Di taman bermain sekolah.
“Menikah dengan anda?” Naya terkesiap kaget mendengar perkataan Kevin.
“Hanya pernikahan formalitas. Hanya agar kamu bisa tetap bersama Yumna juga Yumna bisa tinggal bersama kami.”
“Jika kamu setuju aku akan batalkan gugatan pengajuan hak asuh anak.”
Naya tertegun.
“Lagi pula tak akan kubiarkan laki-laki asing untuk menjadi ayahnya Yumna. Tak ada yang lebih baik dari aku untuk menjadi ayahnya, karena aku adalah pamannya sendiri, bukan orang asing baginya.”
“Yumna juga sudah terlanjur mengenal aku sebagai ayahnya, karena itu aku akan menyayanginya seperti anakku sendiri. Aku akan menebus lima tahun di hidupnya yang terpaksa harus tumbuh tanpa sosok seorang ayah dengan memberikannya limpahan kasih sayang seorang ayah yang selama ini dia rindukan.” Kevin menatap Naya sinis.
“Tapi kenapa harus dengan kita menikah? Aku sudah mengatakan kepada ibu anda jika kalian bisa menemui Yumna kapanpun yang kalian inginkan.”
“Kamu pikir hanya menemuinya sesekali cukup untuk kedua orang tuaku untuk meluapkan rasa rindu dan sayangnya pada cucu yang baru mereka temukan?”
Naya tertegun kebingungan.
Tiba-tiba keduanya dikagetkan oleh kedatangan Yumna yang berlari ke arah mereka.
Kevin segera menyambutnya sambil merentangkan kedua tangannya dengan setengah berjongkok. Membuat Yumna langsung mendarat tepat di dada sang paman.
Yumna tertawa bahagia, dia lalu memeluk Kevin dengan erat lalu melepaskan pelukannya dan menatap wajah pamannya dengan lekat.
“Oh iya. Kata teman-temanku om ini bukan ayahnya aku,” ucapnya sambil menunjuk teman-temannya yang sedang bermain.
Kevin tersenyum sambil membelai rambut keponakannya dengan lembut.
“Katakan pada mereka jika mereka salah. Katakan pada semua teman kamu jika om ini adalah ayah kamu.”
Wajah Yumna berbinar seketika. Tapi kemudian redup lagi sambil melirik sang ibu di belakang Kevin.
“Kata bunda juga om ini bukan ayahnya aku.”
Kevin langsung berdiri sambil menggendong Yumna lalu berbalik melihat Naya di belakangnya.
“Coba tanyakan sekali lagi sama bunda, apakah aku ini ayahmu atau bukan?”
Yumna segera menuruti perintah Kevin, bertanya pada ibunya apakah Kevin itu ayahnya atau bukan.
Naya menatap sendu wajah putrinya yang menatapnya dengan penuh harap, berharap jika dirinya akan menjawab jika laki-laki yang menggendongnya adalah memang benar ayahnya.
Naya hanya memberikan jawaban dengan anggukan kecil. Tak ingin mengecewakan sang putri.
Yumna berteriak kegirangan, dia langsung memeluk Kevin erat dan seolah tak ingin melepasnya lagi.
Melihat itu, Naya tampak semakin bingung. Apakah dia harus menerima pernikahan formalitas itu demi kebahagiaan Yumna juga demi dirinya yang tak ingin dipisahkan dari sang putri.
***
Di atas kursi roda, Cahyo termangu melihat anak kecil yang berdiri di hadapannya sambil pula menatapnya dengan polos.
“Kakek?” gumam Yumna membuat Cahyo langsung mengerutkan keningnya.
“Nenek. Apa dia kakek aku?” Yumna melirik Yanti yang berdiri di sampingnya.
Yanti langsung mengangguk sambil menahan tangisnya.
Cahyo langsung melihat istrinya.
“Siapa anak ini? Kenapa dia memanggilku kakek? Kenapa juga wajahnya sangat mirip dengan Danendra?”
Yanti segera menghampiri suaminya.
“Dia cucu kita. Dia putrinya Danendra.” Bisik Yanti tak ingin Yumna mendengar.
Cahyo langsung melihat istrinya tak percaya.
Dia juga langsung mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, saat itu putranya Danendra datang menemuinya dan mengatakan jika ingin menikahi gadis pilihannya sendiri.
“Siapa nama orang tuanya? Apa ayah mengenalnya? Dia lulusan dalam atau luar negeri? Apa nama perusahaan ayahnya?”
“Dia sudah tidak mempunyai orang tua, dia hanya lulusan SMA. Dia hanya gadis biasa ayah.”
Cahyo ingat betul bagaimana waktu itu wajahnya langsung memerah karena marah.
“Berani sekali kamu masih meminta restu dari ayah padahal ayah jelas-jelas tak akan pernah merestuinya.”
