Keesokan harinya.
Naya yang sudah bersiap untuk pergi mengajar seperti biasanya dibuat kaget melihat Yanti memakaikan baju seragam berbeda pada putrinya.
“Apa?” Naya terperangah kaget mendengar Yanti mengatakan jika Yumna akan dipindahkan sekolah.
“Sekolah itu terlalu biasa untuk Yumna, dia harus bersekolah di sekolah berskala internasional.” Yanti melihat Naya.
“Kami sudah mendaftarkannya Minggu lalu, hari ini dia sudah bisa mulai masuk.”
“Apa? Kalian melakukan ini tanpa berdiskusi dulu denganku?” Naya dibuat tak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh mertuanya.
Yanti dan Cahyo tak menjawab.
“Mungkin kami lupa. Tapi kamu harus mengerti jika kami melakukan ini semua demi kebaikan Yumna.” Kevin bersuara, dia sedikit mengerti dengan kekagetan Naya.
“Kebaikannya?” Naya melihat semuanya bergantian.
“Tapi setidaknya kalian bisa mengatakannya padaku dan menanyakan apa pendapatku tentang ini kan?”
Tak ada yang menjawab, semuanya diam terpaku, mereka tahu jika Naya sedang sangat kecewa.
Yumna kemudian menghampiri ibunya.
“Ibu. Lihat seragam sekolahku baru.”
Naya hanya bisa terdiam tak menghiraukan ucapan sang putri. Dia sedang mencoba meredam emosinya.
Yanti mendekati sang cucu.
“Ayo sayang sebelum sekolah kita sarapan dulu,” ucapnya sambil menarik tangan Yumna.
Keduanya pergi disusul oleh Cahyo menuju meja makan, sementara Kevin tetap disitu melihat Naya yang masih tampak kesal.
“Sebaiknya kita sarapan dulu,” ucap Kevin kemudian sambil melangkah pergi.
Naya mendesah kesal, masih tak percaya jika mereka melakukan ini semua tanpa bertanya dulu padanya, bahkan mereka memasukkan putrinya ke sekolah baru dengan tanpa melakukan prosedur pindah sekolah terlebih dahulu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya, lupa jika dia sedang berurusan dengan orang kaya, dengan uang mereka bisa melakukan apa saja.
Menentang keinginan mereka juga sepertinya percuma, hanya akan menimbulkan konflik yang hanya akan membuat Yumna bingung. Sepertinya mau tak mau kali ini dia harus mengikuti apa keinginan mereka dan mengambil sisi baiknya, berharap jika pindah sekolah akan membuat Yumna putrinya akan lebih mandiri, karena ibunya tak akan lagi jadi gurunya, dia akan menjadi seperti anak-anak lainnya.
Naya kemudian menyusul semuanya menuju meja makan karena terdengar Yumna yang memanggilnya.
Di perjalanan.
Naya terus terdiam sambil berpikir keras, sesekali melirik Yumna yang duduk di kursi belakang. Dia kebingungan mencari cara untuk memberitahu putrinya jika mulai hari ini dia harus pindah sekolah.
Kevin yang sedang menyetir sepertinya tahu akan kebingungan Naya, dia lalu mencoba untuk memberitahukannya sendiri.
“Pindah sekolah?” Yumna kaget.
“Iya sayang. Hari ini kamu bersekolah di sekolah yang baru, ruang kelasnya baru, guru-gurunya baru juga ada banyak teman-teman baru.”
Wajah Yumna tiba-tiba tersenyum.
“Benar itu bunda?” Yumna melihat sang ibu di depannya.
Naya tak lekas menjawab, dia hanya melirik Kevin dengan jengkel. Menarik napas panjang lalu berusaha menyunggingkan senyum di wajahnya sambil melihat Yumna di belakangnya.
“Iya sayang. Mulai hari ini bunda ingin melihat kamu mandiri. Kamu akan ke sekolah dimana bunda tidak akan ada disana sebagai gurunya. Yumna akan seperti anak-anak lainnya.”
“Bunda tidak ikut pindah?”
“Tidak sayang. Bunda akan tetap di sekolah lama. Tapi kamu kan anak pintar dan berani, kamu akan tetap belajar dan bermain di sekolah barumu dengan atau tanpa ada bunda disana. Iya kan?” Naya menatap wajah sang putri sambil membelai pipinya.
Yumna menatap wajah sang ibu, Naya terus tersenyum demi untuk memberikannya semangat. Perlahan Yumna akhirnya mengangguk walaupun masih terlihat di wajahnya dia syok dengan kepindahan sekolahnya yang tiba-tiba.
Mereka akhirnya sampai di sekolah baru Yumna, sekolah bertaraf internasional yang hanya diperuntukkan bagi kalangan elit. Bangunan yang besar dan luas dengan berbagai macam fasilitas, didukung oleh tenaga pendidik yang profesional membuat sekolah itu menjadi sekolah favorit bagi kalangan berduit.
Yumna tampak gugup, menggenggam erat tangan Naya dan Kevin ketika ketiganya berjalan menuju ruang guru.
