Kakak dan Adik Ipar

"Iya. Hanya karena Yumna."

Kevin menarik napas panjang. Kecewa.

"Baiklah," ucapnya kemudian sambil berjalan menuju pintu balkon, membukanya lalu berdiri disana.

Naya keheranan dengan pertanyaan Kevin tadi, dia sama sekali tak mengerti akan maksud dari pertanyaan itu.

Sementara Kevin tampak merenung seorang diri, mencoba meredam rasa yang mengganggu pikiran juga hatinya.

"Aku akan pergi besok," ucap Naya yang ternyata sudah berdiri di sampingnya.

"Besok aku akan mencari rumah kontrakan baru. Jika aku sudah menemukannya, aku akan segera memberikan alamatnya padamu, jadi jika Yumna ingin bertemu denganku, kamu bisa membawanya kesana."

"Nay. Dengarkan aku!" Kevin mencoba menghentikan ocehan istrinya.

"Berhenti memanggilku Nay, kita tidak sedekat itu." Naya merasa risih.

Kevin tergelak.

"Hubungan apa yang lebih dekat dari hubungan suami dan istri?"

"Kenapa akhir-akhir ini kamu lebih sering mengingatkan akan status pernikahan kita?"

"Karena kenyataannya kamu memang istriku dan aku suamimu."

"Memang betul. Tapi apa kamu lupa jika pernikahan kita hanya formalitas?"

"Pernikahan formalitas ini juga harus segera diakhiri. Orang tuamu pasti akan marah jika tahu kamu belum mengurus perceraian kita," ucap Naya lagi sambil melirik Kevin.

Kevin tertegun mendengar lontaran kata demi kata yang diucapkan Naya padanya. Tak ada yang salah, apa yang diucapkan Naya memang benar adanya, bahkan dia sendiri yang menamakan pernikahan mereka adalah pernikahan formalitas. Jadi jangan berharap jika Naya akan bertahan disisinya hanya karena pernikahan mereka. Seperti jawabannya tadi, semuanya hanya karena Yumna.

"Mengenai Yumna, apa yang kamu katakan tadi siang memang benar. Meninggalkannya tiba-tiba hanya akan membuatnya sangat menderita."

"Karena itu aku harus secara perlahan melakukannya."

"Perlahan mengurangi intensitas pertemuan hingga lama kelamaan Yumna akan terbiasa hidup tanpa ada aku disisinya," ucap Naya panjang lebar dengan tatapan kosong ke depan.

"Lalu setelah itu, apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku tidak tahu." Suara Naya terdengar melemah.

"Selama ini aku sudah merancang hidupku ke depan bersama Yumna. Kini ketika Yumna tak ada di sisiku lagi, aku seperti kehilangan arah."

"Aku seperti tak punya tujuan hidup, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Memulai dari mana dan seperti apa," ucapnya lagi masih dengan tatapan kosongnya,

Kevin melirik Naya yang seperti tengah menahan tangisnya.

"Jika kamu mau, kita masih bisa memanfaatkan pernikahan kita ini, dan membuat Yumna tetap ada disisimu."

"Apa maksudmu?" Naya kaget.

"Secara hukum Yumna adalah anak kita, di aktanya tertulis nama kita sebagai orang tuanya, jadi secara hukum kita lebih berhak atasnya."

"Kita bisa mengambil Yumna dengan mudah dari wanita itu. Melalui proses pengadilan."

"Tapi Kayla ibu kandungnya." Naya menggelengkan kepalanya.

"Tapi wanita itu telah menelantarkan anaknya sendiri dengan meninggalkannya padamu semenjak dia masih bayi."

"Asal kamu mempunyai bukti jika Kayla yang sengaja meninggalkan anaknya padamu, maka kita akan menang. Apalagi jika ditambah Yumna lebih memilih untuk tinggal bersama kita."

Naya berpikir keras.

"Tidak. Aku tak bisa melakukan itu. Biar bagaimanapun Kayla ibu kandungnya, dia berhak untuk hidup bersama putrinya, begitu juga sebaliknya, Yumna berhak merasakan kasih sayang dari ibu kandungnya."

"Lagi pula jika kita tetap melakukan itu, itu berarti kita tak boleh berpisah, tak boleh bercerai, benarkan?"

"Iya dan kamu sangat ingin bercerai denganku." Kevin menyunggingkan senyum sinisnya.

"Tentu saja. Kita tak bisa terus saling terikat dengan pernikahan palsu ini. Mau sampai kapan? Aku yakin jika kamu mempunyai impian masa depan, menikah dengan seorang yang kamu cinta dan mempunyai anak."

"Tentu saja. Aku punya kekasih dan ingin menikahinya," jawabnya sambil termenung memikirkan Claudia.

"Karena itu cepatlah akhiri pernikahan ini." Naya melihat Kevin.

