Perdebatan

Sepulang sekolah, Yanti menyambut kedatangan cucunya dengan sumringah, dia langsung mengajak Yumna untuk masuk sambil bertanya bagaimana dengan sekolah barunya.

Yanti dengan cekatan akan membantu cucunya berganti baju, namun Yumna menolaknya.

“Aku bisa sendiri kok Nek,” ucapnya sambil membuka kancing satu-persatu.

Yanti lalu tertegun melihat bagaimana sang cucu dengan lihai membuka bajunya sendiri. Lalu dengan cepat mengambil bajunya di dalam lemari dan memakainya sendiri juga tanpa meminta bantuan.

Yanti sedikit kecewa, niat hati ingin memanjakan dan merawat sang cucu, tapi rupanya Yumna sudah biasa melakukan semuanya sendiri, dalam hati kembali dia miris berpikir jika semua ini karena salah asuhan dari sang ibu yang sudah terlalu keras padanya.

Yanti lagi-lagi merasa kesal pada Naya, dan kebetulan saat itu juga Naya masuk ke dalam kamar putrinya.

“Ayo bunda aku sudah siap.” Yumna langsung menghampiri ibunya.

“Kalian mau kemana?” tanya Yanti heran.

“Kami mau ke dapur. Aku mau memasak makanan.”

Yanti menyeringai.

“Kamu tidak usah repot-repot. Di rumah ini sudah ada banyak sekali pembantu.”

“Kalian mau makan apa tinggal katakan, mereka akan langsung menyiapkannya.”

Naya langsung melihat Yumna.

“Nenek. Apa kami tidak boleh memasak sendiri?”

“Memangnya cucu nenek ini ingin makan apa? Katakan, nanti nenek akan langsung suruh bibi di dapur untuk membuatkannya.” Yanti tersenyum membungkukkan badannya melihat Yumna

Yumna tak menjawab, dia hanya langsung melirik ibunya.

“Setelah pulang sekolah, kami biasanya melakukan rutinitas masak bersama,” ucap Naya.

“Itu di rumah kalian karena kalian tidak mempunyai pembantu. Kalau disini kalian bisa makan apa saja tanpa kalian harus memasaknya terlebih dahulu.”

Naya melihat jika seketika raut wajah Yumna merengut sedih.

“Yumna sangat suka memasak.” Naya berharap jika Yanti bisa mengerti keinginan cucunya.

“Apa?!” Yanti malah terlihat kesal.

Melihatnya membuat Naya tahu jika mertuanya itu akan mulai mengomel, dia lalu meminta Yumna untuk pergi keluar duluan.

Yumna segera berlari keluar kamar.

“Apa kamu waras? Usianya baru lima tahun dan kamu biarkan dia bermain di dapur?” Yanti memelototi Naya.

Naya memijat keningnya sambil menarik napas panjang, dia tahu jika perdebatan kembali akan dimulai.

“Di dapur banyak sekali benda berbahaya, ada pisau dan barang mudah pecah lainnya, belum lagi kompor dan wajan yang panas! Kamu ya benar-benar keterlaluan, sama sekali tak becus mengurus anak, untung saja kami bisa cepat menemukan cucuku, kalau tidak aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada cucuku jika lama-lama tinggal denganmu.” Yanti mulai mengoceh dengan marahnya.

Naya yang sebenarnya malas meladeni hanya menarik napas panjang.

“Apa kamu tak mampu membelikannya mainan masak-masakan?” tanya Yanti sambil tersenyum meledek.

“Apa semiskin itukah kamu hingga tak mampu membelikannya mainan?”

Naya hanya tersenyum mendengar perkataan Yanti.

“Aku menang tak kaya harta, tapi aku tak miskin ilmu. Sekali-kali bacalah buku seputar anak, cara menstimulasi otak dan pertumbuhan anak. Melakukan kegiatan bersama seperti contohnya memasak banyak sekali manfaatnya untuk anak.”

"Hah! Sok pintar!"

Naya tak ingin memperpanjang perdebatan ini, karena baginya percuma, menjelaskan apa saja manfaat yang didapat dari memasak bersama, ibu mertuanya tetap tak akan mengerti.

Dia pergi meninggalkan Yanti yang masih mengoceh tak karuan, sambil berpikir jika sepertinya sekarang dia harus mencari kegiatan pengganti yang bisa dilakukannya dengan sang putri.

Seandainya mertuanya tahu jika banyak sekali manfaat yang didapat dengan mengajak anak memasak bersama di dapur, selain bisa melatih keterampilan gerak sensorik dan motorik anak, mengasah kreativitas anak, mendorong kemampuan bekerja sama, membangun rasa percaya diri, juga meningkatkan bonding antara ibu dan anak.

Walaupun begitu, Naya tak ingin memaksakan kehendaknya dengan tetap ingin memasak bersama putrinya di dapur, karena ini bukan rumahnya. Dia hanya akan mencari kegiatan lain yang bisa dilakukannya bersama Yumna.

