H-18

《 DISCLAIMER 》

Cerita ini hanya fiktif belaka dan hasil dari imajinasi Author .Jika ada kesamaan nama tokoh ,tempat kejadian ataupun cerita ,itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan .

*

*

*

Bayu dan yang lainnya akhirnya bergegas pergi ke pengungsian post 3 .Suasana dalam perjalanan terlihat hangat meskipun mereka tahu jika kehangatan ini bisa saja hilang dalam sekejab ,tapi karena mereka percaya pada Tuhan bahwa semuanya akan baik - baik saja ,membuat mereka melupakan sejenak rasa sedih dan mereka rasakan hanya ada perasaan bahagia .

" Ayah ,jika nanti semuanya sudah pulih ,aku ingin makan pizza bersama " Celetuk Rini membuat semua orang terkekeh pelan menatap gadis kecil itu .

" Boleh, nanti kita makan bersama haha " Jawab Budianto sambil mengacak - ngacak rambut anaknya .

Karina yang melihat kebersamaan anak dan suaminya itu pun terharu ,istri dari Budianto itu berjalan sedikit cepat menghampiri anak dan suaminya ,kemudian Budianto langsung memeluk erat tubuh Karina dan anaknya .

" Huh, disini romantis disana romantis ,aku dengan siapa " Keluh Mega yang melihat Budianto Family berpelukan sedangkan Bayu dan Jihan memapah Ara yang masih kesulitan untuk berjalan.

" Haha kamu sama Malik saja " Celetuk Jihan .

" Ish!aku sama dia?Tidak akan pernah terjadi!meskipun dia sedikit tampan sih ingat sedikit " Ucap Mega kesal .

Perempuan itu langsung berjalan cepat karena merasa matanya sakit melihat kebersamaan temannya dengan Bayu .

" Haha dasar Mega " Ucap Jihan .

Semua orang yang melihat tingkah lucu Mega langsung terkekeh pelan membuat si empunya mendengus kesal, tapi kemudian ia juga ikut tertawa bersama .

10 menit kemudian akhirnya mereka sampai di depan gedung pengungsian 3 .Begitu masuk melewati beberapa tentara yang berjaga ,mereka langsung di sambut oleh kapten Gilang yang melambaikan tangannya pada Budianto .

" Akhirnya kalian sampai " Ucapnya .

" Terima kasih sudah menyambut ku ,tapi ini sepertinya sangat berlebihan" Jawab Budianto terkekeh pelan.

Kapten Gilang yang mendengar ucapan dari Budianto langsung mengaruk kepala belakangnya kaku ,pria itu langsung menyuruh Budianto dan yang lainnya untuk segera masuk .Seperti dejavu ,mereka kembali melihat banyak orang yang seperti lautan begitu masuk ke dalam aula yang di jadikan tempat pengungsian.

Jihan yang berjiwa penolong itu pun langsung berlari membantu beberapa orang yang terluka bersama Mega.Sedangkan Bayu ,Ara ,Budianto dan anak istrinya mengikuti kapten Gilang pergi ke suatu tempat .

Setelah sampai di sebuah ruangan ,Bayu ,Ara dan Budianto masuk bersama kapten Gilang sedangkan Karina dan Rini menunggu di ruangan sebelah bersama anggota tentara yang lainnya .

" Ini pak alatnya " Ucap kapten Gilang memberikan alatnya .

Budianto mengganguk dan mengambil sedikit darah Ara ,ia kemudian mengetes kan sedikit darah Ara pada alat itu dan saat suara tit tit panjang berbunyi membuat mereka menahan nafas sebentar .

Ara yang berdiri di samping Budianto menatap kakaknya sambil tersenyum lemah .Gadi itu kemudian duduk di kursi yang ada di sana dengan tatapan yang kosong .Sedangkan Bayu memejamkan mata merasa dunianya langsung hancur ,pria itu tidak ingin jika adik nya meninggalkannya .

Kapten Gilang dan Budianto menatap Ara dengan tatapan sedih .Mereka tahu bagaimana perasaan adik kakak itu .

" Sekarang sudah jelas kan? kak aku mohon tolong jauhi aku ya " Ucap Ara pelan .

" Tidak Ara ,aku tidak mau melakukan itu ,kita bisa mencari obatnya bukan? " Bujuk Bayu berjalan menghampiri Ara .

" Keluar kak ,semuanya! Tolong keluar dari ruangan ini "Desis Ara menatap tajam pada 3 pria yang ada di hadapannya .

" Tunggu , jangan gegabah lagi Ara " Bayu menatap Ara memohon .Pria itu takut adiknya melakukan hal berbahaya seperti tadi .

" Kita memang belum mendapatkan vaksinnya, tapi pemerintah sudah memberikan alternatif untuk memperlambat penyebaran virus di dalam tubuh ,dan jangan khawatir ,mereka pasti akan segera menemukan obatnya " Ucap kapten Gilang sambil berjalan mendekati Ara .

" Maksudmu apa? " Budianto bertanya karena merasa bingung .

" Pemerintah memberi ku obat anti kanker yang nantinya akan aku berikan pada beberapa orang yang sudah terinfeksi seperti Ara , katanya obat itu untuk memperlambat masa inkubasi , dan jangan khawatir obat itu sudah di uji dan di nyatakan berhasil memperlambat penyebaran sebelum kita mendapatkan vaksin nya " Jelas kapten Gilang .

