Cahyo berbaring lemas di atas ranjang Rumah Sakit, sang istri yang terus setia menemaninya tampak sangat sedih melihat keadaan sang suami.
Tak lama pintu ruangan terbuka, Kevin berjalan dengan cepat menghampiri kedua orang tuanya.
“Apa yang terjadi Bu?” tanyanya panik.
“Ayahmu terkena serangan jantung ringan.”
Kevin kaget. Dia lalu menatap wajah ayahnya yang tampak lemah tak berdaya.
Kevin lalu memegang tangan sang ibu yang tampak sangat bersedih, dia lantas memeluknya dan mengatakan jika ayahnya pasti akan baik-baik saja.
Sepeninggal kakaknya karena kecelakaan sebulan yang lalu, keadaan berubah drastis, keceriaan dan kegembiraan seolah menghilang dari hidup mereka. Kesedihan ditinggal sang putra pertama seolah membuat mereka tak lagi bergairah untuk melanjutkan hidup, ayahnya menjadi sering sakit-sakitan dan ibunya yang sering termenung seorang diri.
Sementara dirinya juga terpaksa harus mengambil alih semuanya, memimpin perusahaan yang dulu dipimpin oleh sang kakak, kini dia harus mengambil alih semua tanggung jawab itu dan memastikan jika perusahaan mereka harus tetap berjalan seperti biasanya.
“Kamu kemana saja nak. Tadi ibu menelepon sekretarismu, tapi katanya kamu tidak ada di kantor.”
Kevin terdiam. Rasa-rasanya ingin sekali dirinya menceritakan tentang keberhasilannya menemukan putri kakaknya yang hilang, ingin rasanya dia mengatakan jika sebenarnya kedua orang tuanya telah menjadi seorang kakek dan nenek, kakaknya yang telah pergi untuk selama-lamanya itu ternyata mempunyai keturunan yang akan menjadi penerus keluarga mereka, namun kemudian Kevin berpikir jika saat ini mungkin belum saatnya, melihat kondisi sang ayah yang terbaring tak berdaya.
Orang tua mana yang tak kaget ketika mengetahui jika ternyata anaknya telah menikah secara diam-diam, terlebih wanita yang menjadi menantu mereka adalah wanita yang telah mereka tolak sebelumnya.
Cahyo, ayah mereka memiliki watak yang keras. Dia telah dengan tegas menolak dan tidak merestui hubungan putranya dengan seorang gadis dari kalangan biasa-biasa saja. Sebagai seorang pengusaha muda dan sukses yang telah berhasil membuat perusahaan mereka semakin maju, sang ayah ingin agar putranya menikah dengan wanita yang sederajat dengan mereka, wanita yang telah dipilihkan olehnya yang menurutnya cocok dengan tingkat sosial mereka.
Namun bukannya menuruti keinginan sang ayah, Danendra yang sangat mencintai kekasihnya waktu itu malah menikahinya diam-diam tanpa sepengetahuan keluarganya terutama sang ayah, walaupun akhirnya pernikahan mereka hanya berjalan sebentar karena tiba-tiba tanpa tahu alasannya, Danendra ditinggalkan oleh sang istri yang saat itu tengah mengandung anak mereka.
Kevin menjadi tahu, dibalik hidup kakaknya yang tampaknya bahagia dan sempurna, sang kakak menyimpan sendiri penderitaannya karena telah ditinggal oleh orang yang dikasihinya hingga sampai akhir hayatnya dia tak sempat untuk melihat putri kandungnya sendiri.
“Kakak. Sesuai keinginanmu aku akan membawa pulang anakmu ke rumah kita. Aku sudah berjanji dan akan aku penuhi janjiku itu.”
***
Tiga hari kemudian.
Dari dalam mobilnya, Kevin tertegun keheranan melihat Yumna yang duduk di atas ayunan dengan wajahnya yang sedih, sungguh sangat kontras dengan wajah anak-anak lainnya yang terlihat ceria dan bersemangat.
Dia segera turun dari mobil, melihat mimik wajah keponakannya yang seperti itu membuatnya penasaran, namun kemudian dia menyadari sesuatu, hari ini TK tampak lebih ramai dari biasanya, banyak mobil-mobil yang terparkir juga para orang tua murid yang datang.
Kevin memanfaatkan situasi ramai itu untuk mencoba mendekati taman bermain, dia ingin melihat sang keponakan dari dekat untuk pertama kalinya. Akhirnya dia sampai di hadapan Yumna yang termenung sendirian di ayunan, masih dengan mimik wajah sedihnya, dengan sorot mata sendunya, keponakannya tampak termenung duduk sambil menundukkan kepalanya.
Kevin memberanikan diri untuk menghampiri Yumna lebih dekat, dengan ragu berjongkok di hadapan sang keponakan, dengan sorot mata haru, Kevin menatap wajah Yumna yang keheranan melihatnya.
“Hai.” Kevin tersenyum.
Yumna menatap Kevin dengan polos.
“Om siapa?”