“Tapi aku sangat mencintainya dan ingin menikahinya ayah.”
“Cepat tinggalkan dia! Ayah tak akan pernah merestui hubunganmu dengannya.” Cahyo menatap wajah sang putra tajam.
“Kamu harus segera meninggalkannya dan menikah dengan wanita pilihan ayah.”
Sekelebat bayangan itu melintas di ingatannya, seolah memberinya petunjuk jika anak di hadapannya ini mungkinkah adalah anak putranya dengan wanita itu.
“Apa kamu sudah pastikan jika dia adalah putri kandung Danendra?” Cahyo melihat istrinya.
Yanti langsung mengangguk.
“Kevin memegang hasil tes DNA-nya.”
“Kevin tahu?”
“Iya. Dia yang berhasil menemukan anak ini. Wasiat putra kita sebelum meninggal dia ingin agar Kevin menemukan putrinya dan membawanya pada kita.” Yanti kembali berbicara sambil menahan tangisnya.
Yumna yang sedari tadi berdiri tak mengerti kemudian berjalan mendekati sang kakek, rupanya kursi roda yang diduduki Cahyo sedikit menarik perhatiannya.
“Kursi ini kan untuk orang yang tidak bisa jalan.” Yumna memegang kursi roda itu.
“Kaki kakek kenapa? Apa kaki kakek sakit?” tanyanya polos sambil berjongkok melihat-lihat kaki kakeknya.
Cahyo hanya tertegun mendengar celotehan polos sang cucu.
Yanti segera menghampiri cucunya, ikut berjongkok di depan suaminya.
“Iya sayang. Kaki kakek lagi sakit.”
“Apa kakek nakal dan suka lompat-lompat?”
Yanti menahan tawanya. Begitu juga dengan Cahyo yang langsung menurunkan kakinya ke lantai.
“Kaki kakek baik-baik saja.” Cahyo berusaha untuk berdiri.
Yanti langsung berdiri membantu suaminya.
Kini Cahyo sudah berdiri untuk memperlihatkan kakinya yang baik-baik saja.
“Kakek tadi pura-pura kakinya sakit ya? Kakek nakal, kata bunda kita tidak boleh berbohong.” Yumna memarahi kakeknya.
Yanti dan Cahyo langsung tertawa bersamaan.
Cahyo langsung membungkukkan badannya dan merentangkan kedua tangannya.
“Boleh kakek menggendongmu?”
Yumna langsung menghambur pada pelukan kakeknya, seolah tahu jika ada ikatan batin yang kuat diantara mereka yang membuat keduanya langsung saling menyayangi dan akrab satu sama lain.
Kevin masuk ke dalam ruangan lalu tersenyum melihat ayahnya yang tiba-tiba sembuh sedang tertawa sambil menggendong Yumna. Semakin membuatnya yakin jika memang dia harus membawa Yumna untuk tinggal bersama mereka, walaupun dengan cara dia harus menikahi ibunya.
***
Cahyo hanya tertegun mendengar Kevin yang memutuskan untuk menikahi ibunya Yumna, wanita yang dulu dia tolak mentah-mentah bahkan sebelum dia sempat bertemu dan melihat wajahnya.
“Tapi apakah kamu harus berkorban sebesar ini nak?” Yanti menatap sang putra.
“Demi kebahagiaan Yumna, demi keluarga utuh yang selalu diimpikannya selama ini, tak masalah bagiku ibu.”
Cahyo tak mengatakan apapun, dia sendiri sebenarnya tidak menyetujui keputusan sang putra namun dia setuju dengan apa yang dikatakannya, cucunya sudah amat sangat menderita pikirnya harus hidup serba sederhana dengan ibunya selama ini. Mengetahui wasiat terakhir sang putra juga yang membuatnya terpaksa harus setuju dengan keputusan putra bungsunya.
Mengambil hak asuhnya dengan paksa juga bukan jalan keluarnya, istrinya benar, Yumna tidak boleh dipisahkan dari ibunya di usianya yang masih kecil seperti ini.
“Apa tak masalah bagimu menikahi mantan istri kakakmu sendiri?” Cahyo melihat sang putra.
“Hanya pernikahan formalitas, bukan untuk sungguh-sungguh. Pernikahan akan berakhir jika Yumna sudah cukup dekat dengan kita dan sudah bisa berpisah dengan ibunya, maka aku akan menceraikannya.”
Yanti dan Cahyo hanya bisa terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Miss Typo
Kevin akan bucin sama Naya nantinya, walaupun akan sulit awalnya Naya harus kuat dan bersabar
2025-01-02
0
ferdi ferdi
karma itu berlaku kevin, jangan2 nantinya kamu sendiri yg ga bisa ninggalin naya
2024-12-13
0
fitriani
kevin kurang ajar niat awalnya aja udh bikin kesel gmn nanti kl bnr2 terjadi...
2024-09-15
0