Kuda

Kevin kaget ketika terbangun tengah malam, mendapati dirinya ketiduran di kamar Naya, dia langsung melihat ke sampingnya namun hanya ada Yumna di sana, sementara Naya yang tadi tidur di samping putrinya nampak tak ada.

Kevin beranjak dari tempat tidur dengan pelan dan hati-hati takut membangunkan Yumna yang sudah terlelap. Dia bermaksud pindah ke kamarnya dengan terlebih dahulu mencari Naya, karena harus tidur menemani putrinya.

Kevin sudah diluar kamar, dia mencari ke sekeliling, dan tak mendapati Naya dimanapun, namun kemudian dia melihat seseorang tampak sedang meringkuk tidur di kursi depan taman.

Ternyata benar saja, dia melihat Naya tidur sambil duduk meringkuk di atas kursi.

Wajahnya tertutupi helaian rambut yang bergerak-gerak diterpa angin malam. Sesaat dia berdiri memperhatikan dan mengerti kenapa sampai kakaknya bisa jatuh hati pada wanita ini, tak dapat dipungkiri jika Naya memiliki kecantikan yang alami. Di balik sikapnya yang keras, Kevin tahu jika sebenarnya Naya adalah wanita yang lembut yang penuh kasih sayang.

Kevin terus memperhatikan hingga tiba-tiba Naya yang kedinginan bangun dan kaget mendapati Kevin berdiri di depannya, dia langsung berdiri.

Kevin juga kaget tak menyangka jika Naya akan bangun sendiri.

“Kenapa kamu tidur disini? Pindahlah ke dalam, aku akan ke kamarku,” ucapnya sambil berjalan meninggalkan Naya.

Naya tak menjawab, hanya langsung memasuki kamarnya dan tidur bersama sang putri.

***

Sebulan sudah Yumna dan Naya menjalani kehidupan baru mereka yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan mereka yang dulu.

Saat ini Yumna sedang menikmati hari-harinya yang sempurna dengan keluarga utuh yang selalu diimpikannya berkat limpahan kasih sayang dari orang-orang di sekelilingnya, membuatnya sangat bahagia.

Sementara Naya, sedang berjuang dengan kesabarannya. Sudahlah dikucilkan, dianggap tidak ada oleh mereka, mengkritik pola asuhnya hingga mereka yang selalu mendikte apa yang harus dan tidak dilakukannya pada Yumna.

Naya sebenarnya bukan tipe wanita pengalah, dia akan membangkang jika itu benar menurutnya apalagi jika menyangkut soal sang putri, akan tetapi dia hanya malas jika seringkali harus berdebat, apalagi jika di depan putrinya, dia tak ingin Yumna tahu jika hubungan ibu dan kakek neneknya tidak baik-baik saja, seperti kali ini.

“Yumna sangat takut dengan binatang besar, apalagi kuda.” Naya mencegah Yanti dan Cahyo yang akan mengajak Naya untuk berkunjung ke kandang kuda milik mereka.

Cahyo malah tersenyum.

“Tidak mungkin! Almarhum ayahnya sangat menyukai kuda, mana mungkin anaknya tidak suka.”

“Iya. Kamu jangan mengada-ada. Sesampainya disana nanti Yumna pasti akan senang dan suka melihat kuda-kuda milik almarhum ayahnya.”

Naya mendesah. Dia mengalah. Lagi.

“Baiklah. Tapi tolong jaga dia dengan baik,” ucapnya pasrah.

“Kamu pikir hanya kamu saja yang bisa menjaga anak. Tentu saja kami juga akan menjaganya dengan baik.” Yanti berlalu pergi menuju kamar Yumna yang tengah bersiap.

Kevin melihat Naya dengan raut wajahnya yang cemas karena mengkhawatirkan Yumna yang akan dibawa berlibur oleh kedua orang tuanya.

“Kamu tenang saja. Kedua orang tuaku pasti akan menjaga Yumna dengan baik.”

Di akhir pekan itu, Naya ditinggalkan oleh semua orang, sementara Yumna diajak oleh kakek dan neneknya menginap di Villa di luar kota. Kevin juga pergi entah kemana, Naya tak ingin tahu karena selama ini walaupun keduanya berstatus sebagai suami dan istri, mereka tak pernah berkomunikasi kecuali hanya untuk urusan Yumna.

Naya menghabiskan waktu liburnya dengan membaca buku, sesekali keluar kamar untuk bercengkrama dengan para pegawai di sana. Sesuatu yang jarang dilakukannya jika ada Yanti di rumah.

Disaat dia sedang asyik mengobrol di dapur bersama para ART, Kevin datang dengan terburu-buru dengan wajahnya yang panik.

