Kekejaman Kayla

Kayla masuk ke dalam kamar Yumna, dengan senyum ramahnya dia menghampiri sang putri yang tampak sedang asyik mewarnai di meja belajarnya.

"Sayang. Anak mama lagi apa?"

Yumna hanya melirik sekilas lalu kembali mewarnai buku gambarnya.

Kayla masih tak menyerah, dia semakin mendekati putrinya untuk melihat hasil gambarnya lebih dekat.

"Wah. Bagus sekali. Anak mama ini ternyata pintar menggambar."

Yumna tetap tak merespon, membuat Kayla sedikit kehilangan kesabarannya.

Kayla mengambil bangku lalu duduk di sebelah Yumna. Melihat putrinya dengan gurat penuh kekesalan.

"Yumna! Simpan buku itu. Mama mau bicara!" Kayla bersedekap dada.

Yumna tetap tak mau mendengarkan.

Kayla yang kali ini sudah benar-benar habis kesabaran menarik buku gambar Yumna dengan paksa lalu melemparnya ke lantai dengan kasar.

Yumna yang kaget langsung menatap wajah Kayla ketakutan.

Kayla memelototi sang putri.

"Itu akibatnya jika tidak mendengarkan perkataanku."

Yumna berkaca-kaca, tak menyangka jika wanita di depannya yang mereka bilang adalah ibu yang melahirkannya akan berbuat kasar padanya.

"Mengerti?!!" Kayla membentaknya.

Bukannya menjawab, Yumna malah berdiri hendak kabur darinya.

Tapi dengan sigap Kayla memegang lengannya. Meremasnya hingga membuat Yumna mengerang kesakitan.

"Mau kemana kamu?"

"Mau mengadukanku pada kakek dan nenekmu? Hah!?"

Yumna menangis kesakitan.

"Berhenti menangis atau aku akan mematahkan tanganmu ini." Kayla menekan lebih kencang lengan Yumna.

Yumna langsung mencoba menghentikan tangisnya walaupun tangan terasa sangat sakit.

"Sakit. Lepaskan." Yumna melihat Kayla dengan mata memelas dan sesenggukan.

Kayla tersenyum tipis dan akhirnya melepaskan tangannya.

"Duduk!"

Yumna kembali duduk sambil mengusap lengannya yang sakit.

"Kamu mengerti sekarang jika kamu masih tidak menganggap aku tidak ada, akan aku buat kamu lebih sakit lagi."

Yumna menunduk ketakutan.

"Awas kalau kamu menceritakan ini pada kakek nenek atau ayahmu. Aku akan membuat tanganmu ini patah sekalian." Kayla menunjuk tangan Yumna.

Yumna menggelengkan kepalanya takut.

"Bagus! Mulai sekarang kamu harus menghormati aku, bersikap baik padaku, panggil aku mama di depan orang-orang!"

Yumna mengangguk patuh.

Kayla lalu menariknya paksa, melihat wajah anaknya sambil menyeka air mata di pipi dan matanya dengan kasar.

"Sudah jangan menangis lagi. Nanti nenekmu tahu! Sekali lagi awas kalau kamu mengatakan ini padanya, aku akan menyiksamu lebih dari ini."

Yumna menggelengkan kepalanya.

Betul saja, tak lama setelah itu Yanti masuk untuk melihat cucunya.

"Wah kalian sedang disini rupanya," ucapnya senang melihat kebersamaan mereka.

"Kami sedang menggambar bersama. Iya kan sayang?" Kayla merangkul dan menciumi sang putri.

Yumna mengangguk pelan sambil terus mewarnai buku gambar.

Yanti tersenyum lalu mendekat dan mengusap kepala cucu kesayangannya.

Dia tidak tahu jika ternyata sang cucu sedang mencoba menahan tangis juga rasa sakit di tangannya.

***

"Loh. Kamu tidak jadi ke Singapura?" Kevin yang sedang ada di kantornya kaget melihat Claudia mendatanginya.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" Claudia dengan wajah kesalnya duduk di bangku di depan meja kerja Kevin.

"Ada apa?"

"Apa kamu sudah menceraikan wanita itu?” tanyanya menatap wajah Kevin tajam.

Kevin menghela napas panjang.

"Belum," jawabnya singkat sambil kembali melihat layar komputer di depannya.

"Kenapa?"

"Tidak sempat. Aku sibuk!" Kevin tetap menatap layar komputer.

"Suruh pengacara untuk mengurusnya."

"Iya. Nanti aku akan menyuruh pengacara untuk mengurusnya."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Ada apa denganmu?" Kevin melihat Claudia kesal.

Claudia kaget.

"Kenapa kamu jadi marah?"

Kevin kembali menarik napas panjang lalu menghembuskannya kasar.

"Aku sedang sibuk. Pekerjaanku banyak."

Claudia tiba-tiba memegang tangan kekasihnya.

