Naya tak menjawab, dia hanya menatap Kevin tajam.
Kevin tersenyum, beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekati Naya.
“Makanlah, atau kamu ingin aku menyuapimu?” Kevin menarik satu kursi lagi dan duduk tepat di samping Naya.
Naya semakin keheranan melihat tingkah Kevin di sampingnya.
“Ada apa denganmu?” Naya memalingkan wajahnya dari Kevin.
“Seharusnya aku yang bertanya, siapa kamu?” Kevin menatap Naya.
Naya kembali melihat Kevin. Keduanya bertatapan.
“Apa maksudmu?” Naya gugup, dia kembali memalingkan wajahnya.
Kevin dengan cepat menarik tangan Naya. Membuat keduanya saling bertatapan dengan jarak dekat.
“Apa ada rahasia yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Kevin dengan tatapan matanya yang tajam.
Wajah Naya memucat seketika, matanya berkaca-kaca.
Melihat itu, sorot mata Kevin meredup, ambisinya untuk mencoba mengintrogasi wanita di depannya berubah lagi menjadi iba.
Kevin melepaskan tangan Naya di genggamannya. Membuat Naya langsung berdiri menjauh, membelakanginya.
Kevin ikut berdiri, melihat Naya yang berdiri dengan gusar, membuatnya memilih untuk pergi.
Melihat Kevin pergi, Naya lalu memegang dadanya sambil duduk lemas di atas kasur, menatap wajah Yumna membuatnya malah berderai air mata.
Sementara itu.
Kevin berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan rasa sesal kenapa tadi dia menghentikan aksinya, mengintrogasi Naya dan mengatakan jika dia sudah mengetahui semuanya.
Seharusnya tadi dia tak berhenti, hanya karena dia melihat mata Naya yang berkaca-kaca, mungkin saja itu adalah salah satu trik untuk mengelabuinya.
Kevin duduk di atas tempat tidurnya, memijat kening sambil menghela napas panjang. Dia tahu prasangkanya salah, tak ada trik atau pura-pura, tadi ketika untuk pertama kalinya dia menatap wajah Naya dengan cukup lama, dia tak melihat niat jahat di matanya, hanya ada ketulusan untuk Yumna dan ketakutan melihatnya.
Kevin kembali berdiri. Bagaimana-pun dia tetap harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa sampai Yumna ada padanya dan dimana ibu kandungnya saat ini.
***
Naya tak bisa tidur, dia duduk termenung di samping putrinya yang terlelap.
Dia merasa telah terintimidasi, perlakuan Kevin padanya tadi menyiratkan jika suaminya itu telah mengetahui semuanya.
Naya langsung melirik Yumna, dengan perlahan membelai rambutnya sambil berpikir jika Kevin pasti sudah tahu jika dia adalah bukan ibu kandung dari gadis kecil ini.
Ya. Dia memang bukan ibu Yumna.
Naya menangis. Kevin dan orang tuanya pasti tidak akan membiarkannya untuk tetap tinggal disini lagi bersama Yumna, atau bisa saja Kevin akan melaporkannya pada polisi akibat dari kebohongannya.
Naya terus menangis, hal apapun sebenarnya mampu untuk dia hadapi namun jika harus berpisah dengan Yumna, walaupun dia bukan ibu kandungnya, membayangkannya saja sudah membuatnya sedih.
Naya tahu dia harus melakukan sesuatu, mengatakan semuanya pada Kevin dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
**
Pagi hari.
Naya terus melihat ke arah pintu, namun yang ditunggu tak kunjung datang, dia melihat jam dinding dan ini sudah lebih dari waktu biasanya Kevin datang menghampiri Yumna untuk berpamitan sebelum berangkat kerja.
“Bunda. Apa ayah sudah berangkat kerja?” Yumna yang sedang menggambar melihat ibunya.
Naya hanya tersenyum. “Bunda tidak tahu sayang.”
Tiba-tiba pintu terbuka, Naya langsung melihat dan nampak kecewa karena yang masuk ternyata sang mertua.
“Nenek. Apa ayahku sudah berangkat kerja?”
“Iya sayang. Ayahmu tadi berangkat pagi-pagi sekali, dia sepertinya sedang sibuk.”
Naya yang mendengar langsung termenung.
“Kenapa ayah tidak kesini dulu dan menciumku?”
Yanti tersenyum.
“Kata ayah tadi katanya dia takut nanti kamu masih tidur.” Yanti menciumi cucunya.
Yanti melirik Naya yang sibuk membereskan mainan Yumna.
“Apa perban Yumna sudah kamu ganti?”
“Sudah.” Naya menjawab dengan tanpa melihat Yanti.
“Kalau begitu sebaiknya kamu sarapan saja dulu, biar Yumna saya yang jaga.”