Kedatangan mereka rupanya sudah ditunggu, setelah berbincang sebentar, guru lalu mengajak Yumna untuk memasuki kelas.
Yumna melihat Naya dan Kevin bergantian.
“Bunda tahu kalau Yumna pasti bisa. Pergilah sayang, belajar dengan baik dan jangan lupa berkenalan dengan teman-teman baru di kelas nanti ya.”
Yumna mengangguk.
“Pulang sekolah nanti ayah jemput ya sayang .” Kevin mengecup kening putrinya.
Beberapa saat kemudian.
Kevin melirik Naya yang berjalan sambil terus melihat ke belakang, dengan wajah cemas meninggalkan sang putri di hari pertamanya sekolah.
“Dia akan baik-baik saja,” ucap Kevin setelah keduanya sampai di depan mobil.
Naya tak menjawab, dia hanya langsung melihat jam tangannya lalu wajahnya menjadi berubah panik sambil akan melangkah pergi.
“Kamu akan kemana?”
“Aku terlambat.”
“Naiklah mobil, aku akan mengantarmu.”
“Tidak. Terima kasih. Aku akan naik taksi saja.” Naya melangkah terburu-buru.
Kevin tak berniat untuk memaksanya, membiarkan istrinya pergi menuju keluar gerbang dengan setengah berlari, karena sebenarnya dia juga sudah terlambat, hari ini di kantor ada pertemuan penting yang harus dihadirinya.
Siang hari.
Naya tak bisa berkonsentrasi penuh selama mengajari anak-anak muridnya belajar, dia terus memikirkan bagaimana keadaan Yumna di sekolah barunya.
Setelah lonceng berbunyi, Naya dengan terburu-buru pamit untuk pulang pada teman-teman gurunya yang lain, dia tak ingin terlambat untuk menjemput Yumna di sekolahnya.
Sekolah baru Yumna memiliki durasi waktu belajar lebih lama, karena ada banyak pembelajaran dan kegiatan yang harus mereka ikuti, Naya bersyukur karena dengan begitu setiap hari sepulangnya dia mengajar di sekolah, dia bisa langsung pergi untuk menjemput putrinya.
Di dalam taksi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Melihat nomor si pemanggil membuatnya kaget.
“Nay. Apa kabar?” tanya seseorang di ujung telepon dengan suaranya yang terdengar sedih.
“Baik,” jawab Naya singkat dengan sedikit ketus.
“Yumna, bagaimana kabarnya?”
“Dia juga baik.”
“Syukurlah kalau kalian berdua baik-baik saja. Aku sangat senang mendengarnya.”
Naya tak menggubris perkataan si penelepon, apalagi untuk bertanya balik menanyakan kabarnya, walaupun dia tahu jika keadaannya pasti tak baik-baik saja terdengar dari suaranya yang sedih, tapi dia tak peduli.
Tak lama si penelepon mengakhiri panggilannya sendiri. Naya langsung termenung hingga dia tak menyadari ketika sopir taksi mengatakan jika mereka telah sampai.
Naya rupanya mendapati Kevin telah ada disana dan tak lama kemudian Yumna keluar lalu ketiganya pulang bersama.
Di perjalanan.
“Bagaimana sekolahnya sayang? Kamu senang kan?” tanya Naya pada Yumna yang duduk di gendongannya.
Yumna mengangguk namun dengan raut wajahnya yang sedih.
“Yumna senang bunda, tapi Yumna sedih tidak bisa melihat bunda.”
Naya langsung memeluk putrinya.
“Nanti Yumna akan terbiasa kok. Teman-temanmu yang lainnya selama di sekolah juga tidak bisa melihat ibu mereka, tapi mereka tetap sekolah dengan senang dan gembira bukan?”
Yumna mengangguk.
“Sekarang ceritakan sama bunda, apa kamu sudah punya teman baru? Siapa namanya? Kamu belajar apa saja tadi?”
Yumna lantas dengan semangat menceritakan semuanya, dari teman barunya hingga apa saja yang dilakukannya di sekolah, Naya tentu saja mendengarkan dengan sungguh-sungguh dengan sesekali menimpalinya.
Kevin yang menyetir tersenyum melihat kasih sayang diantara ibu dan anak di sampingnya, semenjak tadi pagi hingga saat ini dia melihat sendiri jika keduanya begitu amat sangat saling menyayangi satu sama lain. Dia juga dibuat terkesima akan cara mendidik Naya yang mampu membuat Yumna cepat paham dan mengerti. Mengubah sedikit penilaiannya jika Naya tak seburuk seperti apa yang dipikirkannya selama ini, karena sebenarnya Naya adalah seorang ibu tangguh yang sangat mencintai putri yang selama ini dibesarkannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Zainab Ddi
sabar naya
2024-01-30
1
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
kasian naya gak dianggep samsek
2023-12-15
0
@☠Arina
pasti sedih kan yah masa anaknpindah aekolah gak pake kompromi
2023-12-14
0