Keduanya terdiam.

"Kamu juga, apa punya pacar yang ingin menikahimu?"

Naya tersenyum.

"Aku tidak punya pacar. Tak ada laki-laki yang mau pada wanita beranak satu."

Kevin langsung melihat Naya yang masih tersenyum.

"Aku juga terlalu bahagia hidup berdua hanya dengan Yumna, bisa jadi itu juga penyebab aku tidak memikirkan laki-laki," ucapnya lagi masih sambil tersenyum memikirkan putrinya.

"Pria kemarin itu?"

"Siapa? Aziz? Dia hanya temanku. Hubungan kami tak lebih dari sekedar pertemanan."

"Jangan naif. Kamu tahu jika dia menyukaimu." Kevin tersenyum kecil.

Naya tak menjawab. Dia malah melirik Kevin di sebelahnya.

"Kamu sendiri? Aku harap pacarmu tidak tahu jika kamu menikahiku."

"Dia tahu," jawab Kevin cepat.

"Apa dia marah?" Naya kaget.

"Tidak. Dia mengerti kenapa kita harus menikah."

"Tapi dia pasti tetap terluka, jangan membuatnya kecewa lagi, cepatlah urus perceraian kita dan nikahilah dia."

Kevin terdiam.

"Sudah malam, sebaiknya kamu pulang." Naya berjalan meninggalkan Kevin.

***

Kedatangan Claudia disambut hangat oleh Yanti, dengan wajah sumringah dia mengajak pacar putranya itu untuk masuk ke dalam.

"Maaf Tante pagi-pagi sekali aku sudah kesini. Sebelum pergi ke luar negeri aku ingin bertemu dulu dengan Kevin."

"Tidak apa-apa. Tante senang melihatmu kesini, sudah lama kita tidak bertemu. Apa kamu sudah sarapan? Kalau belum ayo kita sarapan dulu." Yanti menggiring Claudia menuju meja makan.

Mereka telah sampai di meja makan. Namun kemudian Claudia dibuat kaget melihat seseorang yang dikenalnya ada disana.

Kayla juga tak kalah kaget. Wajahnya pucat melihat Claudia berdiri di hadapannya.

Keduanya tak berkata-kata, hingga Kevin datang dan menghampiri kekasihnya.

"Apa kamu jadi berangkat ke Singapura?"

"I-iya." Claudia gagap karena masih syok melihat Kayla.

"Duduklah. Ikutlah sarapan bersama kami."

Claudia duduk di samping Kevin. Masih dengan terus melihat Kayla tak percaya.

Beberapa saat kemudian.

"Ayah siapa Tante itu?" Yumna menunjuk Claudia yang sedang mengobrol dengan neneknya.

"Oh. Dia teman ayah sayang."

"Ayah. Aku tak suka ayah berteman dengan wanita selain bunda." Yumna sepertinya marah.

Kevin hanya tersenyum.

Sementara itu.

"Apa Tante? Dia ibu kandungnya Yumna?"

"Iya. Apa Kevin tak cerita kalau wanita yang terpaksa dinikahinya kemarin itu ternyata bukan ibu kandungnya Yumna?"

"Dia cerita Tante, tapi..." Claudia tak sanggup meneruskan kata-katanya karena Kayla yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Yanti lalu mengenalkan keduanya.

"Kalian mengobrol dulu ya, Tante mau lihat Yumna dulu sebentar."

Kini hanya tinggal Claudia dan Kayla yang berdiri saling berhadapan.

Claudia menatap Kayla sinis.

"Apa dia benar anakmu atau hanya rekayasamu agar kamu bisa masuk ke dalam keluarga ini?"

"Sayang sekali karena Yumna adalah anak kandungku, cucu tunggal keluarga ini adalah anak yang lahir dari rahimku." Kayla tertawa sombong.

"Benarkah? Aku harap mereka tidak mengusirmu kalau tahu siapa kamu sebenarnya." Claudia tersenyum sinis.

"Kamu tidak akan mengatakan apapun pada mereka karena aku juga akan membuka rahasia kakakmu," bisik Kayla sambil tersenyum licik.

"Aku yakin jika Kevin tak akan mau menikahi adik dari orang yang telah membunuh kakaknya."

Claudia terhenyak kaget.

"Terima saja jika nasib mempertemukan kita kembali sebagai kakak dan adik ipar," bisik Kayla sambil tersenyum sinis.

Terpopuler

Comments

Sri Wulandari

Sri Wulandari

Ternyata kayla pergi ninggalin danendra kabur dg kakaknya claudya😔

2024-12-11

0

Miss Typo

Miss Typo

makin seru

2025-01-03

0

Dewi Kasinji

Dewi Kasinji

rahasia apa ini ya... 🤔🤔🤔

2024-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!