Mendapati Naya di dapur, dengan tanpa banyak bicara dia meminta Naya untuk ikut segera dengannya.

“Ada apa?” tanya Naya heran sambil mengikuti Kevin ke tengah rumah.

“Yumna.” Kevin membalikkan tubuhnya, melihat Naya dengan sedih.

“Yumna? Ada apa dengan Yumna?”

“Sesuatu terjadi padanya.”

“Apa yang terjadi?” Jantung Naya berdegup kencang.

“Aku tidak tahu pasti, tapi sekarang kita harus segera ke Rumah Sakit.” Kevin menarik tangan Naya.

Naya segera menepisnya kasar.

“Katakan dulu kenapa anakku ada di Rumah Sakit? Apa yang terjadi padanya?” Naya dengan matanya yang berkaca-kaca melihat Kevin dengan marah.

“Yumna jatuh dari kuda,” jawab Kevin pelan.

***

Kevin terus melirik Naya yang tak berhenti menangis di sampingnya, air mata seakan tak berhenti keluar dari kedua kelopak matanya memikirkan sang putri yang kini entah bagaimana keadaannya.

Melihat itu, Kevin meningkatkan laju kendaraannya, dia mengerti betul dengan apa yang kini dirasakan Naya, karena dia juga merasakan hal yang sama, apalagi dia ingat ketika ayahnya memberitahunya tadi, dan mengatakan jika Yumna terluka di bagian kepalanya.

Sesampainya di Rumah Sakit, keduanya lantas berlari menuju ruang UGD, nampak Yanti dan suaminya rupanya sudah menunggu kedatangan mereka.

Naya langsung mencari keberadaan putrinya, namun kemudian Yanti yang sedang menangis mengatakan jika Yumna sedang diperiksa dan belum bisa dilihat.

Naya terduduk lesu, tangisnya pecah memikirkan keadaan sang putri di dalam sana.

Kevin berjongkok dan mencoba menenangkannya, berbeda halnya dengan Yanti dan suaminya yang hanya berdiri tertegun melihatnya.

Beberapa saat kemudian dokter keluar dan menanyakan keberadaan kedua orang tua si anak.

Naya dan Kevin langsung berdiri.

“Persediaan darah kami menipis, salah satu dari kalian diharapkan untuk bisa mendonorkan darah.”

Naya kaget. Dia mundur beberapa langkah dengan syok. Namun kemudian dia melihat Kevin.

“Kamu saja. Kamu pamannya, golongan darah kalian pasti sama.”

Kevin kaget mendengar perkataan Naya.

Beberapa saat kemudian.

Kevin yang sedang diambil darahnya melihat Naya yang duduk di sampingnya tengah termenung dan tak lagi menangis.

Tampaknya Naya sudah agak sedikit tenang, setelah tadi dokter mengatakan jika keadaan Yumna baik-baik saja, hanya membutuhkan satu kantong darah karena luka di kepalanya tadi mengeluarkan banyak darah, namun keadaannya sudah stabil sekarang.

Kevin terus memperhatikan Naya dengan seksama.

Dia merasa ada sesuatu yang tengah disembunyikan oleh wanita yang terpaksa dinikahinya ini.

***

Naya menciumi tangan sang putri yang kini sudah dipindahkan ke ruang perawatan, sementara Yanti dan Cahyo hanya melihat tentu saja dengan rasa bersalah.

Seandainya mereka mendengarkan apa kata menantu mereka, maka semua ini tak akan terjadi. Keduanya justru memaksa Yumna yang jelas-jelas ketakutan untuk menaiki kuda, hingga Yumna yang sudah ada di atas kuda tidak tahan akan rasa takutnya menjerit dengan kencang, membuat kuda itu kaget dan membanting Yumna diatasnya dengan kencang hingga membuatnya jatuh terpelanting dan kepalanya mengenai batu.

“Sayang bangunlah. Ini Bunda,” ucap Naya berkali-kali.

“Sayang maafkan nenek dan kakek ya.” Yanti tiba-tiba menghampiri cucunya, memegang tangannya.

Naya melirik sekilas Yanti lalu kembali menatap wajah sang putri.

“Katanya kalian akan menjaganya dengan baik, tapi kenapa bisa seperti ini?” tanya Naya kesal dengan tanpa melihat ibu mertuanya.

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

sepertinya bener dugaan ku, Naya itu bkn ibu kandung Yumna tapi tantenya

2025-01-02

0

Sri Mulyani

Sri Mulyani

ibu kandung Yumna mungkin KK dr Naya.
bunda kandungnya meninggal saat melahirkan Yumna kali ya

2024-10-02

0

fitriani

fitriani

makanya mak lampir dan pak lampir harusnya kalian dengerin apa kata naya krn dy yg paling taw ttg yumna...

2024-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!