Naya menyimpan boneka terakhir ke atas kasur.
“Sayang. Bunda pergi dulu ya, Yumna sama nenek dulu.”
Yumna mengangguk patuh.
Naya mengambil piring bekas tadi dia menyuapi Yumna kemudian pergi meninggalkan kamar.
Yanti memperhatikan dengan heran melihat Naya yang tidak seperti biasanya nampak pendiam seperti sedang ada masalah yang sedang dihadapinya.
Sementara itu.
Kevin hanya termangu mendengarkan detektif jika dia belum bisa menemukan ibu kandung Yumna.
“Saya akan terus berusaha mencari keberadaannya dan saya juga akan mencari tahu siapa sebenarnya wanita yang mengaku sebagai ibu kandung keponakan anda itu.”
“Baiklah. Saya tunggu kabar baiknya dari anda.” Kevin beranjak berdiri.
Di perjalanan.
Kevin frustasi, diharapkannya hari ini detektif akan memberinya informasi namun nyatanya keberadaan ibu kandung Yumna belum bisa mereka ketahui.
Sepanjang perjalanan dia terus berpikir jika sesampainya di rumah nanti haruskah dia kembali mengajak Naya berbicara dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Iya. Mungkin itu satu-satunya cara cepat agar dia bisa tahu ada apa di balik semua ini.
Kevin menginjak pedal gas, menancapkan kendaraannya lebih cepat melaju ke arah rumahnya.
Sesampainya di rumah.
Kevin tertegun kaget melihat Yumna yang digendong oleh neneknya menangis memberontak dengan terus memanggil-manggil ibunya.
Di sisi lain dia melihat Naya yang terduduk menangis sambil memasukkan bajunya yang berserakan ke dalam koper.
Di tengah-tengah, dia melihat wanita yang sepertinya tak asing baginya berdiri juga sambil menangis sedih. Seorang wanita yang akhirnya dia ingat adalah wanita yang ada di foto itu, dia adalah istri kakaknya, ibu kandung Yumna.
"Kevin! Kevin kamu harus tahu ini, wanita itu dia bukan ibu kandung Yumna." Yanti dengan penuh emosi menunjuk Naya.
"Kita semua telah dibodohi olehnya, dia telah menipu kita dengan mengaku-ngaku sebagai ibu kandungnya Yumna."
"Wanita ini, dia ibu kandung Yumna yang sebenarnya." Yanti menunjuk Kayla.
"Dia telah mengambil Yumna dengan paksa dari ibu kandungnya sendiri. Benar-benar wanita yang tidak mempunyai hati!"
"Dasar wanita jahat. Kenapa kamu melakukan semua ini? Kenapa kamu memisahkan anak dari ibu kandungnya? Kenapa kamu mengaku-ngaku sebagai ibunya Yumna?" Yanti melihat Naya dengan penuh kebencian.
Naya tak menjawab, dia yang sudah memasukkan semua bajunya ke dalam koper berdiri sambil terus melihat Kayla di depannya dengan berlinang air mata.
Sementara Kayla yang dilihat tak berani melihat Naya, hanya terus menangis sambil menundukkan kepalanya.
"Cepat pergi kamu dari sini, wanita jahat! Pergi sebelum kami melaporkanmu ke kantor polisi." Yanti menunjuk pintu dengan penuh amarah, sementara Cahyo hanya terus terdiam dari tadi, namun wajahnya menyiratkan kebencian yang sama pada Naya seperti istrinya.
Naya mundur perlahan sambil melihat putrinya yang terus menangis memanggilnya. Air matanya keluar dengan deras ketika dia mendengar Yumna memohon untuk tidak meninggalkannya.
"Bunda. Jangan tinggalkan Yumna! Nenek, aku mau ikut bunda. Lepaskan!" Yumna terus memberontak di gendongan neneknya.
Yanti lalu meminta ART untuk mengambil Yumna dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Melihat Yumna dibawa paksa memasuki kamarnya, membuat Naya semakin berurai air mata, hatinya pedih mendengar Yumna terus memanggil-manggil dirinya.
Kevin hanya tertegun melihat Naya akhirnya melangkah menuju pintu keluar, mendorong kopernya lalu menghilang di balik pintu.
Kevin melihat Kayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Miss Typo
sepertinya Kayla yg salah, atau itu Kayla palsu. tetep yakin Naya orang yg baik sayang Yumna
2025-01-03
3
ferdi ferdi
harusnya cari tau dulu bukan langsung ngusir naya,
2024-12-13
0
fitriani
bodoh kalian semua.... harusnya kalian taw kl naya itu tulus sayang k yumna walaupun dy bkn ibu kandung yumna
2024-09-15
0