Kevin terus tersenyum.
“Nama kamu Yumna kan?”
Yumna mengangguk.
“Om culik ya?” tanyanya lagi masih dengan mimik wajah polosnya.
Kevin menahan tawanya.
“Bukan. Om bukan culik, om orang baik kok.”
Tiba-tiba terdengar pengumuman jika perlombaan akan dimulai, semua orang tua murid dan anaknya diharuskan untuk bersiap. Mendengar pengumuman itu, raut wajah Yumna kembali terlihat sedih. Membuat Kevin akhirnya tahu alasan keponakannya bersedih sedari tadi. Dia melihat sekeliling, para anak bersama orang tua mereka tengah bersiap untuk mengikuti perlombaan.
“Apa kamu mau ikut lomba?”
Yumna menunduk semakin sedih sambil mengangguk.
“Tapi Yumna tidak punya ayah.”
Kevin tersenyum getir. Dia langsung mengingat sang kakak yang telah tiada. Apa yang dikatakan keponakannya ini memang benar, dia sudah tidak mempunyai ayah karena ayahnya memang sudah pergi untuk selama-lamanya.
“Bagaimana kalau Yumna ikut lomba sama om saja?”
Yumna melihat Kevin.
“Tidak mau. Om bukan ayahnya aku.”
Kevin terdiam sejenak.
“Bagaimana kalau Yumna anggap om ini adalah ayahnya Yumna?”
Yumna nampak berpikir.
“Apakah om ini ayah yang dikirim oleh Allah untuk aku karena aku selalu berdoa meminta ayah?” Yumna seketika ingat semua doa-doanya selama ini.
Kevin langsung mengangguk sambil menahan haru, tak menyangka jika selama ini ternyata keponakannya sangat menginginkan sosok seorang ayah.
Mata keponakannya berbinar seketika. Raut wajahnya berubah drastis menjadi sangat senang.
Tiba-tiba Yumna berdiri dan menarik tangan Kevin, dengan cepat mengajaknya untuk berjalan mendekati arena perlombaan.
Yumna terus menarik tangan Kevin dan memberitahu teman-temannya jika itu adalah ayahnya.
Tingkah Yumna langsung menjadi perhatian banyak orang. Selain karena mereka kaget mendengar Yumna yang tiba-tiba mempunyai ayah, tentu saja juga karena sosok Kevin yang menjadi ayahnya. Dengan setelan jas mewah dan elegan, membalut tubuhnya yang tinggi lagi tegap, tampak berdiri dengan gagah dan menyempurnakan wajah tampannya yang mempesona hampir semua wanita disana.
Seperti yang lainnya, Naya sang ibunda yang sedari tadi sibuk menjadi panitia lomba juga kaget tak kepalang melihat putrinya bersama seorang pria, dia langsung menghampiri sang putri dengan setengah berlari.
“Yumna!” Naya mencoba menghentikan Yumna yang terus berjingkrak-jingkrak kegirangan.
“Bunda. Kenapa bunda tidak bilang kalau hari ini ayah Yumna akan datang?”
Naya langsung menarik Yumna ke arahnya.
“Sayang. Tidak boleh seperti itu, dia bukan ayah kamu.” Naya berjongkok mendekati telinga Yumna, berbicara dengan sedikit pelan sambil melihat Kevin dengan sungkan.
Kevin ikut berjongkok, menarik Yumna ke-pelukannya.
“Ayo sayang kita mulai perlombaannya,” ucapnya tak menghiraukan Naya yang keheranan.
Yumna kembali berjingkrak kegirangan, mereka berdua lalu mendekati garis start dimana perlombaan ayah lari sambil menggendong anak segera dimulai.
Kevin segera menyiapkan diri, membuka jasnya lalu menggulung lengan kemejanya, dengan ditatap penuh keheranan oleh Naya juga orang-orang, Kevin segera menaikkan Yumna ke atas pundaknya.
Naya hanya bisa tertegun keheranan melihat pria itu mengikuti lomba demi lomba dengan penuh semangat bersama putrinya, keduanya tampak sangat kompak dan bekerja sama dengan baik. Hingga mereka akhirnya bisa memenangi beberapa perlombaan.
“Wah ibu guru ini pintar sekali cari ayah untuk Yumna,” goda seorang ibu, membuat Naya kaget.
“Iya, dia sangat tampan, dia juga sepertinya kaya. Ibu guru pintar cari pacar. Pokoknya kalian berdua sangat cocok, cantik dan ganteng,” goda ibu lainnya.
Naya hanya tersenyum risih, apalagi ketika ibu-ibu lainnya juga menimpali dan membuatnya semakin bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rinisa
Di balik cadar Aisha, tdk ada lanjutan next kesini...
2024-11-05
0
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
padahal kakek nenek ny yumna pernah hidup susah kan ya...udah kaya koq malah sombong...gk ingat kalau rezeky dan jodoh itu tuhan yg mengatur....
2024-09-06
0
Erna Masliana
tuh kan bener
2024-09-02
0