Ara yang mendengar itu langsung menatap kapten Gilang ,ia ingin meyakinkan kembali apa yang di ucapkan kapten Gilang itu benar atau hanya bualan semata.Jika benar ia sangat berterima kasih karena mungkin ia bisa lebih lama bersama sang kakak.

Kapten Gilang mengangguk membalas tatapan Ara .Ia langsung memerintahkan tentara yang berjaga mengambil obat untuk Ara .

" Kamu dengar itu kan dek ,jadi jangan khawatir ya ,semoga seorang disana cepat membuat vaksin untukmu dan semua orang " Ucap Bayu tersenyum pada adiknya .

" Permisi pak ini obatnya " Seorang tentara memberikan obat anti kanker pada kapten Gilang .

Gilang mengangguk dan menyuruh tentara itu untuk kembali berjaga, kemudian ia mengambil jarum suntik .

" Tahan ya " Ucap pelan kapten Gilang .

Ara mengangguk dan perlahan kapten Gilang menyuntikkan obat itu pada Ara membuat gadis itu sedikit meringis sakit .

" Tahan dek " Bayu mengusap lembut bahu adiknya .

" Gadis pintar " Ucap kapten Gilang setelah selesai menyuntikkan obat itu pada Ara .

" Adik ku memang pintar " Seru Bayu menjawab ucapan kapten Gilang .

Kapten Gilang terkekeh pelan , ia kemudian pamit pergi, sedangkan Budianto pamit juga untuk menemui istrinya .Mereka membiarkan adik kakak itu berdua untuk menenangkan satu sama lain .

" Dek jangan tinggalin kakak ya " Ucap Bayu tiba - tiba .Pria itu menatap adiknya denan sorot mata sendu membuat Ara menangkup pipi kakaknya .

" Kakak jangan khawatir ,bukannya tadi kapten Gilang bilang jika obat ini akan memperlambat penyebaran virus di tubuhku?aku akan baik - baik saja kak ,doakan saja semoga ada seseorang yang bisa membuat obat untuk virus ini " Ucap Ara menatap mata sang kakak .

Mata hitam legam sang kakak membuat Ara mengingat ibunya karena dirinya bermata coklat seperti Ayahnya .Gadis itu dengan pelan mengusap pipi kakaknya .

" Janji ya dek ,kamu harus janji " Ucap Bayu sambil mengecup pelan kening adiknya .

" Aku berjanji kak " Jawab Ara memejamkan matanya saat merasakan kecupan hangat dari kakaknya .

****

****

Terlihat Jihan sedang mengobati seorang laki - laki paruh baya yang kakinya terluka ,ia dengan telaten mengganti balutan kain yang terlihat sudah rusak .

" Nah selesai pak " Ucap Jihan tersenyum .

" Terima kasih nak " Laki - laki paruh baya itu tersenyum padanya ,membuat Jihan merasa senang .Kemudian dokter itu melihat ke sekitar dan melihat Mega yang sedang beradu argumen dengan seseorang .Karena penasaran Jihan langsung pamit pada laki - laki paruh baya itu dan berjalan cepat menghampiri Mega.

" Sudah tahu jika itu salah bapak!kenapa anda malah menyalahkan nenek itu " Seru Mega pada seorang laki - laki yang ternyata si jaksa .

" Apa!kenapa jadi salah saya?nenek itu yang menyenggol saya !lihat nasi kepal saya sampai jatuh " Sanggah si jaksa menunjukan jarinya ke arah nasi kepalnya yang sudah berserakan di lantai .

" Anda bilang apa?jelas - jelas anda yang menyenggol nenek ini ,aku melihatnya dengan jelas " Jawab Mega kesal .

Ia kesal sekali saat melihat laki -laki itu mendorong si nenek di depan matanya hanya karena salah ia sendiri yang tidak hati - hati saat berjalan.

" Ada apa ini Mega? " Ucap Jihan tiba - tiba menimpali perdebatan antara Mega dan si jaksa yang memutar bola matanya malas .

Mega pun langsung menceritakan apa yang terjadi pada Jihan ,membuat dokter cantik itu langsung menatap ke arah si jaksa yang angkuh.

" Seperti yang di katakan teman saya ,ia melihat bapak yang pertama kali menyenggol nenek ini , kemudian bapak malah menyalahkanya?itu sungguh perbuatan yang sangat buruk pak ,bukannya bapak itu seorang jaksa? " Ucap Jihan kesal .

" Anda percaya dengan perkataannya?Ah benar karena anda teman perempuan itu pasti anda membelanya dan benar ,saya seorang jaksa,saya bisa menuntut kalian atas pencemaran nama baik "

Ucapan si jaksa membuat Mega terkekeh pelan ,ia langsung melayangkan bogem mentah ke arah laki - laki brengsek itu dengan sekali gerakan.

Buagh'

*

*

*

Hai sobat sachie..

Gawat ternyata Ara positif huhu gimana perasaan kalian pas dengernya ?sedih ngak?

Wah wah ada apa tuh di episode akhir?Mega langsung kasih bogem mentah hahaha

Next episode ya 💖💖

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!