Bertemu Bunda.

Kevin lalu berjalan menuju pintu, mematikan lampu kamar lalu keluar dari sana dengan menutup pintu secara perlahan.

Dia kaget melihat Kayla yang tiba-tiba sudah ada di depannya.

"Apa Yumna sudah tidur?" tanyanya dengan wajah yang sedih.

Kevin tak menjawab, hanya tertegun sambil menatap tajam wanita di depannya. Dari atas hingga ke bawah dia tampak memperhatikan Kayla dengan seksama.

Dia tahu jika dirinya tak bisa begitu saja percaya pada Naya, namun entah mengapa sulit baginya untuk mempercayai wanita di hadapannya ini.

"Apa Yumna sudah tidur?" Kayla mengulangi pertanyaannya karena Kevin yang terus terdiam tak menjawab.

"Iya." Kevin menjawab sambil melengos pergi.

"Apa kamu keluar tadi mencari Naya?" tanya Kayla tiba-tiba membuat langkah Kevin berhenti seketika.

"Iya," jawabnya cepat sambil membalikkan badannya melihat Kayla.

"Apa yang dikatakannya? Apa dia tidak mengakui semua kejahatannya?" tanya Kayla lagi dengan gugup.

Kevin tersenyum sinis.

"Dia mengatakan banyak hal. Tentang kenyataan yang sebenarnya terjadi." Kevin kembali melangkah.

"Jangan dengarkan apapun perkataannya. Dia wanita yang licik dan jahat. Dia juga pintar bersandiwara, dia akan dengan mudahnya mengelabui orang-orang," ucap Kayla sambil berjalan mengikuti Kevin di depannya.

Kevin kembali tersenyum sambil membalikkan tubuhnya melihat Kayla lagi.

"Oh ya? Kalau begitu aku harus lebih berhati-hati padanya," ucapnya sambil bersedekap dada.

"Kamu juga harus segera menceraikannya," ucap Kayla lagi.

Kevin hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku tidak menyangka dia akan menjadikan putriku umpan untuk bisa menikahimu dan masuk ke dalam keluarga ini." Kayla nampak geram.

"Oh iya. Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tentu."

"Boleh aku tahu alasan kamu pergi meninggalkan kakakku padahal saat itu kamu sedang hamil besar?" Kevin tak bisa menahan rasa ingin tahunya akan alasan wanita yang dinikahi kakaknya ini pergi meninggalkan suaminya waktu itu.

Kayla gelagapan.

"Aku. Waktu itu aku hanya sedang merajuk saja pada kakakmu. Waktu itu aku tak berniat untuk meninggalkannya, aku pura-pura akan pergi tapi kakakmu membiarkan aku pergi dan tak pernah mencariku, sampai aku melahirkan dia sudah tak peduli lagi padaku."

Kevin mengerutkan keningnya tak percaya, namun dia tak kan serta merta langsung mengatakannya.

Hal itu membuatnya semakin yakin jika kali ini sepertinya dia harus lebih mempercayai Naya. Wanita di hadapannya ini tampak seperti wanita yang penuh dengan tipu muslihat.

Jika apa yang dikatakan Naya juga benar, Kevin yakin jika Kayla juga wanita yang tidak mempunyai hati, telah tega meninggalkan sang putri disaat umur yang masih kecil, dan alih-alih mengucapkan terima kasih pada Naya yang telah mengurus anaknya, Kayla malah datang dan melakukan fitnah keji padanya.

"Baiklah. Aku pergi dulu." Kevin berjalan menuju tangga.

"Tunggu dulu." Kayla menahannya.

Kevin membalikkan badannya lagi.

"Aku hanya ingin agar kamu cepat menceraikan Naya."

"Kenapa?" Kevin heran.

"Tidak apa-apa. Hanya saja aku ingin agar kita tak ada hubungan lagi dengannya."

Kevin hanya tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan langkahnya.

***

Pagi-pagi sekali Kayla sudah ada di meja makan dan menyiapkan sarapan untuk semua orang. Wajahnya tampak riang dengan dandanan yang begitu cantik.

Yanti dan suaminya tentu saja kaget, apalagi ketika Kayla memperlakukan keduanya dengan begitu baik dan sopan. Namun mereka tentu saja senang, sikap Kayla berbeda sekali dengan Naya yang kadang malah sering membantah semua perkataan mereka.

Kayla berlaku seolah dia adalah menantu rumah itu, dengan sigap melayani semua orang di meja makan. Tapi rupanya Yanti dan Cahyo suaminya tak mempermasalahkan hal itu, sekali lagi mereka senang karena Kayla seperti lebih dewasa dibandingkan dengan Naya.

Namun lain halnya dengan Kevin yang sama sekali tak mau dilayani, menolak diambilkan nasi juga lauknya, hal itu membuat Kayla sedikit kecewa.

Semuanya kaget ketika tiba-tiba Yumna datang sudah dengan memakai seragam sekolahnya menghampiri meja makan untuk ikut sarapan bersama.

Yanti tersenyum senang sambil membantu cucunya untuk duduk.

"Sayang. Kamu mau sekolah hari ini?"

Yumna dengan wajahnya yang cemberut hanya mengangguk pelan.

"Apa kamu sudah sehat nak?" Cahyo melihat cucunya.

Yumna lagi-lagi mengangguk datar.

Kevin yang berada di sampingnya tersenyum sambil mengusap punggung putrinya.

Kayla tiba-tiba menghampiri Yumna, berniat untuk mengambilkan nasi dan lauknya.

