "
"Lupakan, nak. " Sang Ayah mengibaskan tangannya.
"Kami paham betul perasaan mu. Kedepannya kami hanya berharap kau selalu bahagia dengan apa yang ada pada dirimu. "
"Iya, Ayah. Terimakasih. "
Bayu mengacungkan kedua tangannya lalu beranjak.
"Ya sudah kalau begitu, kalian pergilah sarapan. Nenek pasti sudah bosan menunggu. "
"Iya, betul. Ibu bahkan sampai lupa kalau nenek menunggu kita. Ayo sayang, cepat cuci mukamu lalu makan. " Wulan ikut beranjak di ikuti Senja. Gadis itu memilih membasuh mukanya di wastafel dapur.
***
Kalau di kediamannya Senja sudah mulai bisa berdamai dengan keadaan. Lain halnya dengan Dirgantara, pria itu gelisah sepanjang malam. Bayangan tentang penampakan Senja kemarin petang masih saja bersarang di kepalanya.
Bahkan sampai ia terjaga pagi ini. Hal pertama yang singgah di ingatnya juga masih sama, trntang perwujudan Senja.
"Kenapa Senja bisa jadi menyeramkan begitu ya, atau dia memang seperti itu kalau sedang marah?"
Sejak tadi malam, kalimat seperti itu entah sudah berapa kali di ucapkannya. Pikirannya kacau sekali. Semakin kesini dan semakin mengenal Senja, ia semakin menemukan banyak keanehan dari gadis itu
Namun yang membuat Dirga heran dan tidak mengerti. Semakin dia menemukan banyak keanehan. Dia justru semakin sayang dan tidak bisa melupakan gadis itu. Dia bahkan sudah terang-terangan menyatakan cintanya.
"Aku ini sebenarnya kenapa? kenapa aku begitu tergila-gila pada Senja. Padahal dia bahkan belum menerima cintaku. "
Dirga mengusap-usap wajahnya sendiri. Perasaan bingung, heran, dan juga tidak mengerti semuanya berbaur menjadi satu.
Ia kemudian menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Aku harus bisa mendapatkan gadis itu. Tak peduli se aneh apapun dia. Nyatanya aku tetap tak pernah bisa melupakannya. Pokoknya dia harus jadi milik ku. Aku tak mau mati penasaran begini. "
Setelah bergumam begitu, Dirga meraih ponsel di atas nakas dekat ranjangnya. Mencari nama Senja lalu kemudian mengirim pesan padanya.
'Senja.. ? '
Senja yang suasana hatinya sudah membaik langsung tersenyum begitu membaca pesan Dirga.
'Ya'
jawabnya tanpa menunggu lama.
'Kau sedang apa? '
'Aku baru siap sarapan? kau sudah sarapan? '
Dirga tersenyum. Gadis itu mulai menunjukan perhatiannya. Dan entah kenapa, hanya di tanya begitu saja Dirga sudah senangnya minta ampun. Terbukti kalau ia memang jatuh cinta pada gadis itu.
'Belum, aku bahkan baru bangun'
'Dan langsung mengingatmu. '
Dua pesan beruntun di kirim Dirga. Salah satunya berisi rayuan maut. Membuat yang membacanya langsung merona.
Senja bingung harus menjawab apa. Alhasil dia hanya membalas menggunakan emoji senyum. Namun meski hanya sebuah simbol senyum itu sudah cukup mampu membuat Dirga melayang dan tersenyum semakin lebar.
'Apa kau ada waktu siang nanti? aku ingin mengajakmu makan siang? '
Agak lama Senja menjawab. Mungkin sedang berfikir apakah akan setuju atau tidak.
'Senja.. '
Karena tak kunjung di jawab, Dirga kembali mengirim pesan.
'Ya.. ? '
'Kau maukan makan siang denganku nanti? '
'Di mana? '
'Nanti ku kirim lokasinya. Yang penting kau maukan? '
'Baiklah. '
Setelah berfikir beberapa saat, Senja akhirnya menerima ajakan Dirga. Setelah sebelumnya meminta izin pada Ayah ibunya dan mereka memberi izin.
Dan entah sadar atau tidak. Dirga langsung mengepalkan tangannya begitu membaca pesan persetujuan Senja. Pria itu tampak sumringah sekali.
'Baiklah Senja. Sampai jumpa nanti siang. '
'Aku ke kantor dulu. '
'Baiklah, hati-hati. '
Senja dengan sangat berani menambahkan emoji hati pada akhir pesannya. Sebenarnya bukan tanpa alasan dia melakukan itu. Ia teringat pesan Ayahnya tadi kalau dia harus membuat Dirga tergila-gila padanya supaya pria itu tak lagi bisa berpisah darinya. Senja sudah bertekad untuk mulai membuka hati nya untuk Dirga
Dan Senja mulai melancarkan serangan pertama. Sebuah simbol hati yang membuat Dirga hampir pingsan melihatnya.
Ia tak percaya Senja mengirim simbol seperti itu. Dirga bahkan sampe menggosok matanya beberapa kali untuk meyakinkan bahwa yang di lihatnya memang benar adanya.
Pria itu tersenyum selebar yang ia bisa setelah yakin bajwa itu memang simbol hati. Dengan bersemangat ia langsung membalas.
'Tentu'
Di sertai dua buah simbol hati. Sebagai bentuk kalau ia merasakan dua kali lipat yang di rasa Senja.
Sejak tadi dia sebenarnya ingin mengirim simbol itu. Tapi masih belum berani karena takut di anggap lancang. Tapi di luar dugaan, Senja malah mengirimkannya terlebih dahulu. Tentu saja langsung di tanggapi oleh Dirga.
Dan hal itu membuat suasana paginya kali ini berkali-kali lipat lebih menyenangkan di banding biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ujung Harapan
semangat berjuang senja sayang 😍❤️
2023-07-03
0
Peni Sayekti
maju terus senja. belajar terus ttg manusia supaya kamu tdk kaget, dan hrs bisa menahan emosi dan marah
2023-03-04
1