"Maafkan aku. Aku hanya kaget mendengar kalau kamu belum mengurus perceraianmu dengan wanita itu."

"Siapa yang mengatakannya?"

"Ibu kandungnya Yumna. Tadi pagi dia yang mengatakannya padaku."

"Aku tidak tahu kalian sudah sedekat itu," ucapnya sambil tersenyum sinis dan kembali melihat layar komputer.

Claudia langsung terdiam.

"Aku membatalkan rencanaku mengunjungi mama dan papaku ke Singapura karena aku kaget mendengar kamu belum mengurus perceraian dengan wanita penipu itu."

"Dia bukan wanita penipu." Kevin langsung melihat Claudia.

Claudia kaget.

"Sayang. Ada apa denganmu?"

Kevin mengusap wajahnya kasar.

"Tidak ada. Hanya saja kamu tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya."

"Sayang. Apa kamu mulai menyukai wanita itu?" tanya Claudia menelisik, dia ingat perkataan Kayla jika Naya akan dengan mudah mengambil Kevin darinya.

Kevin terdiam menatap Claudia.

"Aku hanya tak terima dia diperlakukan seperti itu padahal dia sudah berkorban banyak untuk Yumna."

Claudia tampak semakin kaget.

"Kamu menyukainya. Aku yakin itu," ucapnya kemudian dengan sangat kecewa.

Kevin tak menjawab, dia hanya langsung menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil memijat keningnya.

"Aku tidak tahu. Hanya saja aku merasa jika dia tak layak untuk diperlakukan seperti itu setelah apa yang dia lakukan selama ini pada keponakanku. Itu alasan aku tidak segera menceraikannya. Jika aku melakukan itu, hanya akan menempatkan aku sama seperti mereka yang tidak bisa menghargai pengorbanannya. Kamu tidak tahu jika saat ini keadaannya sangat tidak baik. Setelah dipisahkan paksa dengan anaknya dia harus berjuang untuk hidup seorang diri."

Claudia menatap wajah Kevin tak percaya.

"Rasa simpatimu untuknya, aku yakin jika lama kelamaan itu akan berubah menjadi rasa cinta." Claudia berdiri sambil berkaca-kaca.

Kevin tak menjawab, dia terus terdiam melihat Claudia pergi dengan wajahnya yang sangat kecewa.

***

Sepulang kerja, seperti biasanya Kevin menyempatkan diri untuk mendatangi kamar Yumna.

Walaupun dia tahu jika Yumna pasti sudah tertidur lelap, Kevin akan tetap kesana hanya untuk sekedar mencium kening putrinya.

Dia berjalan perlahan menuju tempat tidur Yumna. Dengan perlahan juga dia menyingkap selimut yang menutupi kepala putrinya, namun alangkah kagetnya ketika dia melihat jika Yumna tidak sedang tidur, melainkan menangis diam-diam dengan berlinang air mata.

"Sayang." Kevin langsung memeluk sang putri, begitu juga dengan Yumna yang langsung memeluk erat ayahnya.

"Sayang. Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Kevin panik.

"Yumna mau bunda ayah. Yumna kangen sama bunda." Yumna menangis sesenggukan.

Kevin memeluk erat putrinya.

***

Waktu sudah menunjukkan tengah malam, tapi Naya masih tak bisa memejamkan matanya, hatinya gelisah terus memikirkan Yumna dan merasa jika putrinya tidak sedang baik-baik saja.

Naya lalu duduk lalu mengecek ponselnya, dia lantas berdiri berjalan keluar kamar hendak menuju dapur untuk mengambil air minum.

Langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara pintu terbuka, dia kaget melihat Kevin masuk sambil menggendong Yumna.

Yumna turun dari gendongan sang ayah lalu berlari menuju sang bunda sambil menangis tersedu.

Naya langsung berjongkok menyambut putrinya dengan wajah khawatir.

"Ada apa sayang? Apa yang terjadi?"

Yumna tak menjawab, dia hanya terus menangis memeluk ibunya dengan erat.

Naya melihat Kevin, meminta jawaban darinya.

Kevin menggelengkan kepalanya, dia juga tak tahu apa yang terjadi pada Yumna.

Naya lalu memeluk putrinya dengan erat untuk menenangkannya.

"Bunda. Kenapa aku tak boleh lagi tinggal bersama bunda?" tanya Yumna di sela-sela tangisnya.

Terpopuler

Comments

Dewi Kasinji

Dewi Kasinji

wah ini ras2nya si yumna mentalnya bisa terganggu Lo

2024-10-27

0

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

kasian banget kamu nak 😭😭😭😭

2024-09-06

0

Ria Rosiana

Ria Rosiana

ini hanya sebuah novel
tp bisa bikin hatiku trsayat²
dadaku sesak mataku sembab
air mata bercucuran, stiap baca
apalagi tiap yumna yg blg

2024-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!