Yumna hanya terdiam saja. Terus memalingkan wajahnya dari wanita yang dari kemarin terus mengaku sebagai ibu kandungnya.

Mereka semua akhirnya makan bersama, Yanti dan suaminya juga Kayla tampak bahagia melihat Yumna yang sepertinya sudah tidak lagi menanyakan Naya.

"Yumna sayang. Boleh mama ikut mengantarkan Yumna sekolah?" Kayla melihat putrinya.

Yumna langsung menggelengkan kepalanya dengan mata fokus pada makanan.

"Kalau begitu sama nenek saja. Mau kan?" Yanti menimpali.

Yumna tetap menggelengkan kepalanya.

Cahyo memberi kode agar mereka tak memaksa.

Tak berapa lama Yumna sudah menghabiskan semua makanannya, dia segera berdiri sambil membawa piringnya ke dapur.

Kayla langsung berdiri dan mencegahnya.

"Simpan saja sayang. Biarkan nanti mama yang bawa ke dapur."

Yumna tak mendengarkan, dia tetap berjalan ke dapur mendekati wastafel.

"Kamu mau apa? Mencuci piring?" Kayla dibuat tak percaya.

Rupanya Yanti sudah ada di belakangnya.

"Itulah hasil didikan Naya selama ini, dia menyuruh anak sekecil itu untuk mencuci piringnya sendiri setelah makan," ucapnya sambil melihat Yumna yang sedang mencuci piring.

Kayla nampak syok.

"Apa? Naya yang menyuruh?" tanyanya tak percaya.

"Iya. Bukan hanya itu, Naya juga menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah yang lainnya."

"Aku tidak percaya Naya melakukan ini pada putriku!" Kayla nampak geram.

Yumna yang mendengarkan percakapan nenek dan ibunya hanya terdiam menahan tangis mendengar bundanya terus di jelekkan dan salahkan.

Dia hanya kembali berjalan tanpa menghiraukan keduanya. Yumna lalu menghampiri ayahnya.

Kevin yang sudah menunggunya lalu mengajak Yumna untuk berangkat sekolah.

Tanpa berpamitan pada semuanya, Yumna menaiki mobil.

Di dalam mobil.

"Yumna tidak mau sekolah ayah. Yumna mau ketemu sama bunda." Yumna menagih janji ayahnya tadi malam.

Kevin melirik putrinya lalu mengangguk pelan.

Yumna langsung tersenyum bahagia. Dia tampak tak sabar untuk bertemu lagi dengan bundanya.

Sementara itu.

Naya membuka kulkas besar di depannya, nampak kosong hanya ada beberapa botol air mineral disana. Dia lalu mengambil satu botol, membuka lalu segera meminumnya.

Naya lantas berjalan menuju jendela besar, tertegun sejenak sambil melihat pemandangan kota di pagi hari.

Dia langsung teringat akan Yumna, bertanya-tanya bagaimana keadaannya putrinya pagi ini, apakah perban di kepalanya sudah diganti dan apakah obatnya juga sudah diminumnya.

Mata Naya kembali berkaca-kaca, padahal matanya sudah sembab akibat menangis semalaman sebab merindukan sang putri.

Naya menunduk sedih lalu menghapus air mata di sudut-sudut matanya.

"Bunda..."

Naya mengangkat kepalanya, mendengar suara Yumna memanggilnya.

"Bunda..." Kali ini terdengar suara Yumna memanggilnya dengan sambil menahan tangisnya.

Naya langsung membalikkan tubuhnya dan kaget melihat Yumna di belakangnya bersama Kevin.

Yumna langsung menghambur pada pelukan sang ibunda, keduanya berpelukan dengan sambil menangis.

Beberapa saat kemudian.

"Yumna mau tinggal disini bersama bunda." Yumna melihat Naya penuh harap ketika keduanya duduk di atas sofa.

Naya melihat Kevin yang hanya tertegun mendengar perkataan Yumna.

Naya tak menjawab hanya langsung memeluk Yumna dengan eratnya.

Kevin turut merasa haru melihat keduanya yang sedang saling mencurahkan kerinduan dan kasih sayang.

Naya lalu mengajak putrinya berbincang, untuk menghilangkan kesedihan diantara mereka.

Sementara Kevin melihat jam tangannya, dia lalu berdiri untuk berangkat ke tempat kerjanya, dia berpamitan pada Yumna.

Melihat Kevin berdiri. Naya lalu ikut berdiri dan mengikuti di belakangnya.

Di depan pintu, dia memanggil Kevin untuk mengajaknya bicara sebentar.

"Kenapa kamu ajak Yumna kesini?" Naya berbicara dengan pelan agar Yumna yang duduk di sofa tak mendengar.

"Dia ingin bertemu denganmu."

"Tapi... Bagaimana kalau mereka tahu." Naya terlihat ketakutan.

"Kamu tenang saja. Mereka tak akan tahu, nanti siang aku akan menjemputnya lagi." Kevin bersiap untuk pergi.

"Tunggu dulu." Naya menahannya.

Kevin kembali melihat Naya.

"Terima kasih." Naya tersenyum.

"Sekali lagi terima kasih." Naya menitikkan air mata bahagianya karena sebenarnya dia bahagia Kevin membawa Yumna padanya.

Kevin tertegun. Dia merasa ini kali pertama Naya tersenyum padanya.

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

Kevin terpesona ya

2024-01-30

2

☠Arin_

☠Arin_

canteeek kan kalo senyummm

2023-12-17

0

Lilis Ilham

Lilis Ilham

semangat

2023-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!