***

“Bagaimana dengan istri barumu.”

“Sayang. Kumohon jangan seperti itu,” jawab Kevin sambil memegang tangan kekasihnya, Claudia.

Claudia tersenyum.

“Sebenarnya aku ingin sekali marah dan cemburu, tapi aku tahu pasti alasannya kenapa kamu harus menikahinya.”

Kevin menarik sang kekasih ke dalam pelukannya.

“Aku minta maaf dan terima kasih atas pengertiannya.”

Claudia melepaskan pelukan itu dan melihat wajah sang kekasih.

“Tapi pengertianku ini ada batasnya.”

“Aku tahu.” Kevin kembali menariknya kembali ke dalam pelukannya.

“Lalu sampai kapan?”

“Semoga ini takkan lama, setelah Yumna cukup dekat dengan kita, bisa berpisah dengan ibunya, aku akan segera mengurus perceraian.”

“Kalau wanita itu tidak mau, bagaimana?”

“Dia tidak punya pilihan. Mau tak mau, suatu hari nanti dia tetap harus meninggalkan rumah kami.”

“Semoga itu tak lama lagi, jangan sampai orang tuaku mendengar tentang semua ini, mereka akan sangat marah jika tahu kamu sudah menikahi wanita lain.”

“Iya sayang aku mengerti.”

Claudia mempererat pelukannya, entah mengapa dia sangat mencintai lelaki di pelukannya walaupun dia tahu jika status kekasihnya saat ini adalah sebagai seorang suami dari seorang wanita beranak satu.

Tentunya karena dia tahu persis alasan kenapa pria yang sudah hampir tiga tahun dipacarinya ini terpaksa menikahi wanita itu. Semuanya dia lakukan demi sang keponakan yang baru ditemukannya.

“Aku sangat ingin sekali bertemu dengan Yumna.” Claudia melepaskan pelukannya.

“Katamu dia lucu dan menggemaskan. Aku jadi sangat ingin bertemu dengannya.”

Kevin tersenyum.

“Tentu saja sayang kalian harus bertemu. Nanti aku atur waktunya ya.”

Claudia mengangguk manja.

***

Malam hari.

Yumna yang sedang bermain-main dengan kakek dan neneknya, menyambut kedatangan Kevin yang baru pulang kerja dengan riang. Dia segera menghambur ke pelukan sang ayah.

“Sayang. Biarkan ayahmu mandi dan ganti baju dulu ya.” Yanti mengambil Yumna dari Kevin.

Yumna kembali bermain, namun kemudian dia dibuat bengong melihat sang ayah malah berjalan menaiki tangga.

“Ayah. Kenapa ayah ke atas? Kamar bunda kan di bawah.” Yumna berlari menuju Kevin.

Yanti dan Cahyo dibuat kaget melihat Yumna menarik tangan Kevin menuju kamar ibunya.

“Sayang. Kamar ayah di atas.” Kevin berusaha menghentikan Yumna.

Yumna langsung melihat ayahnya.

“Tapi kan semua ayah dan bunda tidur satu kamar, itu kata teman-temanku.”

“Kakek dan nenek juga tidur satu kamar, kenapa ayah dan bunda tidak?”

Kevin melihat ayah dan ibunya yang juga tampak bingung.

“Ayah ayo cepat masuk ke kamar bunda lalu mandi.” Yumna kembali menarik tangan sang ayah hingga di depan pintu kamar ibunya, dia lalu membukanya dan mendorong Kevin untuk masuk kesana.

Naya yang sedang membaca buku langsung berdiri kaget tiba-tiba Kevin masuk ke kamarnya dengan didorong oleh Yumna.

Yumna lalu pergi keluar kamar dan menutup pintunya dari luar.

Kini tinggallah Kevin dan Naya yang saling berdiri berhadap-hadapan.

“Yumna menyuruhku untuk mandi disini,” ucap Kevin mencoba menjelaskan.

Naya hanya mengangguk mengerti, dia tahu kenapa putrinya melakukan hal itu.

“Pergilah ke kamar anda, aku akan keluar untuk mengalihkan perhatian Yumna.” Naya menyimpan bukunya lalu berjalan keluar kamar.

Beberapa saat kemudian.

Kevin menuruni tangga dengan tergesa-gesa agar Yumna yang sedang diajak bermain oleh Naya di taman dekat kolam renang tidak melihatnya.

Setelah itu dia segera menghampiri Yumna dan bermain bersamanya. Setelah beberapa saat Yumna terlihat mengantuk, dia lalu mengajak ayah dan ibunya untuk tidur.

“Malam ini boleh kan Yumna tidur di kamar ayah dan bunda?” tanyanya sambil memegang tangan keduanya.

 

 

Terpopuler

Comments

ferdi ferdi

ferdi ferdi

thor bikin kevin cinta ke naya dong

2024-12-13

0

Miss Typo

Miss Typo

berharap Kevin bucin ke Naya

2025-01-02

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Nah loh 🤭

2025-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!