Adik Bayi

Keduanya saling bertatapan tajam.

"Kakakku tak ada hubungannya dengan kematian Danendra. Kamu hanya ingin menggertakku saja." ucap Claudia pelan.

Kayla tersenyum.

"Sebaiknya kamu tanyakan sendiri pada kakakmu itu, apa yang sudah dilakukannya pada mobil Danendra. Jika kakakmu tidak mengakuinya, baru aku akan menunjukkan bukti keterlibatannya padamu."

Claudia termenung.

"Tidak salah kakakku membuangmu. Kamu memang wanita yang licik."

Kayla tergelak.

"Kamu keliru. Kakakmu tidak membuangku. Tapi aku yang meloloskan diri darinya. Aku tidak tahan karena dia terlalu terobsesi padaku."

"Lagi pula dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Makanya aku pergi darinya dan datang ke rumah ini." Kayla melihat sekeliling rumah.

"Tunggu saja. Aku akan memberitahu kakakku jika kamu tinggal di rumah ini. Dia akan datang kesini dan memberitahu semua orang akan kebusukanmu."

"Dia tidak akan berani mengusikku. Ingat jika aku mempunyai bukti keterlibatannya dalam kematian putra sulung keluarga ini. Jika mereka tahu, bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan oleh Kevin dan orang tuanya pada kalian."

Claudia menelan ludah.

Keduanya langsung terdiam ketika Kevin menghampiri mereka.

"Sayang maaf. Aku tak bisa mengantarmu ke Bandara." Kevin melihat Claudia dengan wajah menyesal.

"Lho kenapa? Aku sudah menyuruh sopirku tadi pulang, aku pikir kamu bisa mengantarku ke bandara."

Kevin melihat Yumna yang sedari tadi terdiam dengan wajah cemberutnya.

"Yumna. Dia tak suka aku berdekatan denganmu."

Claudia kaget, dia langsung melihat Yumna.

Yumna langsung memalingkan wajahnya kesal ketika Claudia melihatnya.

"Maaf sayang. Kamu ke bandara diantar oleh sopir ayahku saja, bagaimana?"

Claudia terpaksa mengangguk. Dengan wajah kesal namun ditahannya dia melihat Kevin dan Yumna memasuki mobil.

"Tante harap kamu mengerti. Anak-anak memang seperti itu, tapi nanti jika Yumna sering bertemu denganmu, lama kelamaan dia pasti akan menyukaimu." Yanti yang baru saja datang mencoba membesarkan hati Claudia.

"Tidak apa-apa Tante. Aku mengerti kok." Claudia tersenyum.

Sementara Kayla tampak terus menyeringai, seolah menertawakan tingkah putrinya yang tidak menyukai Claudia.

Yanti lalu pergi memanggil sopirnya dan memintanya untuk memasukkan koper Claudia ke dalam mobil.

"Sepertinya jalanmu untuk masuk ke keluarga ini tidaklah mudah. Pintar-pintarlah untuk mengambil hati anakku, asal kamu tahu kalau Kevin sangat menyayangi Yumna."

"Jangan menasihatiku. Kamu sendiri apa sudah bisa mengambil hati anakmu itu? Aku lihat sepertinya Yumna juga tidak menyukaimu." Claudia balik menertawakan Kayla.

Kayla tampak tak menerima dengan perkataan Claudia, dia berjalan menghampirinya lebih dekat.

"Bersikap baiklah padaku jika kamu benar-benar ingin masuk ke keluarga ini. Kalau tidak jangan harap kamu bisa menikah dengan Kevin." Ancam Kayla.

"Aku tak takut padamu. Kevin mencintaiku dan kami akan menikah!"

Kayla kembali tergelak.

"Kalian akan menikah? Dia bahkan belum menceraikan Naya. Sebaiknya kamu bertanya padanya kenapa dia masih mempertahankan pernikahannya dengan wanita itu. Bisa saja kan jika Kevin ternyata sudah jatuh cinta padanya."

"Aku sangat mengenal siapa itu Naya, dia wanita baik yang mempunyai banyak pesona, dia juga jelas lebih cantik darimu. Aku yakin jika dia akan dengan mudahnya merebut Kevin darimu." Kayla tertawa sambil berjalan angkuh meninggalkan Claudia.

Claudia tampak sangat geram.

***

Naya kembali mengajar hari ini setelah beberapa hari absen.

Sepulang mengajar dia sibuk mencari-cari rumah yang bisa disewanya, rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah tempat dia mengajar.

Namun sayang, setelah beberapa lama mencari, dia tak kunjung menemukan rumah untuknya tinggal, dalam keadaan letih setelah berjalan kesana kemari, dia duduk di sebuah halte untuk beristirahat sejenak.

Dengan peluh yang membasahi kening, Naya mengipasi tubuhnya dengan sebuah kertas di tangannya, matanya menyipit menahan silau matahari yang tampak terik di siang bolong itu.

Tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berhenti tepat di hadapannya, Naya langsung tersenyum senang melihat Yumna yang muncul dari balik kaca memanggil-manggil dirinya.

Naya segera menghampiri mobil itu dan masuk ke dalamnya.

Beberapa saat kemudian.

