《 DISCLAIMER 》
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hasil dari imajinasi Author .Jika ada kesamaan nama tokoh ,tempat kejadian ataupun cerita ,itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan .
*
*
*
Setelah berhasil keluar dari gedung lewat pintu belakang, Bayu dan yang lainnya, bergegas mencari tempat yang aman untuk mereka tempati sementara.
"Sial! bagaimana bisa ini terjadi!" Umpat Bayu dengan nafas memburu. Dia yang terus berlari dengan sang adik yang dia gendong membuat pria itu kelelahan.
"Kak, turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri sekarang." Gumam Ara yang melihat kakaknya kelelahan karena nya.
"Diamlah! aku tidak ingin kehilangan orang yang berharga lagi bagiku." Jawab Bayu dengan ketus.
Alasan pria itu berhenti menjadi pemadam kebakaran juga, karena ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan tanpa sempat dirinya menolong. Itu sebabnya dia sangat benci dengan pekerjaan yang dulu dia sukai itu.
"Hosh... hosh hampir saja kita jadi mangsa para zombie." Ucap Mega.
Jihan mengangguk mengiyakan, lalu menoleh ke samping melihat Jena yang tengah mematung menatap ke sebrang jalan. Dokter itu bertanya-tanya, apa yang membuat guru adiknya Bayu itu diam tak bergeming tanpa berkedip .
Karena penasaran, Jihan pun mengikuti arah pandang guru itu, dan.
Deg!
Jihan tertegun, kaget melihat Ningsih tengah berdiri di sembrang sana, menatap tajam ke arahnya.
"Ningsih." Gumam Jihan.
Mega yang mendengar gumaman itu, sontak menoleh ke arah yang sama, lalu reaksi selanjutnya sama seperti Jihan. Sedangkan Jena yang tadi hanya diam tak bergeming, berlari menghampiri Ningsih dengan perasaan haru.
"KAK NINGSIH!" Teriak Jena pada kakaknya.
"JENA! DIA BUKAN KAKAKMU!" Teriak Bayu saat melihat Jena berlari ke arah kakaknya.
Jena yang tidak peduli dengan teriakan Bayu tetap saja berlari, dia sangat merindukan sang kakak. Dan melihatnya sekarang berada di hadapannya. Perempuan itu tak tahan untuk tidak memeluk sang kakak detik itu juga.
"Kakak aku sangat merin-uhukh." "JENA!"
jleb!
Tiba-tiba perut nya di tusuk pisau. Jena menunduk melihat jika kakaknya sendirilah yang menusuk perutnya. Lalu mendongkak dan tersenyum lirih pada sang kakak.
"Pergilah... uhukkh!" Ucap Jena pada teman - temannya.
perempuan itu menoleh pada Jihan sambil tersenyum manis, kemudian mengucapkan kata terima kasih tanpa suara pada dokter teman kakaknya itu. Membuat Jihan tak tahan untuk tak menitikkan air matanya menatap Jena nanar.
Dengan sekuat tenaga Jena mencabut pisau di perutnya, lalu meraba wajah kakaknya dengan tangan yang sudah penuh darah yang membuat wajah si kakak kotor karena darahnya.
"Maaf." Ucap lirih Jena memejamkan mata, lalu dengan sekali gerakan, dia menusuk perut sang kakak.
Jleb!
" Uhukkhh " Ningsih yang di tusuk oleh adiknya langsung memuntahkan darah hitam dari mulutnya, kesadaran perempuan itu kembali, dia menatap sang adik yang juga tengah menatapnya.
"Akhirnya." Gumam Ningsih tersenyum manis pada adiknya, dia berhasil. Ningsih berhasil bertemu kembali dengan adiknya. Dia sangat bahagia, sekaligus sedih. Sambil membalas pelukan sang adik. Ningsih mengambil sebuah pistol dari sakunya dan memutuskan untuk bunuh diri bersama sang adik yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya.
Dor!
"TIDAK! HIKS.. HIKS... HIKS... HUAAA " tangis Jihan pecah, sebagai dokter. Dia di butuhkan untuk mengobati seseorang yang terluka, tapi sekarang. Tepat di depannya, ada dua orang yang terluka. Tapi, dia tidak bisa membantu satu pun orang itu. Isakan kecil masih terdengar dari bibir dokter itu. Sama halnya dengan Jihan, Mega pun mendongkakkan wajahnya ke atas, berharap air matanya bisa dia tahan. Tapi percuma, sekuat apapun dia menahannya. Air mata yang mengenang di pelupuk matanya, perlahan jatuh. Perempuan itu menangis tanpa suara.
"Selamat jalan Jena." Ucap Bayu menitikkan air matanya, lalu memeluk sang adik yang tengah terisak pelan. Sementara Budianto, dia memejamkan mata, dan menenggelamkan kepala sang anak untuk tidak melihat kejadian mengerikan di depannya dan berdoa semoga sang istri baik-baik saja di suatu tempat, entah dimana itu.
****
Dan yang di harapkan Budianto terjadi, Karina, istrinya ternyata selamat, wanita itu tengah mengawasi keadaan di balik tong sampah. Sudah berkali-kali dia mencari tempat pengungsian, tapi ternyata tidak ada.
