Sepeninggal Naya tangis Kayla semakin menjadi.
"Aku tidak menyangka dia melakukan ini. Padahal aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. " Kayla tersedu.
Semuanya terdiam, melihat wanita itu terus menangis dengan sedihnya.
"Selama ini aku sudah lelah mencari keberadaan keduanya. Aku juga sama sekali tak menyangka jika dia akan menjadikan putriku umpan agar dia bisa masuk ke dalam keluarga kalian."
Mendengar itu Yanti membelalakkan matanya kaget, begitu juga dengan Cahyo.
Sementara Kevin hanya tertegun mendengarkan.
"Sekarang aku hanya ingin bertemu dengan putriku. Aku sangat merindukannya." Kayla menyeka air matanya sambil melihat Yanti.
Yanti langsung melihat suaminya dan Kevin bergantian, Cahyo mengangguk memberi izin untuk Kayla pergi menemui Yumna.
Yanti lalu mengajak Kayla untuk memasuki kamar cucunya, sementara Cahyo yang sepertinya syok dengan kejadian yang baru saja terjadi langsung pergi menuju kamarnya.
Kini hanya tinggallah Kevin yang termenung seorang diri, seakan sedang mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga tiba-tiba terdengar tangisan Yumna yang begitu menggema, memanggil bundanya berkali-kali.
***
Kevin memeluk Yumna yang menangis sesenggukan di pundaknya, dengan melingkarkan tangannya pada leher sang ayah, Yumna terus bertanya dimana keberadaan ibunya.
"Ayah. Yumna cuma mau Bunda ayah," pinta Yumna dengan tersedu-sedu.
Kevin tak menjawab, dia hanya terus meminta agar Yumna berhenti menangis.
"Jangan menangis lagi sayang. Nanti luka di kepalanya tambah sakit."
Yumna tak mendengarkan, dia hanya terus tersedu-sedu menanyakan sang ibu
Yanti dan Kayla hanya tertegun melihat keduanya, tak bisa berbuat apapun karena yang Yumna inginkan hanya Naya.
Kayla akan menghampiri putrinya, namun Kevin tiba-tiba memberikan isyarat agar dia tak mendekatinya, Kevin bahkan meminta Yanti agar membawa Kayla keluar dari kamar.
Yanti menuruti kehendak putranya, segera membawa Kayla keluar dari sana.
Di luar, Kayla kembali menangis di sofa, dimana Yanti duduk di depannya.
"Yumna bahkan menolak aku sebagai ibunya." Kayla tersedu.
Yanti sepertinya turut merasa iba, sebagai seorang ibu, dia mengerti akan perasaan Kayla yang selama ini terpaksa harus berpisah dari putrinya.
"Sepertinya memang akan sulit, tapi saya yakin jika lama-kelamaan Yumna akan melupakan wanita itu." Yanti kembali merasa geram pada Naya.
"Dasar wanita jahat. Kenapa dia tega sekali mengambil seorang anak dari ibunya. Benar-benar jahat!" Yanti semakin geram.
Kayla terisak.
"Tapi apa hubunganmu sebenarnya dengan Naya?" tanya Yanti yang penasaran.
Kayla menyeka air matanya, bersiap untuk bercerita.
"Naya adalah adik sepupuku, semenjak kecil dia diurus oleh kedua orang tuaku karena kedua orang tuanya sudah meninggal."
Yanti mendengarkan dengan seksama.
"Setelah kedua orang tuaku juga tiada, kami hanya hidup berdua, aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri."
"Waktu aku menikah dengan Danendra, aku bahkan membawanya ikut denganku, sampai aku melahirkan Yumna kami selalu bersama-sama."
"Sampai pada suatu hari, disaat anakku baru berumur enam bulan, dia pergi membawa Yumna dariku." Kayla kembali menangis dengan sedihnya.
Kevin yang ternyata sudah keluar dari kamar Yumna, tertegun mendengarkan cerita Kayla.
Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pada ceritanya.
Dia memang belum mengenal Naya dengan baik, namun mustahil bagi seorang Naya tega memisahkan seorang anak dari ibunya apalagi ketika anak itu masih kecil.
Kevin lantas menghampiri ibunya untuk pamit pergi sebentar.
"Kamu akan kemana nak?"
"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan dulu ibu," jawabnya sambil melangkah dengan cepat keluar rumah.
Sementara itu.
Naya tertegun berdiri di depan rumah bi Wati, sambil melirik rumah kontrakan yang dulu dihuni olehnya bersama sang putri, rumah yang baginya menyimpan banyak kenangan itu nampaknya sudah ditempati penghuni yang baru.