Kevin melirik Naya yang tanpa banyak bicara terus memeluk Yumna dengan eratnya.

Wajahnya tampak sangat letih, wajahnya pucat dan dengan keringat membasahi keninngnya, Naya terus memeluk sang putri dan menciuminya.

"Bunda dari mana saja? Tadi aku sama ayah mencari bunda ke sekolah bunda tapi bunda tidak ada." Yumna mendongakkan kepalanya melihat sang ibu.

"Tadi bunda habis berjalan-jalan sebentar sayang," jawabnya dengan pelan sambil merekatkan pelukannya pada sang putri.

Kevin diam-diam merasa iba, dia tahu jika Naya pasti kelelahan setelah berusaha mencari rumah yang bisa disewanya.

Sedangkan Naya tiba-tiba teringat sesuatu, dia melihat jam tangannya dan langsung kaget sambil melirik Kevin di sampingnya.

"Yumna sudah seharusnya sampai di rumah, turunkan aku disini, aku akan pulang sendiri. Kamu harus segera antarkan Yumna pulang ke rumah. Kalau tidak mereka nanti curiga."

Kevin langsung mengambil ponselnya, dan melakukan panggilan pada seseorang.

"Halo ibu. Sepertinya aku dan Yumna akan pulang telat. Aku ingin mengajaknya jalan-jalan dulu."

"Iya ibu. Tentu saja aku akan menjaga Yumna dengan baik. Ibu jangan khawatir." Kevin mengakhiri pembicaraannya dengan sang ibu di telepon.

Yumna langsung berteriak senang. Sementara Naya tampak lega. Dia kembali memeluk putrinya, merasa senang karena waktunya bersama Yumna bisa lebih lama.

Mereka akhirnya sampai di apartemen.

Naya langsung mengajak Yumna masuk ke dalam kamarnya, setelah berganti baju dan melaksanakan sholat, keduanya kembali ke ruang tamu dimana Kevin sedang sibuk bertelepon dengan sekretarisnya, dia meminta jadwal pertemuannya siang ini ditunda.

Tak berapa lama pintu diketuk, Kevin segera membukanya lalu kembali masuk dengan membawa beberapa kantong plastik berisi makanan.

Setelah itu mereka makan bersama, sambil diselingi oleh celotehan polos Yumna.

"Bunda. Kapan ayah dan bunda akan memberikan adik bayi untuk aku?"

Kevin dan Naya serentak tersedak makanan, keduanya buru-buru mengambil gelas lalu meminumnya dengan salah tingkah.

"Teman-temanku di sekolah banyak yang sudah mempunyai adik. Aku kapan punya adiknya?" Yumna memelas, tak memperdulikan kedua orang tuanya yang masih terbatuk-batuk kecil sambil menepuk-nepuk dada mereka.

Setelah batuknya reda, Naya mencoba tersenyum sambil melihat putrinya.

"Iya sayang. Nanti, sekarang habiskan dulu makanannya."

"Nanti itu kapan bunda?" Yumna masih tak puas akan jawaban sang ibunda.

Naya dan Kevin saling berpandangan dengan canggung.

Beberapa saat kemudian.

Naya sibuk mencuci piring dan membereskan dapur. Tiba-tiba Kevin datang menghampirinya untuk mencuci tangan.

"Tetaplah tinggal disini," ucap Kevin sambil mencuci tangannya.

Naya hanya melirik sekilas namun kembali merapikan piring-piring.

"Tidak. Setelah dapat rumah, aku akan segera pergi," ucap Naya kemudian.

"Lakukanlah demi Yumna." Kevin menatap Naya yang masih fokus dengan piring-piringnya.

Naya tak bereaksi.

"Jika kamu bersikukuh untuk pergi dari sini, aku tak akan pernah mengurus perceraian kita." Kevin mengancam.

Naya tertegun sejenak lalu menoleh melihat Kevin dengan gurat kekesalan di wajahnya.

"Silahkan. Yang akan rugi jika kita tidak bercerai itu kamu bukan aku." Naya mengingat percakapan mereka tadi malam dimana Kevin mempunyai pacar yang ingin dinikahinya.

"Oh ya?" Kevin tersenyum.

Dia melangkah maju mendekati Naya.

Naya kaget.

"Kurasa aku juga akan diuntungkan jika terus mempertahankan pernikahan kita ini."Kevin terus melangkah maju mendekatinya.

"Apa maksudmu? Kamu mau apa?" Naya yang panik tak bisa mundur karena ada kulkas di belakangnya.

Kevin menarik tangan Naya. Membuat keduanya saling bertatapan.

Tiba-tiba Kevin mendekatkan mulutnya pada telinga Naya, membisikkan sesuatu.

"Aku bisa saja menuntut hakku sebagai suamimu."

"Lagi pula Yumna sudah meminta adik bayi. Apa tidak sebaiknya kita mengabulkan keinginannya. Bagaimana?"

Terpopuler

Comments

ferdi ferdi

ferdi ferdi

aowww kevin

2024-12-13

0

Sri Mulyani

Sri Mulyani

sekesek DECH

2024-10-04

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

🤣🤣🤣modus

2024-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!