"Sakit sekali." Ucap lirih Karina melihat kakinya yang sedikit lecet.
Drap ... drap... drap
Suara derap langkah kaki membuat Karina langsung bersembunyi kembali bersembunyi, lalu mengintip dengan ekot matanya melihat apakah itu zombie atau manusia.
wanita itu mengigit bibirnya karena melihat seorang pria dengan gelagat aneh berjalan sempoyongan menghampiri tempatnya bersembunyi . Tapi untungnya, pria tidak jadi, dan putar balik berlalu pergi. Sambil menetralkan degub jantungnya, Karina perlahan keluar dari tempat persembunyianny.
"Mau kemana?" tiba - tiba sebuah suara di samping telinganya membuat tubuh wanita itu membeku.
"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu hm, mungkin sedikit saja tidak apa-apa kan." Ucap pria itu yang ternyata ialah Malik.
Dengan spontan, Karina yang merasa takut langsung mengsmackdon tubuh Malik dengan keras.
"Akh!sialan!"
Karina yang melihat ada kesempatan langsung berlari menjauh membuat Malik berteriak marah padanya.
Istri dari Budianto itu berlari tak tentu arah sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang. Karina mendongkak dan melihat suami beserta anaknya selamat .
"Mas Budi!" "Karina!" "Ibuu!"
Budianto sontak memeluk erat tubuh sang istri dan mengecup beberapa kali pucuk kepalanya merasa bersyukur karena ternyata sang istri selamat.
Pertemuan keluarga itu membuat Bayu dan Ara yang melihatnya senang. Begitu juga dengan Jihan dan Mega yang sudah membaik terharu melihatnya.
"Karina aku senang kamu bisa selamat." Ucap Budianto memeluk istrinya erat.
Karina mengangguk, dia menangis tersedu-sedu dalam pelukan suaminya.
"Hm.. maaf mengganggu pak, tapi, bagaimana jika kita menunda dulu melepas rindunya?" Ucap Bayu yang takut jika ada zombie yang melihat mereka.
"Ah maafkan kami." Ucap Budianto. Lalu mengajak semuanya untuk kembali berjalan.
****
Setelah beberapa menit berjalan, mereka menemukan sebuah toko yang sudah porak poranda, tapi untungnya pintunya masih bisa di perbaiki.
Karena Bayu mantan pemadam kebakaran, pria itu pun memperbaiki pintu detik itu juga. Sedangkan Karina, dia akan memasak makanan karena dia tahu jika semua orang pasti sudah kelaparan, beruntungnya dia tak sengaja menemukan tumpukan mie instan di dapur toko itu.
"Woah, ternyata kakak kamu hebat ya." Seru Jihan menatap kagum Bayu. Dokter cantik itu melihat Bayu yang sangat lihai memperbaiki setiap kerusakan yang ada di pintu itu.
"Kak Bayu, Dokter Jihan bilang menyukai kakak." Seru Ara membuat dokter Jihan melototinya.
"Ahkk!" "Astaga kakak kenapa!?" Karena kaget mendengar ucapan dari adiknya, Bayu tidak sengaja membuat tangannya terluka karena palu.
Jihan yang melihat jari Bayu terluka langsung membuka P3K dan berjalan cepat-cepat menghampiri Bayu, lalu dengan telaten mengobati luka itu. Dan sedikit meniup-niup lukanya, membuat Bayu sedikit salah tingkah.
"Cie-cie pipi kak Bayu merah tuh!" Ucap Ara menggoda kakaknya dan dokter Jihan.
"A-apam" "A-aku hanya."
Jawab Bayu dan Jihan berbarengan, membuat Ara kembali tertawa kecil melihatnya,lalu berpindah tempat duduk di samping Rini yang sedang bermain dengan bonekanya.
Bayu dan Jihan yang menyadari kesalahannya, langsung merutuki mulutnya yang tidak bisa mereka kontrol.
"Aku minta maaf." "Maafkan aku." Lagi-lagi mereka berbicara berbarengan, membuat Bayu dan Jihan saling bertatapan, lalu tertawa kecil menyadari kebodohan mereka berdua.
Sedangkan Ara yang mendengarnya langsung bersiul menggoda dua sejoli itu.
"Anak-anak ayo kita makan." Ucap Karina yang sudah menyiapkan makanan, ya meskipun hanya mie instan, tapi bagi mereka. Bisa makan dalam situasi seperti ini saja itu sangat menguntungkan.
*
*
*
Hai sobat sachie...
Gimana masih setia ngak nih sama Jakarta is in danger?
Hihi yang setia sama cerita ini sachie doain semoga kalian masuk syurgaaa...aamiin paling serius..
Gimana respon kalian kalau ada di situasi seperti itu?
Jangan lupa like ,komen ,vote ya hadiah juga sachie nerima hihi ...
Terima kasih yang udah ngasih like ,komen ,vote begitu juga hadiah buat sachie..
Love seuniverse 💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Pims Sinung Mulia
karya bagus thor. bahasanya simpel. walaupun ceritanya sederhana tapi enak dan mudah dicerna. nggak berat untuk hiburan saat senggang, next bikin crita kultivator dong, dg gaya yg sperti ni juga, lugas simpel dan gak ber-belit2.
2023-05-21
0