Naya kembali melihat rumah bi Wati di depannya, sambil memegang koper miliknya, dia terlihat ragu untuk masuk dan mengetuk pintu rumahnya
Cukup lama Naya tertegun, hingga tiba-tiba terdengar suara mobil yang berhenti di belakangnya, dia membalikkan tubuhnya dan kaget melihat jika itu adalah Aziz, temannya.
"Naya. Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Aziz seketika turun dari mobilnya.
Naya berusaha menyunggingkan senyuman.
"Aku hanya ingin berkunjung ke rumah bi Wati." Naya menggeser koper ke belakang tubuhnya, berharap jika Aziz tak melihatnya.
"Ada apa?" Aziz tahu jika telah terjadi sesuatu.
"Tidak ada apa-apa." Naya masih berusaha menyembunyikan.
"Bi Wati tidak ada di rumah, kemarin aku lihat anaknya datang menjemputnya."
Naya kaget. Aziz tak mungkin salah, dia pasti tahu karena rumah mereka yang berdekatan.
"Aku tahu terjadi sesuatu, sebaiknya kamu masuk ke mobil, kita bicara di dalam."
Naya tertegun.
Tiba-tiba Aziz menghampirinya untuk mengambil koper Naya dan membawanya menuju ke mobil.
Namun kemudian, sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah mereka.
Mobil itu lalu berhenti di belakang mobil Aziz, Kevin lantas turun dengan tergesa-gesa.
Aziz hanya terdiam ketika Kevin mengambil paksa koper milik Naya di tangannya.
Kevin lalu memasukkan koper itu ke dalam mobilnya, setelah itu dia lalu menghampiri Naya dan menarik tangannya.
Naya dengan cepat menepis tangan Kevin.
"Masuklah ke mobil." Kevin membentak Naya.
Naya yang sebenarnya ketakutan hanya menggeleng sambil menahan air matanya.
Aziz tak bisa melakukan apapun, dia tahu jika dia tak bisa ikut campur urusan rumah tangga orang lain.
"Masuklah. Sebelum aku paksa."
"Tidak." Naya kembali menggelengkan kepalanya.
Naya melihat Aziz. "Tolong bawa aku dari sini."
Aziz akan berjalan menghampiri Naya, tapi Kevin langsung memintanya untuk tetap berdiri di tempatnya.
Kevin kembali memegang tangan Nayla dan menariknya lagi ke dalam mobilnya.
Naya kembali memberontak.
Kevin melihat Naya tajam.
"Jangan lupa jika statusmu masih istriku. Aku berhak melakukan apapun padamu."
Mendengar itu Naya langsung terdiam. Dia akhirnya menurut ketika Kevin menariknya untuk memasuki mobil.
Kevin lalu melajukan kendaraannya dengan cepat, meninggalkan Aziz yang hanya bisa terdiam saja.
Di dalam mobil.
Naya hanya terduduk pasrah, dia tak peduli Kevin akan membawanya kemana. Walaupun dia akan dibawa ke kantor polisi sekalipun.
Sementara Kevin tetap fokus mengemudikan kendaraannya, dengan wajahnya yang sedikit penuh amarah.
"Apa yang akan kamu lakukan dengan pria itu?" tanya Kevin tiba-tiba.
Naya langsung melihat Kevin. Namun tak berniat menjawab pertanyaannya. Dia langsung memalingkan wajahnya lagi.
Kevin tiba-tiba menghentikan laju kendaraannya.
Membuat Naya kaget dan langsung kembali melihat Kevin disampingnya.
"Apa kamu lupa jika statusmu masih sebagai istriku. Kamu tak bisa pergi begitu saja apalagi dengan lelaki lain."
"Aku tak berniat pergi dengannya. Kami tak sengaja bertemu."
"Terserah apa alasanmu, tapi sebelum kamu pergi kemanapun yang kamu inginkan, kamu harus menjelaskannya dulu padaku tentang semuanya."
"Apa yang ingin kamu dengar dariku?"
"Semuanya. Kenapa kamu mengambil Yumna dari ibunya?"
Naya terdiam. Pandangannya lurus ke depan, tak memperdulikan Kevin yang terus melihatnya menunggu jawabannya.
"Kenapa tidak menanyakannya langsung pada dia, dia pasti akan menceritakan semua yang ingin kalian ketahui."
"Aku ingin mendengarnya darimu." Kevin tiba-tiba menarik tangan Naya agar wanita itu melihat ke arahnya.
"Katakan!"
Keduanya saling bertatapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Miss Typo
ayo Naya jujur sm Kevin cerita kan semua, Kevin lebih percaya kamu daripada cerita Kayla
2025-01-03
0
Sri Mulyani
air mata buaya kayla
2024-10-02
0
fitriani
kayla pasti ngarang bebas padahal dy yg ninggalin yumna demi laki2 lain skr malah naya yg dijadiin kambing hitam bwt kesalahan dy....
2024-09-15
0